BYH 28: Diserang Lagi.

1K 65 1
                                    

Suara dentingan antara sendok dan piring mulai terdengar ketika kelima remaja ini memasuki kantin. Pandangan mereka beredar ke seluruh wilayah untuk mencari bangku yang kosong untuk ditempati. Dan setelah mereka menemukan bangku yang pas dengan jumlah mereka, mereka langsung berjalan ke arah bangku itu dan langsung duduk disana.

Sebenarnya, Eva ingin menceritakan tentang sosok yang menguasai tubuh Zidane tadi. Namun dia pikir, ini bukan saatnya. Dan dia lebih memilih uantuk diam.

"Mau mesen apa?" tanya Achi memecah keheningan diantara mereka.

"Gue samain kayak lo," jawab Riri dan Eva serempak. Achi mengangguk dan pandangannya beralih pada Zidane dan Rayhan yang masih diam dengan pandangan kosong menatap meja.

"Eh kesambet aja lo. Ngelamun mulu," tegur Achi sambil menggebrak meja yang ditatap Zidane dan Rayhan dengan pelan. Kedua cowok itu langsung tersadar dan menatap Achi dengan ekspresi bertanya.

"Pesen apa?" ulang Achi.

"Samain kayak lo," jawab mereka berdua.

"Lah? Kompak banget lo berempat."

"Sana pesen. Gue laper nih kebanyakan mikir daritadi." ujar Zidane. Achi hanya mendengus sebal lalu pergi dari hadapan mereka berempat. Eva dan Riri yang duduknya berhadapan dengan Rayhan dan Zidane, langsung memasang ekspresi bingung.

"Mikir apa sih lo?" tanya Riri.

"Lo merasa ada yang aneh gak sih?" ujar Zidane. Riri langsung berkerut kening. Kedua lipatan tangannya ia letakkan diatas meja, "Aneh? Gak tuh. Eh iya, gue merasa ada aneh waktu lo berubah jadi dingin tiba-tiba. Kenapa sih?" sambung gadis itu.

"Dingin? Sejak kapan gue jadi dingin?"

"Tadi. Lo berubah jadi cuek banget bahkan gak ngomong sama sekali." sahut Rayhan.

"Masa sih?" tanya Zidane. Dia mengalihkan pandangannya pada Eva yang duduk di sebelah Riri, "tapi tadi gue gak ngerasain apa-apa loh. Tau-tau gue sadar pas lagi di danau kecil yang angker itu loh." jawab Zidane. "Ada Eva juga malah," sambung Zidane.

Rayhan dan Riri langsung menatap Eva yang sekarang terlihat terkejut. Riri menghadapkan tubuhnya pada Eva, "beneran, Va? Ngapain lo disana sama Zidane? Jangan-jangan..."

Eva mengerutkan keningnya, "jangan-jangan apa? Tadi tuh gue ya kebetulan lewat aja trus ngeliat Zidane yang mau jatuh ke danau itu. Yaudah deh gue selametin aja," ujar Eva.

"Kebetulan lewat? Gak masuk akal banget deh. Lo lewat sana emangnya mau kemana? Jalannya kan cuma mengarah ke gudang sekolah sama danau itu. Lo mau ke gudang? Gak mungkin lo ke gudang."

Seketika Eva terdiam mendengar ucapan Rayhan. Benar juga apa kata Rayhan. Jalan disana cuma mengarah ke gudang dan danau kecil itu, tidak ada ruangan apapun disana. Eva tidak mungkin jawab 'gue pergi ke gudang'. Bisa disangka yang tidak-tidak oleh mereka bertiga.

"Ada yang lo sembunyiin dari kita." ujar Riri.

"Tau darimana lo?" balas Eva.

"Lo keliatan mikir keras banget pas mau jawab pertanyaan Rayhan. Lo pasti nyari jawaban yang masuk akal, 'kan?" tanya Riri.

Belum sempat Eva menjawab, Achi sudah datang dengan membawa nampan berisi pesanan mereka semua. Dibantu oleh ibu-ibu penjual makanan di belakangnya. Setelah selesai meletakkan dua nampan itu, ibu-ibu penjual makanan itu pergi dan Achi langsung duduk di dekat Eva dan Riri.

"Eh lo udah bayar?" tanya Rayhan.

"Udah. Makasih lo sama gue, gue bayarin tadi." balas Achi.

"Makasih Achi..." jawab mereka berempat serempak.

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang