BYH 13: Gadis bermuka dua.

1.3K 81 10
                                    

"ELO?!?!" ucap Zidane saat melihat wajah orang yang mengintai mereka.

Baru saja orang itu melarikan diri, Zidane menahan tangan orang itu dan menarik nya dengan kasar. Yang lain langsung datang menghampiri mereka berdua.

Zidane memegang kerah baju orang itu dan menatap orang itu dengan tatapan membunuh. Ya, dia adalah orang yang sempat menculik nya waktu itu.Dan orang yang hampir membunuh Kharisma.

"Kenapa lo muncul lagi disini, hah?! Belum puas lo udah hampir nyulik gue dan hampir bunuh Kharisma?! Mau lo apa?!" tanya Zidane.

"Ma-maaf, aku hanya melaksanakan perintah dari tuan ku." Zidane terdiam. Tangan nya mulai melepaskan kerah baju orang itu. Mereka semua menatap nya dengan heran.

"Apa maksud mu?" tanya Rahma.

"Siapa yang udah menyuruhmu untuk melakukan semua ini?" tanya Riri.

Orang itu menunduk dan menghela nafas berat. Hafidz, Rayhan dan Fathur menenangkan Zidane yang tampak emosi.

"Se-seorang anak kecil, dia sangat mengincar kalian, dia berusaha untuk mendapatkan kalian, gadis itu sering sekali mengancam ku jika aku tidak bisa membunuh kalian, aku akan dibunuh dengan nya."

Semua nya tampak berfikir. Mencerna kata-kata sang penculik itu. Siapa gadis yang dia maksud? Mengapa dia sangat mengincar mereka?

*****

Angin malam berhembus dengan kencang. Membuat suasana disini menjadi dingin. Ditambah dengan aura horor yang ada di sekitar rumah ini.

Seorang anak lelaki sedang duduk di sebuah bangku panjang sambil memandang ke depan. Fikiran nya tetap tertuju kepada ucapan sang penculik itu. Mereka tidak dekat dengan gadis manapun. Kecuali, Alena. Tapi dia tidak mungkin melakukan itu karena umur nya yang masih sangat muda.

Seseorang menepuk pundak nya dan membuat dia sedikit tersentak. Dia mendongakkan wajah nya dan ternyata itu Zidane dengan semua teman-teman nya.

"Bengong aja sih lo." tegur Rahma yang langsung duduk di bangku sebelah kanan nya.

"Mikirin apaan sih?"

Fathur menopang dagu nya dengan tangan kanan nya sambil mengerutkan kening nya, "Kok gue masih kepikiran sama kata-kata penculik tadi ya?" tanya nya kemudian memandang teman-teman nya satu per satu.

Mereka terdiam. Sebenarnya mereka juga memikirkan hal yang sama dengan Fathur. Riri menyeruput minuman es teh nya, "Gue juga."

Riri meletakkan gelas nya di atas meja dan langsung menatap mereka satu per satu. "Btw siapa sih gadis yang dimaksud sama penculik itu?"

"Entahlah." jawab Hafidz sambil mengangkat kedua bahu nya.

"Alena..." lirih Achi. Mereka semua menoleh kepadanya. "Apa mungkin dia Alena?" sambung nya.

*****

Rahma dan Kharisma sedang berada di sebuah ruangan. Mereka semua sudah merencanakan sesuatu. Dan sekarang, mereka sedang mencari sebuah petunjuk.

Mereka membongkar satu per satu isi kardus yang agak berantakan. Tapi tetap saja mereka tidak menemukan benda yang bisa di jadikan petunjuk.

Rahma menghampiri Kharisma sambil berkacak pinggang dan membuang nafas kasar. "Gimana?"

Gadis di sebelah nya menggeleng, "Gue gak nemuin apa-apa."

Rahma berdecak kesal dan melempar pandangan ke ubin. Pandangan ia terhenti pada satu objek sebuah kertas yang sudah terlihat sangat kotor dan lecek.

Rahma menghampiri benda itu lalu membungkukan badan nya untuk mengambil kertas itu. Ia membalikkan kertas itu dan ternyata itu adalah sebuah foto keluarga.

Gadis itu mengerutkan kening nya. Ia membaca sebuah tulisan yang lumayan kecil. Tertulis nama-nama dari masing-masing orang yang ada di foto itu.

Alena.

Gadis itu terkejut karena membaca nama yang ada di foto itu. "Khar, Khar, sini deh." gadis itu menghampiri Rahma dan ikut memperhatikan foto yang dipegang Rahma.

"Foto?"

"Ini foto keluarga Alena dulu."

"Darimana lo tau?"

"Nih. Baca."

Kharisma mengambil foto itu kemudian membaca sebuah tulisan. Hal yang terjadi dengan Rahma juga terjadi dengan nya. Dia terkejut saat membaca nama gadis itu.

Kedua gadis itu saling menatap lalu pergi dari tempat itu.

*****

"Guys, coba liat ini deh."

Kedua gadis itu menghampiri teman-teman nya yang sedang berkumpul di ruang khusus tempat kalian berkumpul.

Gadis itu menyerahkan foto itu di atas meja. Mereka semua sontak mendekati foto itu untuk melihat lebih jelas.

"Foto? Kenapa lo nunjukin foto ini?" tanya Hafidz.

"Lo pinter banget sih, tuh baca tulisan yang ada dibawah foto itu." suruh Kharisma.

Hafidz mengambil foto itu kemudian membaca tulisan itu. Hafidz membanting foto itu di atas meja dengan keras sambil menatap teman-teman nya.

"Keluarga Alena?" tanya nya.

"Ya. Itu foto keluarga Alena." jawab Rahma.

"Terus apa hubungan nya sama masalah yang mau kita selesaikan?" tanya Rayhan.

"Jelas ada hubungan nya. Karena di foto itu jelas membuktikan kalau Alena masih mempunyai keluarga dan yang gw bingung kenapa Alena tinggal sendiri? Kemana keluarga nya?"

Mereka semua kembali terdiam. Mencerna kata-kata Rahma yang ada benar nya.

"Kenapa gue gak pernah kepikiran ya soal itu?" kini Zidane bersuara sesudah ia berfikir.

"Sekarang, kita punya beberapa misi. Misi pertama kita harus cari tau gadis mana yang dimaksud sama penculik itu, misi kedua kita cari tau tentang keluarga Alena, misi ketiga kita harus mecahin teka-teki rumah tua ini."

"Tunggu deh, kenapa kita harus curiga sama Alena? Dia kan baik sama kita."

"Gak semua orang baik di depan, Han." jawab Riri. Rayhan mengerutkan kening nya. Mungkin ucapan Riri ada benar nya.

"Aku bisa membantu kalian mecahin semua misi kalian."

Suara tersebut membuat Hafidz menoleh ke belakang. Hafidz mengerutkan kening nya, "Yakin lo bisa?"

"Bisa." jawab Raina sambil tersenyum.

BONEKA YANG HILANG!!

[GPM : 1] BONEKA YANG HILANG! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang