Note : Jangan lupa di play musik di media ya:)
CLOVE'S POINT OF VIEW
Tuhan, ini pasti hanya mimpi kan? Tidak mungkin Engkau terus membiarkan aku larut dalam penderitaan.
Iya kan? Apa aku benar?
Tolong jawab aku.
Aku hanya harus bangun dari tidurku dan mengakhiri semua mimpi buruk ini. Chloe dan ayah masih hidup. Yang tergeletak bersimbah darah sekarang bukan Chloe dan Ayah.
Mereka hanya sedang tertidur.
Aku menampar keras pipiku dan terus berharap semua ini hanya mimpi buruk. Tidak nyata dan tidak benar-benar terjadi. Aku berteriak sekuat tenaga, menyadarkan Chloe dan ayah agar segera bangun.
Sia-sia. Semua hanya buang-buang tenaga.
Semuanya adalah kenyataan--kenyataan pahit yang harus aku terima bahwa Chloe dan ayah sudah pergi untuk selama-lamanya di tangan orang yang tidak bertangung jawab.
Kenapa hidupku harus semerana ini? Kenapa ayah dan adikku harus pergi disaat aku mulai berniat mengumpulkan puing-puing kebahagiaan kembali? Apa aku tidak berhak bahagia walau hanya sebentar? Apa aku tidak di beri kesempatan sedikitpun untuk tertawa bersama mereka walau hanya sebentar?
Entah sampai kapan penderitaan ini akan berakhir, entah sampai kapan luka di hatiku ini akan sembuh, entah sampai kapan air mata ini akan berhenti mengalir dan entah sampai kapan pula aku akan bangkit dari keterpurukan. Saat ini aku masih berharap jika semua ini hanya SEBATAS MIMPI.
MIMPI BURUK.
INI HANYA MIMPI BURUK.
Hatiku sangat hancur, tak akan pernah tersembuhkan. Aku mengamati lamat-lamat jasad Chloe sudah terbujur kaku dan bersimbah darah di kepalanya. Ku peluk tubuhnya yang sudah terasa dingin dan berusaha menggerak-gerakannya.
"Chloe! Bangun, aku mohon bicaralah padaku. Kau tidak boleh meninggalkan aku sendirian!"
Hening. Hanya isakan tangisku saja yang terdengar. Chloe sama sekali tidak menjawab teriakanku.
"Ckh...Clove, a...nak...ku."
Aku merebahkan tubuh Chloe kembali saat ku dengar ayah meringis memanggil namaku. Dia masih sadar namun setengah nafasnya sudah berada di kerongkongan. Aku beralih memeluk tubuh ayah dan meletakkan kepalanya di pangkuanku.
"Ayah! Aku mohon bertahanlah. Ambulan sedang menuju kemari."
"Clove, de-dengarkan a-ayah. Kau anakku yang kuat. Kau bisa melewati semua ini sendiri. Maafkan ayah sudah membuatmu dalam bahaya seperti ini." Tangan dingin ayah mencoba menggenggam tanganku. Aku mendekatkan wajahku dan meletakkan tangan itu di pipi. Dengan gerakan lemah dan gemetar, tangan ayah berusaha menghapus air mataku. Tak ayal, air mataku semakin bercucuran membasahi pipi. Sentuhan yang mampu menyentuh hatiku dan mengingatkan aku pada masa kecil bersamanya.
"Tidak ayah! Aku tidak bisa. Aku butuh ayah, aku tidak bisa sendirian! Aku mohon ayah bertahanlah."
"Jaga dirimu baik-baik, nak. Lanjutkan hidup dan impianmu─dan jangan pernah libatkan dirimu dengan mereka. Relakan saja kepergian ayah dan Chloe. A-ayah sangat me..nyayangi...mu."

KAMU SEDANG MEMBACA
SPACES
Fanfiction[COMPLETED + Trailer] -JUDUL TELAH DIUBAH- (Tahap editing) Pertemuan Clove Jocelyn McTaggert kembali dengan sang ayah, Bradd McTaggert serta adiknya, Chloe Juddith McTaggert di Los Angeles, California, menjadi pertemuan terakhir yang begitu tragis...