[COMPLETED + Trailer]
-JUDUL TELAH DIUBAH-
(Tahap editing)
Pertemuan Clove Jocelyn McTaggert kembali dengan sang ayah, Bradd McTaggert serta adiknya, Chloe Juddith McTaggert di Los Angeles, California, menjadi pertemuan terakhir yang begitu tragis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤👆👆❤
Setelah makan malam, Dave dan Clove memutuskan untuk kembali ke kamar. Clove menolak untuk jalan-jalan keluar karena sudah kelelahan. Jadi mereka hanya menikmati malam terakhir di Hawaii dari atas balkon dengan rokok dan wine saja.
Suasananya begitu romantis. Hanya terdengar desiran ombak dari pantai, juga satu lilin di atas meja yang menjadi satu-satunya yang menerangi balkon itu. Lampunya memang sengaja tidak di hidupkan.
Clove untuk duduk dipangkuan Dave, sembari kedua tangannya merengkuh tengkuk leher Dave, sementara pria itu juga melakukan hal yang sama, melingkarkan kedua tangannya di pinggang Clove dan bersandar lemas. Posisi paling nyaman yang tidak ingin mereka rubah saat ini.
"Clove, kau tahu tidak arti namamu itu apa?" Dave memecah keheningan.
"Entahlah, aku tidak pernah menanyakannya pada ibu atau ayahku. Memangnya kau tau?"
"Dari arti namamu mu saja kita sudah ditakdirkan berjodoh." Dave tertawa kecil.
Clove terkekeh lalu mengusap lembut rambut Dave, "kau ini bisa saja. Memangnya apa artinya, huh?"
"C berarti Cupcake, dan Love berarti Cinta atau sayang. Jadi nama mu itu artinya, Cupcake cinta."
"Lalu hubungannya dengan kita berjodoh apa, Dave?" Clove tertawa geli melihat pacarnya kebingungan sampai menggaruk-garuk kepalanya.
"Tidak tahu juga sih, aaah intinya, kau itu jodoh ku. Titik."
***
Jet pribadi itu sudah tiba di Hawaii, Clove dan Dave segera masuk kesana dan kembali ke Los Angeles. Satu hari yang menyenangkan. Meskipun sudah bersenang-senang di Hawaii bersama kekasihnya, Dave belum bisa bernafas lega. Mungkin ini akan jadi kencan terakhir sebelum dia pergi untuk misi yang tentu berbahaya ini─membahayakan nyawanya. Bisa jadi dia kembali dengan selamat ataupun tidak.
4 jam 45 menit atau di dalam pesawat dan akhirnya tiba di Los Angeles pukul 5 sore. Setelah mengantarkan Clove, Dave langsung pulang ke rumah.
"Hai bu." Dave mencium pipi Marylin yang tengah duduk santai di ruang tamu.
"Dave! Kau sudah pulang, nak?"
"Ya bu." Jawab Dave lesu sambil menyandarkan punggungnya di sofa.
"Lusa nanti kau akan pergi bersama ayah mu, Dave. Kau tidak lupa kan?"
"Tidak bu, aku ingat kok. Bu, setelah pulang dari misi ini, aku akan menikah."
"Apa?!" Marylin terbebelalak kaget. Pasalnya, setelah putus dengan Emily, Dave tidak pernah memiliki hubungan dengan siapapun. Tapi sekarang, dia membawa berita akan menikah dengan perempuan yang dia tidak tahu siapa, "menikah dengan siapa, Dave? Ibu tidak pernah dengar tentang kekasih baru mu."
"Tenang dulu bu, jangan kaget seperti itu. Nanti ibu akan tahu setelah aku pulang. Yang jelas dia cantik sekali. Ibu pasti suka dengannya."
"Itu terserah kau mau menikahi siapa, yang terpenting dia menyayangimu dan bisa membuatmu bahagia, Dave."
Dave tersenyum. Lalu memeluk Maryln disebelahnya, "doakan aku supaya bisa kembali dengan selamat ya bu. Perasaan ku sedikit tak enak untuk misi kali ini."
"Dave, kau tidak boleh bicara seperti itu, kau hanya nerveous saja." Marylin mengusap rambut anaknya, berusaha menenangkan.
"Terimakasih bu. Aku mau istirahat dulu bu. Aku lelah sekali."
***
Seperti hari-hari biasanya, jika Dave tidak berada di rumahnya, Clove mengurung diri di kamar, mendengarkan musik atau tidur sepanjang hari. Sejak kemarin sore atau setelah pulang dari Hawaii, Dave belum menghubunginya. Dia bilang akan istirahat dan tidur dirumah sepanjang hari. Hingga malam ini, Dave belum juga memberinya pesan singkat atau menelpon. Mungkin masih tidur.
Karena bosan, Clove memilih untuk keluar rumah. Berjalan-jalan mengelilingi kota Los Angeles, mungkin akan menghilangkan rasa jenuhnya.
Dave memang tidur pulas di kamarnya sejak kemarin sore hingga malam keesokam harinya. Tidak makan, tidak mandi, bahkan kunci kamarnya sengaja di kunci agar tidak ada yang mengganggu. Begitulah Dave, kalau sudah lelah, dia tidak akan peduli dengan keaadan luar meski darurat sekalipun. Dia akan tidur hingga rasa lelahnya benar-benar hilang.
Dave membuka matanya perlahan setelah mendengar ponselnya berdering. Dengan susah payah dia meraih ponsel yang ada di meja nakas, walaupun jaraknya tak jauh.
"Haloooo?" Katanya setengah jengkel mengangkat telepon itu.
"Dave? Aku mohon, datanglah ke atas gedung Griffith Observatory jika kau masih ingin melihatku untuk terakhir kali." Suara seorang perempuan itu begitu lirih memohon.
"Emily?" Dave kontan tegak dari posisi malasnya.
"Aku mohon Dave. Sekali ini saja, temui aku disini. Jika kau tak datang, aku akan melompat dari atas gedung ini." Emily menangis hingga ia terseguk. Terdengar samar-samar di belakang Emily orang-orang berteriak meminta agar Emily tidak nekat. Meminta pertolongan dan usaha menyelamatkan Emily lainnya.
"Emily aku mohon kau jangan nekat! Kau bodoh sekali Em!"
"Aku tak peduli Dave. Jika kau tidak datang aku benar-benar akan lompat."