AUTHOR'S POINT OF VIEW
Wont Let You Go - Avril Lavingne
Clove berhasil diselamatkan, namun dia tak kunjung sadarkan diri. Seluruh tubuhnya dingin dan Martin berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan Clove walaupun dalam keadaan Panik. Berbagai upaya sudah Martin lakukan. Seperti memompa jantung Clove yang terdengar lemah, menguncang-guncangkan tubuhnya, bahkan memberi nafas buatan, agar Clove segera sadar.
"Boss, Clove kecelakaan! Aku akan membawanya ke rumah sakit!" Martin berbicara pada sambungan modulator telepon di mobil itu.
"Kenapa dia menyusahkan sekali! Kau urus saja dia. Aku akan segera menyusul." Balas Mike setengah panik.
Kemudian sambungan telepon itu terputus. Martin segera membawa Clove ke rumah sakit yang terletak sangat jauh dari tempat mereka berada sekarang. Pikirannya kalut, ingin cepat-cepat sampai di tempat tujuan agar Clove dapat segera diselamatkan.
Sementara dirumah sakit, Dave segera dilarikan dengan ambulance stretcher menuju ruang operasi sebuah rumah sakit terdekat. Suasana sangat begitu panik. Dokter di bantu perawatnya mendorong ambulance stretcher itu sambil mengecek keadaan Dave. Wajahnya semakin pucat, pupil matanya mengecil perlahan, darahnya pun tak henti-hentinya mengalir. Dave kehilangan banyak darahnya. Dia sekarat, hingga menyebabkan dia sulit untuk diselamatkan. Sang ayah, Ender panik bukan kepalang. Dia seperti kehilangan harapan untuk keselamatan Dave.
Sebagai seorang ayah, dia tidak bisa membiarkan hal ini terjadi begitu saja. Dia tidak akan pernah membiarkan hal ini terjadi, apalagi jika sampai Dave meninggal. Ender tidak akan bisa diam. Dalam hatinya, ia masih meragukan kejadian tertembaknya Dave. Bagaimana bisa anak semata wayangnya itu bisa tertembak saat menjalankan misi yang dia berikan, padahal dia sudah yakin tidak akan ada kejadian seperti ini. Semuanya sangat tidak masuk di akal. Sekilas Ender teringat dengan wajah Clove. Dia masih ingat. Gadis yang keluarganya dia bantai, gadis yang dengan berani menusuk punggungnya dengan pisau dari belakang. Pikiran Ender berkecamuk, Clove pasti bergabung dengan Mike demi membalaskan semua dendam kematian Bradd padanya. Satu pertanyaan yang membuatnya bingung, kenapa dia selamatkan Dave, padahal Dave adalah musuhnya?
"Siapa gadis itu? Kenapa dia menyelamatkan Dave?" Tanya Ender pada empat pria yang berdiri di hadapannya. Mereka sedang menunggu Dave selesai di operasi.
"Dia Clove, boss. Anak sulung Brad. Perempuan itu ternyata adalah kekasih Dave yang akan dia nikahi setelah misi ini selesai." Jelas Vladimir, satu-satunya orang yang berada di tempat kejadian.
Ender spontan bangkit dari kursinya. Dia kaget mendengar pernyataan Vladimir. "Apa katamu?! Dia adalah kekasih Dave? Bagaimana bisa?!"
"Ya, boss. Aku juga baru saja mengetahuinya tadi. Mike mengatakan pada Clove jika pacarnya adalah seorang mafia dan menceritakan semua tentang Dave termasuk tentangmu yang membunuh keluarganya. Mike menyuruh Clove untuk menembak kepala Dave, namun ditolaknya. Menurutku, Mike sedang memperalat gadis itu untuk membunuh Dave dan membuat The Hot Knife menyerah."
Ender menggeleng tak habis pikir. Mike masih saja cerdas seperti dulu. Dia selalu punya banyak cara untuk mempertahankan dan menguatkan pertahanan bisnisnya. Kehadiran Clove nampaknya menjadi ancaman tersendiri bagi Ender dan The Hot Knife. Jika Dave dan Clove bertemu kembali dan menikah, tidak menutup kemungkinan bahwa Ender akan benar-benar kehilangan anak semata wayangnya itu. Tentu saja, Dave akan lebih memilih gadis itu daripada menjalakan bisnis ayahnya. Apalagi setelah Dave mengetahui bahwa dia-lah yang sudah membunuh keluarga kekasihnya. Dave akan sangat benci padanya.
"Jauhkan Dave dari gadis itu! Jangan sampai Dave kembali padanya. Bila perlu kalian habisi saja dia."
"Baik boss." Jawab empat pria itu serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACES
Fanfic[COMPLETED + Trailer] -JUDUL TELAH DIUBAH- (Tahap editing) Pertemuan Clove Jocelyn McTaggert kembali dengan sang ayah, Bradd McTaggert serta adiknya, Chloe Juddith McTaggert di Los Angeles, California, menjadi pertemuan terakhir yang begitu tragis...