AUTHOR'S POINT OF VIEW
Perfect - One Direction
Sudah tiga hari ini Clove menghabiskan waktunya di dalam rumah seorang diri. Makan, tidur, memasak, berbelanja bahkan membersihkan rumah, dilakukannya sendiri.
Hari-harinya selalu sama, dipenuhi keheningan dan kesepian. Clove tidak bisa membayangkan jika tidak ada televisi. Rumah ini sudah pasti akan sama dengan museum.
Pagi ini, Clove sedang menyatap sarapannya di ruang tengah. Ditemani suara dari televisi yang sengaja di besarkannya agar membuat rumah ini sedikit ramai.
Clove hampir tersedak makanan yang baru saja masuk ke tenggorokannya ketika mendapati ponsel yang tergeletak di meja tiba-tiba berdering. Sebuah panggilan masuk dari nomor tak di kenal.
"Nomor siapa ini?"
Tanpa sadar, Clove menggigit bibirnya bingung. Angkat. Tidak. Angkat. Tidak. Angkat. Tidak. Pikirnya.
Tapi kalau tidak diangkat, Clove tidak akan tau siapa pemilik nomor ini. Bisa jadi ini adalah panggilan penting. Akhirnya setelah bergulat hebat dengan pikirannya, Clove memberanikan diri menekan tombol hijau dan meletakkan ponselnya di telinga dengan mata terpejam.
"Halo?"
"Kenapa kau lama sekali mengangkatnya?" Suara bariton laki-laki meyahut di seberang sana. Clove langsung membuka matanya lebar-lebar.
Ternyata itu Dave!
Lalu hening. Tak ada yang berbicara.
"Hey? Hallo? Loha?!"
"Ada apa?"
"Aku kira kau pingsan setelah mendengar suara ku hahaha." Dave tertawa geli.
"Kenapa kau menelpon ku? Ada perlu apa?" Clove menjawabnya ketus. "Jika tidak penting, tidak usah menelpon."
"Kenapa kau sensitif begitu? Ingat, kau masih memiliki hutang padaku."
"Hutang apa? Bukannya aku sudah memberimu nomor ponselku? Itu artinya semua permasalahan kita sudah selesai."
"Ya memang. Tapi untuk apa aku meminta nomormu jika tidak ada perlunya. Lagipula, itu baru menebus kesalah pahamanmu saja. Kau belum menebus kesalahanmu yang sudah menampar dan memukuliku."
"Argh! kau ini menyebalkan sekali. Aku kan sudah minta maaf padamu!"
"Aku sudah katakan. Maaf saja tidak cukup hahahaha." Dave tertawa geli, membuat Clove jengkel.
"Apa yang kau inginkan?!"
"Malam ini, pukul 8, temui aku di The Good Vibes Only."
"Untuk apa?"
"Datang saja. Aku tidak akan macam-macam padamu, percayalah."
"Tapi...."
Tut...tut...tut.
Belumlah sempat Clove mengiyakan ajakan itu, Dave langsung mematikan telepon itu secara sepihak, menganggap bahwa Clove mengiyakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SPACES
Fanfiction[COMPLETED + Trailer] -JUDUL TELAH DIUBAH- (Tahap editing) Pertemuan Clove Jocelyn McTaggert kembali dengan sang ayah, Bradd McTaggert serta adiknya, Chloe Juddith McTaggert di Los Angeles, California, menjadi pertemuan terakhir yang begitu tragis...