Chapter 15 : Tamu tak terduga.

313 46 0
                                    

AUTHOR'S POINT OF VIEW

Sticks and Stones - Cara Delevingne

Dave berjalan terengah-engah menuju ruang ICU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dave berjalan terengah-engah menuju ruang ICU. Dia tak peduli dengan keringat yang bercucuran membasahi wajahnya, pikirannya hanya tertuju pada keadaan Emily saat ini. Berharap sesuatu yang bahaya tidak terjadi padanya.

Ruangan itu begitu hening, hanya terdengar suara dari elektrokardiogram yang mendeteksi denyut jantung Emily yang sangat lemah. Dilihatnya Emily tengah terbaring lemah dengan luka disekujur tubuh dan guratan di wajahnya, dibantu oksigen untuk membantunya bernafas.

Dave sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak terjatuh. Beberapa kali ia menghela nafas agar hatinya tetap kuat melihat keadaan Emily. Bagaimanapun juga, Emily adalah perempuan yang sempat mengisi relung hatinya. Emily adalah perempuan yang pernah Dave cintai.

"Emily, aku Dave. Ayo sadarlah." Suara Dave bergetar sembari mengusap rambut Emily dengan pelan. Tidak ada jawaban, semua tetap sama heningnya. Namun seperti mengerti jika itu suara Dave, Emily hanya menjawab dengan menitihkan air matanya.

"Semuanya akan baik-baik saja." Lanjutnya.

"Dave Morgan?" Panggil salah satu dokter yang memasuki ruangan itu memecah keheningan. "Bisa kita bicara di ruangan saya?"

"Tentu."

"Im so sorry." Kata dokter itu prihatin pada Dave yang saat ini tengah duduk berhadapan dengannya. "Saya ingin memberitahu bahwa ada kabar yang sangat tidak mengenakan."

"Thank you. Apa itu dokter?"

"Nona Emily mengalami benturan keras pada perutnya, mengakibatkan dia harus kehilangan janjin yang sedang dia kandung."

Dave membulatkan matanya tak menyangka.

"Janin? Emily hamil?"

"Ya tuan, usia kandungannya sekitar 3 bulan."

"What the f─"Dave menggeleng miris.

"Sejauh ini, semua luka sudah ditangani dengan baik, dia hanya syok saja, kita tunggu saja dia siuman."

"Terimakasih, dokter."

Dave meninggalkan ruangan itu dan kembali ke ruang ICU. Dilihatnya dari jendela kaca tubuh Emily masih yang masih terkulai lemah. Rasanya tidak tega jika harus meninggalkannya sendirian dirumah sakit.

Terlebih saat keadaan Emily yang juga belum siuman dan baru saja kehilangan janin dalam kandungannya. Semua itu membuat Dave semakin di balut rasa iba padanya. Karena keluarga Emily tidak tinggal di LA, akhirnya malam ini Dave memutuskan untuk menginap di rumah sakit menunggu Emily hingga sadar.

Dave merogoh ponsel di kantungnya. Membuka fitur galery dan melihat foto terakhirnya bersama Clove. Dave jadi merasa bersalah karena sudah meninggalkan Clove begitu saja di atas gedung.

SPACES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang