Januari 2009
"De..sibuk ?" Mas Yudhis melongok pintu kamar adiknya. Nampak adiknya sedang sibuk dengan komputernya.
"Nggak sih mas..kenapa ? Masuk aja..." Adik mas Yudhis mempersilahkan Masnya masuk. Kemudian mas Yudhis membuka pintu kamar dan mendekat ke arah adiknya di meja komputer. "Ngapain kamu ?"
"Biasa deh..ngedit foto.." Mata adiknya tak lepas dari layar komputer.
Mas Yudhis ikut menatap layar laptop adiknya. Mas Yudhis sedikit terkejut melihat orang yang ada di layar laptop tersebut.
"Lho De..ini kan.. Karin toh ?" Tanya Mas Yudhis yang matanya tak lepas dari layar komputer Sade.
Sade langsung menoleh ke arah mas Yudhis. "Iya Mas..Karin anak Psikologi. Mas Yudhis kenal ?"
"Ya jelas kenal..wong dia sama-sama di BEM sama aku.."
"Kamu ikut BEM toh mas ? oalah baru tahu aku.." Sade masih menatap mas Yudhis yang saat ini duduk di tempat tidurnya, persis di hadapannya. "Iya Karin cerita kalo dia BEM..Sosial budaya kan dia ? Lah kamu jadi apa mas ? Aku nggak pernah tahu..Karin juga nggak pernah cerita.."
"Makanya..jangan jadi penjaga kampus...Sibuk kok terus.." Mas Yudhis mengacak rambut adik semata wayangnya ini. "Aku Pemuda dan Olahraga..Karin juga nggak terlalu banyak cerita tentang temen-temennya sih..paling yang aku tahu temen-temen kampusnya..Shella,Dina, Sesha..Cuma sama Shella yang sering bareng.."
"Shella sih temen SMAku mas.."
"Ya Tuhan Surabaya ini sempit banget yaa.." Mereka berdua sama-sama tertawa. Tidak menyangka dengan kebetulan ini. Tiba-tiba, perasaan awkward masuk di antara mereka berdua. "Kenal Karin darimana ?"
"Karin itu SMA tetangga dulu...Nah, dia pernah pacaran sama temenku..tau Ardi nggak mas ? Yang pernah main PS bareng sama mas Yudhis itu lho.."
Mas Yudhis manggut-manggut, mengingat sosok Ardi. "Oh jadi dia mantannya si Karin ?"
Sade mengangguk sembari memutar-memutar kursinya. "Iya..lumayan lama sih mereka..ada kali 2 tahunan..terus setahun lalu lah kita ketemu, terus jadi deket..sering ngobrol apa nggak ngopi bareng..."
"Gitu kamu kok nggak bilang ke aku Karin temenmu De..."
"Haha lah kupikir orang macam mas Yudhis mana mungkin ikut BEM...Wong kerjaannya kalo gak futsal..ya nongkrong....Lagian Mas Yudhis kan anak akuntansi...Jarak fakultasnya mas Yudhis ke tempatnya Karin bukannya jauh ya ?"
"Sialan...." Yudhis melemparkan bantal ke arah Sade. "Aku kenal Karin juga baru 6 bulan ini sih...gara-gara sama BEM...Anaknya supel, menyenangkan..nggak sombong lagi..."
"Naksir mas sama Karin ? Kayaknya kagum banget sama Karin"
"Hush..apaan sih kamu itu.." Mas Yudhis pura-pura melotot. Sementara Sade Cuma tertawa melihat reaksi masnya itu. "Kamu kali yang naksir.."
"Eits.." Sade tersenyum jahil. "Eh mas ngapain kamu cari aku ? Ada perlu ?"
"Nggak..pengen ngajak makan keluar..mumpung kamu di rumah.nggak ada makanan nih..gimana ?"
"Boleh deh..aku ganti baju dulu yaaa.."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
RomanceBegitulah cinta, tidak pernah terprediksi. Tidak semua langsung bertemu dengan pelabuhan yang tepat, melainkan melewati pelabuhan-pelabuhan lain terlebih dahulu. Atau mungkin harus merasakan kerasnya gelombang kehidupan, barulah kita menemukan cinta...