15 Februari 2009.
"Are you ready to rock ? " Tanya Karin setelah ia keluar dari kamarnya sembari membawa tas ranselnya. Sesuai dengan kesepakaan awal, akhirnya rencana liburan yang direncanakan oleh mas Yudhis dan Sade terwujud. Dan mereka ketambahan 2 personil, Karin dan mas Barry. Dan sore hari ini, sebelum mereka berangkat, mereka berkumpul di rumah Karin untuk berpamitan kepada orang tua Karin, karena Karin satu-satunya personil cewek di liburan singkat ini.
Kamu pikir kita mau konser ?" Tanya Sade sewot. Matanya tak lepas dari memandang Karin.
"Ih mesti sensi.." Cibir Karin. Dari belakang, ibu Karin datang. "Hallo semua...Lho ada nak Sade sama nak Yudhis..." Ibu Karin terkejut.
Mas Yudhis dan Sade mengangguk takzim sembari tersenyum.
"Tante nggak nyangka ternyata kalian bersaudara yaa..Pantes waktu nak Yudhis pertama kesini tante mikir kamu mirip siapa..ternyata masnya nak Sade..Nah nak Sade kok sudah jarang main kesini toh ?"
"Hehe iya tante saya sibuk kuliah..jadi jarang kontakan juga sama Karin..makanya iniLiburan..sekalian lah tante jalan-jalan bareng hehe..."
Ibu Karin tersenyum sembari mengusap pelan rambut Karin. "Ya nggak apa-apa..pokoknya kalian hati-hati aja ya..Kalau Karin mokong, nanti dijitak aja"
"Haha beres tante.." Sade mengacungkan jempol kemudian menjulurkan lidah ke arah Karin.
"Yaudah bu kita berangkat biar nanti sampainya nggak kemalaman.." Akhirnya Karin buka suara, kemudian ia mencium tangan ibunya.
"Iya hati-hati ya nak..jangan ngrepotin nak Yudhis sama nak Sade sama temennya ini..Kalau tidur jangan ngiler malu-maluin.."
"Ibu ah.." Karin melotot. Di belakang, mas Yudhis, Sade, dan mas Barry mengikuti Karin untuk pamitan kepada ibu Karin. Dan 10 menit kemudian, mereka berangkat, melesat meninggalkan Surabaya.
***
Perjalanan Surabaya - Malang hanya memakan waktu 2,5 jam, karena hari ini bukan weekend. Sekitar pukul 8 malam, setelah mereka memutuskan untuk makan malam di kota Malang, mereka kemudian naik ke kota Batu. Kemudian mereka singgah sejenak di Pos Ketan yang sudah melegenda sejak lama, atas usul Karin.
"Rin, nyebrang ke alun-alun yuk...." Ujar Sade setelah mereka menyantap ketan. "Kok pengen jalan-jalan ke alun-alun...."
"Boleeh...." Karin manggut-manggut. "Mas Yudhis mas Barry ikut ?"
"Nggak deh Rin kita disini aja....si Barry juga kayaknya masih pengen jagung serut disitu..." Bang Yudhis menunjuk sebuah warung jagung serut yang bersebelahan dengan Pos Ketan. "Kalian aja deh..."
Akhirnya, Sade dan Karin berjalan ke arah alun-alun. Ternyata Sade minta ditemani untuk mengambil gambar di sekitar alun-alun. Dengan kameranya, Sade mulai mengarahkan fokus. Tetapi kali ini objeknya adalah orang-orang di sekitar. Anak-anak kecil bermain dengan lampu, bapak-bapak penjual gulali. Sederhana, tapi ada kekuatan magis dari setiap hasil gambar Sade, begitu kesan Karin.
"Bukannya waktu kita kesini kamu juga udah motoin alun-alun De ?" Tanya Karin setelah hampir 15 menit mereka berkeliling mengambil objek.
"Iya..tapi itu kan pas sore...sekalian aku belajar setting scene yang pas buat malam gimana..." Ujar Sade tidak lepas dari kameranya, ia nampak melihat-lihat hasil bidikan kameranya. Kemudian ia menoleh ke arah Karin. "Capek Rin ?". Sade menyadari bahwa ternyata hampir 15 menit Karin menemaninya mengambil gambar dan menunggu. Ia pun kemudian mengusap pelan kepala Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
RomanceBegitulah cinta, tidak pernah terprediksi. Tidak semua langsung bertemu dengan pelabuhan yang tepat, melainkan melewati pelabuhan-pelabuhan lain terlebih dahulu. Atau mungkin harus merasakan kerasnya gelombang kehidupan, barulah kita menemukan cinta...