Pertengahan Juli, 2008
Karin baru saja menyelesaikan urusan di kampusnya, ketika Sade meneleponnya 2 hari lalu, setelah kedatangannya dari Eropa.
"Bonjour Karin...How's your holiday ?" Sapa Sade riang begitu Karin mengangkat teleponnya.
"Hei Sade...Not bad i think.. haha..gaya banget bahasamu uda ketularan orang Eropa gitu..." Karin terkekeh mendengar Sade.
"Biar keliatan mbois dong haha..." Sade juga terkekeh. "Dimana nih kamu ?"
"Lagi di kampus nih..Nunggu dijemput..."
"Lah libur-libur gini ngampus ?" Sade mengambil remote TV nya, kemudian mengganti channel.
"Iya..ada wawancara calon pengurus BEM baru" Jawab Karin sembari melihat ke arah gerbang luar. Ia kemudian melihat mobilnya telah terparkir menunggu kehadirannnya. "Eh..Tunggu bentar De..aku udah dijemput..jangan ditutup dulu..." Kemudian Karin beranjak masuk ke dalam mobil, dan meminta supirnya untuk menjalankan mobilnya. "Hai sorry-sorry De..Lanjut lanjut..." Karin kembali mendekatkan handphonenya di telinga kanannya lagi.
"Udah di mobil kamu ?"
"Yep udah..Ngapain nih telpon ? " tanya Karin kepada Sade.
"Lusa ada acara nggak ?"
Bola mata Karin berputar, tanda berpikir. "Ng..Sepertinya nggak ada sih...nggak ada janji juga. Why ?"
"Tetiba pengen main-main ke Jatim Park nih...Gara-gara liat iklan di koran..." Jawab Sade. "Mau nggak Rin ? Sekalian aku pengen hunting foto juga sih.."
"Tapi nggak nginep kan De ?"
"Gak mungkin lah...kita berangkat pagi aja Rin, kan sini Batu 3 jam doang kan...sepi mah kalo masih pagi...." Sade menerangkan. "Ntar aku juga izin ke ibumu juga kok...Gimana ?"
"Hmmmm...." Karin nampak berpikir. "Boleh sih..Batu sounds good...Eh de, gimana kalau sebelum kita ke Jatim Park, mampir dulu ke kebun teh ? Kalau pagi pasti bagus banget...."
"Waaah...ide bagus tuh Rin...Cocok juga buat hunting foto....." Sade nampak sumringah. "Ku jemput setengah 6 gitu yaaa abis Subuhan..gimana ?"
"Boleh-boleh..." Karin langsung setuju. "Oks De..Ntar kita berkabar aja lagi deh...aku mau mampir toko roti dulu nih..nyambung aja di YM ntar...."
"Siap Rin..Thanks ya..." Sade menutup teleponnya. Kemudian ia beranjak dari kasurnya dan mulai sibuk dengan kameranya.
Sesuai kesepakatan di telepon, pukul 5.20 Sade sudah nongol di rumah Karin. Ibu Karin sudah menyiapkan segelas teh hangat untuk Sade dan Karin. "Biar nak Sade nggak ngantuk nanti pas nyetir..hati-hati lho ya nggak usah ngebut..."
"Hehe iya tante...Saya izin ngajak Karin ya tante..sore udah balik kok..."
"Iya nggak apa-apa, pokoknya jaga diri kalian ya nak..." Ibu Karin tersenyum melihat Sade. "Udah ndang berangkat..selak kesiangan..."
Akhirnya Sade bangkit dari tempat duduknya, diikuti oleh Karin untuk mencium tangan Ibu Karin. 20 menit kemudian, mereka sudah berada di jalan tol, menuju tempat tujuan mereka pertama kali, Kebun Teh.
"Kamu udah lama De suka fotografi ?" Karin mencari topik pembicaraan, setelah mereka sedari tadi hanya bernyanyi mengikuti alunan lagu di radio mobil Sade
"Hmmm..lumayan sih, mulai suka kelas 3 SMA kemarin...Waktu itu om ku yang ngenalin...Dia fotografer juga..." Jawab Sade. "Tapi ya jangan dibayangin aku sekelas Darwis Triyadi..ya jauh Rin.." Sade terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
RomantizmBegitulah cinta, tidak pernah terprediksi. Tidak semua langsung bertemu dengan pelabuhan yang tepat, melainkan melewati pelabuhan-pelabuhan lain terlebih dahulu. Atau mungkin harus merasakan kerasnya gelombang kehidupan, barulah kita menemukan cinta...