Dunia Baru Karin

241 1 0
                                    

Akhir Oktober, 2008

Menjadi seorang aktivis kampus ternyata tidak terlalu menakutkan seperti apa yang dikatakan para senior atau teman-temannya selama ini. Kebanyakan dari mereka beralasan, bahwa kegiatan kampus itu bakalan wasting time, susah atur waktu antara organisasi-keluarga-teman bahkan pacar, atau yang paling parah, kita berasa alih profesi jagain kampus; hobi nongkrong di kampus, bahkan waktu hari libur sekalipun. Semua hal itu tidak berlaku bagi Karina Kanaya. Menurut dia, menjadi seorang aktivis kampus adalah kegiatan yang menyenangkan di antara penatnya tugas-tugas kampus yang tak kenal ampun. Bisa mengenal berbagai anak dari fakultas lain, bahkan universitas lain baik dalam maupun diluar kota.

Sudah hampir 2 bulan ini Karin aktif menjadi aktivis kampus, yaitu di BEM universitasnya. Awalnya, ia tidak terlalu tahu dengan universitas, karena selama ini ia hanya berkecimpung di jurusannya. Setelah ia ikut dalam BEM, ia sudah mengenal beberapa aktivis-aktivis dari fakultas lain, bahkan sudah ada kampus lain yang menjalin kerja sama dengan BEMnya. Nyatanya, Karin masih bisa membagi waktu dengan keluarga walaupun terbatas, ia masih menghabiskan akhir pekan bersama keluarganya. Bahkan dia lebih merasa enjoy dengan apa yang ia lalukan sekarang.

Di BEM, Karin punya teman yang lumayan akrab dengannya. Namanya Yudhis, tetapi Karin lebih sering memanggilnya dengan Mas Yudhis karena 1 tahun lebih tua dari Karin. Mas Yudhis merupakan Menteri Olahraga dan pemudi di struktur BEM Univ Karin. Walaupun berbeda dengan Karin yang menjadi Menteri sosial budaya, mereka cukup klop dan nyambung. Mereka sering berbincang-bincang, entah mengenai isu kampus, isu di negara, atau nggak obrolan mereka yang paling ringan adalah obrolan mengenai fakultas mereka. Sungguh menyenangkan bisa dekat dengan mas Yudhis yang luas pengetahuannya. Selain itu..yang baru Karin ketahui adalah mas Yudhis merupakan primadona di fakultasnya, fakultas Ekonomi. Banyak banget yang naksir mas Yudhis, tapi mas Yudhis tidak pernah menghiraukannya. Emang..siapa sih yang nggak suka kalau liat mas Yudhis ? Selain luas wawasannya, ia juga ramah. Komplit lah mas Yudhis

"Hai Karin..." Sapa Mas Yudhis ketika ia melintas di depan Karin yang sibuk membaca proposal di ruang BEM. "Sibuk ?"

"Eh..Mas Yudhis..." Karin tersenyum, kemudian beralih menatap mas Yudhis. "Ini nih..baru ada proposal masuk..Mau ada acara tuh anak UKM dance.." Cerita Karin. "Baru kelas mas ?"

"Yapp..Tugasnya berjibun, pusing..." Mas Yudhis kemudian duduk di depan Karin. Ia menyandarkan badannya. "Kamu nggak ada kelas ?"

Karin menggeleng. "Terakhir tadi jam 12...."

"Cuma kamu daritadi disini ?"

"Nggak sih mas..ada Riri sama mas Adi, tapi mereka lagi ke kantin Kedokteran.." jawab Karin. Kemudian ia kembali membaca proposalnya. 5 menit kemudian, ia telah selesai membaca keseluruhan isi proposal. "Event keren nih..Bisa angkat nama universitas juga..." Karin nampak berbinar.

"Oh ya ?" Mas Yudhis nampak tertarik.

"Yup..lomba dance se Jawa Timur. Buat anak-anak SMA...." Cerita Karin. "Jadi kepikiran juga ngadain pertemuan BEM se Jawa Timur gitu asik kali ya..."

Mas Yudhis tertawa. "Hahaha bisa juga...tapi berasa kongres ceritanya..Lagian kita juga kudu data juga ada berapa universitas di Jawa Timur..Banyak lho..jangan pikir Cuma yang terlihat selama ini aja..."

"Iya sih..ratusan lebih kali ya mas.." Karin mencoba memperkirakan. "Tapi kadang pengen tahu juga apakah setiap kampus itu kinerja BEMnya sama seperti kita..."

"Humm...nggak juga...pasti ada yang beda...tapi sih secara umum seharusnya sama..." Mas Yudhis mencoba menjelaskan. "Gimana kalo bikin acara kayak seminar gitu asik juga ya...pembicaranya kamu...mungkin gajadi seminar..jadinya banyol.." Mas Yudhis tertawa.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang