Kasih Tak Sampai part 35

1.5K 53 0
                                    

Sesampainya di kantin Rio dan Ify langsung duduk di kursi. Rio duduk di samping Alvin sedangkan Gabriel di samping Ify. Sebenarnya ada rasa cemburu yang menyergap di hati Gabriel saat melihat Rio dan Ify namun dengan cepat dia menepisnya karena dia percaya jika rio tidak akan mengkhianatinya.
"Ciee yang udah baik kan nih "goda Cakka. Sivia menyeritkan dahinya. Baikan ? Memangnya Ify sama Rio bertengkar ?
"Emang kalian berdua bertengkar Fy ?"tanya Sivia bingung. Ify hanya menggelengkan kepalanya.
"Nggak kok vi, cuma masalah kecil "jawab Ify. Sivia menganggukan kepalanya.
"Gue seneng kita bisa ngumpul ngumpul bereng kayak gini "ucap Alvin sedangkan yang lain hanya tersenyum. Rio terdiam, tiba tiba kepalanya berdenyut sakit. Rio melihat jam tangannya dan membelalak kan matanya, dia lupa minum obat.
"Kenaoa yo ?"tanya Gabriel heran. Rio menggelengkan kepalanya.
"Gue permisi sebentar ya "ucap Rio lalu beranjak meninggalkan teman teman nya itu. Sedangkan mereka hanya dapat menatap bingung Rio.
"Kenapa dia vin, cak ?"tanya Gabriel. Alvin dan Cakka menggelengkan kepalanya.
"Mungkin dia kebelet "jawab Alvin ngasal. Cakka menganggukan kepalanya setuju.
"Udah ayo makan lagi "ucap Sivia. Mereka pun memakan pesanan mereka sesekali bercanda.
*********
"Arggghh "terdengar suara erangan yang dapat kita simpulkan jika orang itu sangat kesakitan, ya dia adalah Rio.
Rio memegangi kepalanya yang rasanya ingin pecah. Sungguh demi apapun ini sangat menyakitkan. Apalagi Rio lupa membawa obatnya.
"Ya tuhan tolong kuatkan Rio "lirih Rio sambil meringis memegangi kepalanya. Rio sekarang sedang berbaring di lantai Rooftop, dia menjambak rambutnya sendiri karena rasa sakit di kepalanya yang tidak menghilang dan tidak juga berkurang dan malah semakin bertambah.
"Arghhhh"rio tidak sengaja berteriak karena rasa sakit itu begitu sangat menyiksanya, tapi dengan cepat dia menutup mulutnya dengan menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanan nya ia gunakan untuk memegangi kepalanya. Keringat sudah membanjiri wajah Rio, dan wajah Rio pun sekarang berubah menjadi pucat. Apakah sesakit itu ?
Tak lama rasa sakit nya akhirnya mulai berkurang walupun masih terasa sakit sedikit, Rio menghela nafas lelah ,nafasnya juga sudah tidak beraturan saat ini. Tubuhnya terasa sangat lemas sekali. Rio menutup matanya sebentar lalu membuka nya kembali.
"Sampai kapan gue harus kayak gini "lirih Rio. Jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam #ceileh bahasanya* Rio sebenarnya merasa takut. Dia takut jika dia akan meninggalkan semuanya tapi dilain sisi Rio juga sangat senang, karena jika nanti dia meninggal berarti dia kan bertemu dengan mama nya.
"Mama andai mama ada disini , rio kangen banget sama mama. Rio butuh mama, ma "batin Rio pilu. Lalu rio merubah posisi nya menjadi duduk. Rio membersihkan celana dan bajunya yang sedikit kotor. Tiba tiba ponsel nya berbunyi. Rio mengangkat teleponnya.
"Hallo "ucap Rio.
"Hallo Rio " terdengar suara orang yang sangat berarti sekali bagi Rio.
"Papa "ucap Rio kaget, pasalnya papa nya ini menggunakan nomor baru jadi dia tidak tau jika itu adalah nomor Papanya.
"Apa papa mengganggu mu ?"tanya Papa Rio.
"Nggak, ada apa ?"tanya Rio. Terdengar suara helaan nafas milik papa Rio.
"Besok papa akan pulang ke Indonesia "ucap Papa Rio membuat Rio kaget bercampur senang. Apa rio tidak salah mendengar.
"Papa serius? Besok Papa akan pulang ?"tanya Rio tidak percaya . Matanya memanas karena merasa terharu, entah sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan Papanya.
"Iya, besok papa akan pulang. Kamu senang "tanya Papa nya.
"Rio seneng banget Pa, yaudah kalau gitu Rio tunggu dirumah besok ya Pa "ucap Rio sambi tersenyum lalu memutuskan sambungannya.
"Papa pulang "lirih nya tak percaya. Bahkan sakit dikepala nya kini seakan menghilang.
"Sumpah papa pulang,yuhuuuuu "teriak rio lalu dia pun berdiri dan joget joget kesenengan#hahaha Rio.. Rio*
"Ekhem kayaknya sekolah kita kemasukan orang gila deh "ucap seseorang yang membuat Rio kaget lalu membalikan badannya.
"Eh kok kalian ada disini sih "ucap Rio sambil nyengir menatap Alvin,Cakka,Gabriel,Ify dan Sivia yang kini sedang memperhatikan nya .
"Lo aja yang nggak denger kalau bel udah bunyi "sindir Gabriel.
"Hah ? Berarti udah jam masuk dong ? Kok kalian malah ke sini sih bukannya masuk kelas "ucap Rio. Yang lain hanya dapat melengos kecuali Sivia dan Ify yang sedang menahan tawanya.
"Makannya jangan asik sendiri disini jadi nya kan lo nggak tau kalau tadi ada pengumuman kalau guru ada rapat jadi kita semua di suruh pulang aja "ucap Cakka. Rio menggaruk tengkuk nya.
"Emangnya lo kenapa sih yo ? Kayaknya seneng banget ? Sambil joget joget malah tadi "tanya Alvin, lagi lagi Rio nyengir.
"Hehehe..Gue seneng banget vin, banget banget banget "ucap Rio.
"Seneng kenapa ?"tanya Alvin.
"Papa gue pulang besok "ucap rio senang. Alvin,Cakka dan Gabriel juga terlihat sedikit terkejut namun kemudian mereka juga ikut tersenyum .
"Wah beneran yo ? Gue besok ke rumah lo deh, kan udah lama kita nggak ketemu sama Papa lo, ya nggak Cak, iel ?"tanya Alvin. Cakka dan Gabriel menganggukan kepalanya
"Kita boleh ikut ?"tanya ify yang sedari tadi hanya diam.
"Ya boleh dong , kan lo sekrang udah jadi sahabat gue eh maksud gue kita. Jadi ya boleh dong kalau lo mau ikut, sivia juga "ucap Rio. Mereka semua tersenyum.
"Ya udah kalau gitu besok pulang sekolah kita langsung ke rumah nya Rio ya. Fy nanti kamu bareng sama aku ya "tanya Gabriel, ify tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Tapi pandangan Ify tetap ke arah Rio yang saat ini sedang diam.
"Kenapa lo, yo ?"tanya Cakka membuat Rio tersadar.
"Ah nggak, gue cuma bingung besok mau ngomong apaan sama Papa "ucap Rio berbohong. Bukan itu yang membuat Rio terdiam tapi saat Ify tersenyum ke arah iel itulah yang membuat Rio terdiam. Ada sedikit perasaan cemburu yang menyergap di hatinya namun dia segera membuang nya jauh jauh. Rio harus melupakan perasaannya lagi pula ini dia lakukan juga demi kebaikan Ify sendiri.
"Ya udah kalau gitu kita pulang dulu "ucap Gabriel. Mereka menganggukan kepalanya. Gabriel langsung menarik tangan Ify lalu menggemgamnya dan membawa Ify pergi duluan. Setelah itu Alvin menggandeng tangan Sivia yang membuat Sivia kaget lalu membawa sivia pergi. Sedangkan Cakka dan Rio hanya pasrah karena tidak memilik pasangan untuk diajak pulang jadi mereka berjalan sendiri sendiri.
*********
Jika seorang sahabat rela mengorbankan apa yang dia punya hanya untuk sahabat nya..maka dia layak untuk kita
sebut sebagai seorang Sahabat Sejati ...

Bersambung.....

*hai...balik lagi ni..gimana ceritanya ? Ekhem ..makasih ya udah mau baca, maaf kalau banyak typo ..*

Kasih Tak Sampai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang