Kasih Tak Sampai part 67

1.5K 50 2
                                    

  Jangan pergi aku mohon...

Bel istirahat sudah berbunyi, tapi Rio dan yang lain memilih untuk menghabiskan waktu istirahat mereka dengan mengobrol di kelas.
"Eh entah ini perasaan gue kali ya, kok gue perasaan gue jadi nggak enak gini ya "ucap Cakka sambil memegangi dadanya.
"Kok sama Cak "ucap Gabriel dan alvin secara bersamaan. Mereka saling menatap.
"Udah itu cuma perasaan kalian kali "ucap Shilla. Mereka bertiga hanya menganggukan kepalanya.
"Eh laper nih gue "ucap Alvin sambil memegangi perutnya, yang lainnya menganggukan kepalanya.
"Gimana kalau salah satu dari kita beli makanan nya di kantin terus kita makan disini bareng bareng. Beli apa aja deh, nggak apa apa cemilan sama minum doang "usul Gabriel. Mereka semua menganggukan kepalanya. Alvin dan Sivia kompak berdiri.
"Biar gue/aku aja yang beli "ucap mereka berdua secara bersamaan.
"Ciee kompak amat vi "goda Ify. Sivia menundukkan kepalanya malu sedangkan Alvin hanya tersenyum.
"Ya Udah kalau gitu kita berdua aja yang beli makanan "ucap Sivia, Alvin menganggukan kepalanya. Lalu mereka pun pergi menuju kantin.
"Kenapa yo ?"tanya Gabriel yang melihat Rio sedari tadi hanya diam aja.
"Gue nggak enak sama kalian, gara gara gue kalian harus makan disini "ucap Rio. Gabriel dan yang lainnya tersenyum.
"Nggak apa apa kok,yo. Lagian kan sekali sekali kita makan di kelas "ucap Cakka. Rio tersenyum.
"Makasih ya "ucap Rio.
   Tak lama Alvin dan Sivia datang dengan membawa 2 kantong plastik hitam yang berisi makanan dan minuman. Mereka meletakkan kantong plastik itu di meja.
"Nih yo khusus buat lo "ucap Alvin sambil memeberikan sebungkus Chitato dan air mineral kepada Rio. Rio menerimanya sambil tersenyum.
"Makasih Vin "ucap Rio. Alvin menganggukan kepalanya . Merak pun memakan makanan mereka sambil mengobrol.
                     ********
   Maaf.....

  TEETTT....

Bel pulang akhirnya berbunyi, Alvin dan yang lainnya sibuk membereskan barang barang mereka seperti buku. Alvin berdiri lalu mendorong kursi roda Rio.
"Jangan Vin, gue nggak enak sama lo. Gue nya malah enak enakan duduk sedangkan lo capek ngedorongin gue "ucap Rio.
"Yo gue sahabat lo, jadi lo jangan sungkan sama gue ya "ucap Alvin lalu kembali mendorong kursi roda Rio. Mereka sudah sampai diparkiran.
"Hey kita ke taman sekolah yuk, gue mau kesana "ajak Rio. Semua nya saling menatap lalu menganggukan kepalanya. Rio tersenyum senang. Alvin kembali mendorong kursi roda Rio menuju taman yang berada di belakang sekolah yang memang saat jam pulang sekolah taman itu selalu sepi.
  Tanpa mereka sadari ternyata ada orang nyang sedang mengawasi mereka. Orang itu mengeluarkan ponselnya lalu terlihat sedang menelfon seseorang.
"Hallo" ucap orang itu. Orang itu lalu terlihat sedang menganggukan kepalanya.
"Gue udah cari tau, dan tadi gue denger kalau dia sama temen temannya mau ke taman yang ada dibelakang sekolah mereka "ucap orang itu lagi.
"Ok gue siap laksanakan tugas lagi "ucap orang itu lalu mematikan teleponnya.
   Orang itu tersenyum sinis.
"Mati lo Rio "batin orang itu. Lalu dia pun beranjak pergi.
                      ******
  Rio dan yang lainnya sudah sampai di taman, mereka tersenyum menikmati semiliwir angin yang menerpa mereka pelan.
"Enak ya tempat nya "ucap Shilla sambil tersenyum. Tapi tiba tiba...
"Aaaaaa..Rio tolong "teriak Ify saat tiba tiba ada orang yang menariknya lalu membawanya .
"Ify "teriak semuanya. Alvin,Cakka dan Gabriel mencoba untuk menolong Ify namun tiba tiba datang preman yang langsung menyerang mereka. Mereka yang memang jago bela diri langsung melawan preman itu. Sivia dan Shilla juga sama seperti Ify. Mereka menangis. Rio hanya bisa diam, dia tidak bisa apa apa. Kakinya masih sulit untuk digerakan.
"Hey siapa lo ? Lepasin Ify "teriak Rio . Laki laki yang menahan Ify tersenyum sinis lalu lepaskan topi nya. Rio maupun Alvin, Cakka dan Gabriel terkejut melihat wajah orang itu. Dia adalah Debo. Rival mereka dari sejak dulu.
"Debo sialan lo*maaf bahasa nya kasar* mau apa lo ? Lepasin Ify "teriak Rio penuh emosi. Debo tersenyum sinis.
"Lepasin dia ? Nggak akan "ucap Debo sambil menatap Rio tajam.
"Ah mau gue apa in ya nih cewek ? Gimana kalau gue "..
  PLAKK..
Debo dengan teganya menampar pipi ify dengan keras sehingga membuat sudut bibir Ify sedikit mengeluarkan darah.
"Debo jangan sentuh dia "teriak Rio. Rio berlari ? Hah ? Ini sungguh sebuah keajaiban, kaki Rio bisa dia gerakan dan saat ini dia juga bisa berlari. Rio langsung memukul Debo saat itu juga tapi...
"Hey pegangi dia "perintah Debo kepada anak buahnya untuk tetap memegangi Ify. Anak buahnya menganggukan kepalanya lalu melaksanakan tugasnya. Sementara yang lain masih sibuk menghadapi anak buah dari Debo.
   Debo tersenyum sinis lalu balik menghajar Rio secara brutal .
"Gue mau lo mati "bentak Debo sambil meninju perut Rio. Rio jatuh tersungkur.
"Rio "jerit semuanya.
"Sion "teriak Debo. Tak lama Sion pun datang dan langsung menyerahkan sebuah pistol kepada Rio. Semua memekik kaget.
"Ah sebelum gue bunuh lo, gue mau lo ngeliat orang yang lo sayangi itu mati di depan mata lo sendiri hahaha "ucapi Debo sambil tertawa. Dia mengarahkan pistol nya ke arah Ify yang saat ini hanya dapat pasrah. Semuanya melotot kan matanya.
"Mati lo "teriak Debo sambil menekan pelatuk pistol nya.
  Doorrr...
RIOOO...

Semua nya memekik , karena yang terkena tembakan itu bukan Ify tapi Rio. Ya, saat Debo hendak menembak Ify,Rio dengan cepat bangun dan berlari kecang ke arah Ify dan langsung melindungi Ify sehingga diri nya lah yang terkena tembakan Debo.
    Rio memegangi Dadanya, peluru dari pistol Debo  memang tepat mengenai dadanya. Ify menginjak kaki orang yang menahan ya lalu berlari menuju Rio. Debo yang melihat Rio seperti itu langsung mengembangkan senyum nya, tugasnya sudah selesai.
"Semua nya udah selesai, semuanya ayo pergi "teriak Debo. Semua anak buah Debo pun segera berlari mengikuti Debo. Alvin, Cakka, Gabriel,Sivia dan Shilla langsung berlari menghampiri Rio dan Ify.
"Rio bangun hiks...hiks..."ucap Ify sambil menangis. Rio juga ikut meneteskan air mata nya.
"I..ify hhh "lirih Rio. Nafasnya mulai terasa sesak.
"Telfon rumah sakit supaya mengirim ambulan kesini Cak "suruh Gabriel,Cakka pun langsung menelepon Rumah sakit.
"Rio gue tau lo orang nya kuat, lo bertahan ya "ucap Alvin.
   Tak lama ambulan pun datang dan langsung membawa Rio ke rumah sakit.

Bersambung....

Kasih Tak Sampai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang