Kasih Tak Sampai

Kasih Tak Sampai part 43

   Aku mohon bertahan lah....

Mereka semua terdiam, mereka masih memikirkan tentang cerita Alvin tentang Rio. Sedangkan Alvin sendiri, dia sedang tertidur di samping Rio sambil menggenggam tangan Rio erat. Sivia dengan setia menemani di samping Alvin.
"Apa yang di katakan oleh Alvin itu adalah sebuah pertanda ?"tanya Cakka. Gabriel menatap tajam Cakka.
"Nggak Cak, Rio nggak akan pergi. Dia akan terus ada di samping kita, dia nggak akan ninggalin kita. Alvin cuma mimpi Cak, Rio nggak akan pergi "bentak Gabriel, Cakka menundukkan kepalanya.
"Maaf iel, jujur gue cuma takut kalau yang di ceritain oleh alvin itu jadi kenyataan. Gue belum siap kalau harus kehilangan Rio "lirih Cakka. Gabriel menghela nafas nya pelan.
"Maaf in gue karena gue udah bentak lo tadi, sorry gue lagi emosi Cak "ucap Gabriel, Cakka mendongakan kepalanya lalu mengangguk.
"Non Ify, Sivia. Apa nggak sebaiknya kalian pulang, bukan apa apa takutnya orang tua kalian mencari kalian " ucap Bi ina.
"Eh iya fy, ayo aku antar. Kamu harus pulang dulu "ucap Gabriel, ify menganggukan kepalanya. Lalu dia berjalan mendekati Rio.
"Cepat bangun Rio, aku cinta kamu "bisik Ify lirih dan tidak ada yang bisa mendengar suaranya itu. Gabriel tersenyum melihat itu. Dia yakin sebenarnya Ify itu tidak mencintainya. Dari awal dia sudah tau jika perasaan ify itu sangat besar sekali untuk Rio. Gabriel menyalahkan diri nya sendiri, merasa jika dia adalah penghalang dari cinta Ify dan Rio.
"Apa ini saat nya ?"batin Gabriel.
"Iel"panggil Ify yang membuat Gabriel tersadar.
"Eh iya fy, ayo "ucap Gabriel sambil menarik tangan Ify, lalu pulang.
"Sivia lo mau pulang juga ?"tanya Cakka.
"Kalau aku pulang, alvin gimana ?"tanya Sivia, Cakka dan Bi ina tertawa kecil.
"Lo suka Alvin ya,,vi ?"tanya Cakka yang membuat sivia menjadi gelagapan sendiri.
"Hah? Kamu ngomong apa sih Cak "ucap Sivia salting, bi ina dan cakka tersenyum melihat Sivia.
"Ayo ngaku aja non "goda bi ina, Sivia menundukkan kepalanya lalu dengan malu ia menjawab.
"Em iya, aku suka sama alvin "ucap sivia malu malu.
"Nah kan ketahuan juga hahaha"ucap Cakka sambil tertawa.
"Sttttt...Cakka tapi jangan bilang sama Alvin ya bi, Cak. Aku mohon "ucap Sivia memohon, Cakka dan Bi ina menganggukan kepalanya.
"Iya tenang aja kok, vi "ucap Cakka, Sivia tersenyum.
"Ya udah yuk gue antar lo pulang, tenang aja kan ada bi ina disini. Lagian lo bisa kan dateng lagi kesini "ucap Cakka, sivia menganggukan kepalanya.
"Ya udah ayo "ucap Cakka sambil berjalan mendahului Sivia.
"Via pamit ya bi "ucap Sivia, bi ina menganggukan kepalanya.
"Hati hati non "pesan bi ina, Sivia hanya tersenyum lalu menyusul Cakka.
     Bi ina menghela nafas nya pelan lalu menatap sedih Alvin dan Rio.
"Apa kalian masih bisa terus bersama ? Apa den Rio akan memilih untuk berjuang ?"tanya bi ina kepada Rio walau pun dia tau jika Rio tidak akan menjawabnya.
  Bi ina tersenyum, lalu berjalan mendekati Rio dan mengelus kepalanya.
"Cepat bangun den, bi ina kangen "lirih bi ina.
                    *********
Gabriel dan Ify sudah sampai di rumah nya Ify. Ify turun dari motor Gabriel.
"Mau mampir dulu iel ?"tanya Ify. Gabriel menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah  fy, lain kali aja ya "ucap Gabriel. Ify menganggukan kepalanya.
"Aku pulang fy"ucap Gabriel, Ify menganggukan kepalanya sambil tersenyum lalu gabriel pun kembali menjalankan motornya.
   Ify menatap sendu kepergian Gabriel.
"Maaf iel, tapi perasaan ini memang nggak bisa dibohongi. Aku masih mencintai Rio,iel. Aku minta maaf karena udah nyakitin hati kamu "lirih Ify. Ify pun membuka gerbang rumahnya lalu masuk ke dalam rumahnya. Dia sangat lelah hari ini. Rasa khawatir kepada Rio semakin bertambah.
"Aku harap kamu akan memilih untuk berjuang, Rio "batin Ify.
                      ********
Jika aku memilih berjuang...
Apakah kau juga mau berjuang untuk ku...?

Bersambung....

*Hai balik lagi nih hehehe..makasih udah mau baca ya, vote +komentar+kritik nya ditunggu ya. Sampai ketemu di part selanjutnya nya *