Kasih Tak Sampai part 39

1.5K 56 3
                                    

   Kembalilah...

  Ayah Rio masuk ke dalam ruangan rawat Rio. Matanya kembali meneteskan air matanya saat melihat anak semata wayang nya yang saat ini sedang terbaring lemah dengan berbagai alat kedokteran yang menempel di tubuhnya. Dia berjalan mendekati Rio.
"Kenapa kamu nggak pernah cerita sama Papa Rio ?"lirih ayah Rio sambil mengusap kepala Rio.
"Maafkan Papa yang selama ini tidak pernah bisa menjadi orang tua yang baik untuk kamu, maaf kan papa yang tidak pernah memperhatikan kamu. Papa mohon bangun, jangan tinggalkan Papa. Cukup mama mu yang pergi "ucap Ayah Rio sambil menangis. Dia menundukkan kepalanya.
"Bangun yo, ada sesuatu yang harus Papa kasih tau sama kamu. Maafkan Papa yang sudah membuat kamu kecewa. Maaf..maaf. Papa mohon bangun "ucap Ayah Rio.
    CLEEKKK....
Pintu dibuka oleh sesorang, ayah Rio menolehkan kepalanya ternyata orang itu adalah Wina. Wina tersenyum lalu mendekati ayah Rio. Dia meneteskan air matanya saat melihat Rio. Dia mengusap kepala Rio dengan penuh kasih sayang.
"Bangun sayang, buka mata kamu. Maafkan mama, maafkan mama karena mama harus meninggalkan kamu waktu itu hiks..hiks..maafkan mama. Bangun lah Rio, izin kan mama untuk menebus kesalahan Mama itu "ucap Wina sambil menangis. Ayah Rio memeluk tubuh Wina.
"Jangan berbicara seperti itu, itu semua bukan salah kamu. Itu semua salah wanita itu. Jadi jangan menyalahkan diri kamu sendiri "ucap ayah Rio.
"Aku bukan ibu nya baik untuk nya, aku adalah ibu yang buruk "ucap Mama Rio.
"Sudahlah , kita pulang sebentar,kita ambil pakaian kita lalu kita kembali lagi ya. Kau harus menenangkan dirimu dulu"ucap Ayah Rio sedangkan Wina hanya menganggukan kepalanya. Mereka berdua pun keluar dari ruangan itu.
   Alvin menghampiri ayah Rio.
"Bagimana keadaan Rio,om ?"tanya Alvin. Ayah Rio menggelengkan kepalanya.
"Dia masih belum sadar. Ina kamu tunggu di sini dulu ya, saya mau pulang dulu sebentar nanti saya kembali lagi "ucap Ayah Rio sedangkan bi ina hanya mengangguk.
"Om pamit dulu "ucap Ayah Rio
Mereka semua hanya menganggukan kepalanya lalu ayah Rio pun pulang bersama Wina.
"Lebih baik yang masuk saat ini Gabriel, Alvin sama Cakka aja. Nanti bi ina biar bareng sama kita aja "ucap Sivia. Mereka bertiga hanya menganggukan kepalanya lalu masuk ke dalam.
    Alvin,Gabriel dan Cakka hanya dapat terdiam melihat siapa yang sedang dilihat oleh mereka saat ini. Yang sedang terbaring lemah dengan berbagai alat kedokteran yang mereka tidak tahu.
"Rio"lirih Gabriel. Perlahan air mata mereka mulai berjatuhan.
"Ya bangun , apa lo mau gini terus ? Mana Rio yang dulu ? Mana Rio yang selalu semangat dan kuat ? Mana yo mana ? "Bentak Alvin. Cakka menepuk pundak Alvin, dia tahu alvin sangat terpukul saat ini.
"Kenapa lo nggak cerita soal penyakit lo sama gue,yo ? Lo anggap gue apa yo ?"ucap Gabriel.
"Yo, lo nggak akan ninggalin kita kan ?"tanya Cakka. Alvin menggelengkan kepalanya.
"Dia nggak akan pergi, selamanya nggak akan "bentak Alvin sambil menatap Cakka tajam.
      Mereka hanya dapat menundukkan kepalanya. Air matanya semakin deras mengalir.
"Tetap bertahan Rio"batin mereka bertiga .
                       ********
Jika memang takdir ini memang kau berikan untuk ku...aku akan mencoba untuk menerimanya...

 
Bersambung ......

*Hai balik lagi nih...maaf ya jelek,atau nggak jelas ceritanya. Nggak apa apa nggak di vote atau di komen juga buat part ini. Aku ngerti hehehe...makasih udah mau baca. Maaf jelek ya *

Kasih Tak Sampai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang