Di dalam kamarnya yang sengaja dia biarkan ramai karena mendengarkan lantunan lagu lewat sound miliknya. Cewek itu masih membayangkan tatapan pertamanya dengan Deffa beberapa jam yang lalu.
"Ya Allah, cuma kayak gitu aja bisa sampe jadi kayak gini" gumam Lunna, lalu balik badan dan menatap langit-langit kamarnya.
Lagi-lagi Lunna menghela nafasnya, cewek itu lalu bangkit dan mematikan musicplay di ponselnya yang terhubung menuju sound.
Di kepalanya masih terbayang wujud Deffa yang sering sekali muncul, di telinganya masih terngiang suara yang mengatakan 'apakah bisa bersamanya'.•••
Lunna baru saja memasuki kelasnya, cewek itu sengaja datang siang agar tidak perlu menunggu bel masuk terlalu lama. Lunna melirik Kayla yang duduk di sebelahnya, cewek itu terlihat terpejam sambil merebahkan kepalanya di meja.
"Lo kenapa Kay, sakit?" tanya Lunna
Kayla menggeleng lalu membuka kelopak matanya sambil menguap sesekali.
"Cuma ngantuk. Semalem gue tidur larut" jawabnya sambil menopangkan wajahnya dengan tangan.
Lunna hanya bergumam menanggapi jawaban Kayla. Tak lama bel masuk berbunyi, disusul dengan kedatangan bu Tisa, guru mata pelajaran Kimia.
Beruntung meja yang diduduki oleh Lunna dan Kayla ada di bagian kedua di jajaran tengah jadi Kayla yang terlihat masih merebahkan kepalanya terhalang oleh Syifa yang duduk dibagian depan. Meskipun memang tidak terlihat oleh guru,tetapi tidak luput dari pantauan cctv yang ada di sudut ruangan kelas.
Jam pelajaran kimia berlangsung lancar dan khidmat, setelah bu Tissa meninggalkan kelas karena pergantian jam pelajaran tiba-tiba saja Opi anak kelas sebelah memanggilnya dari ambang pintu kelasnya."Eh Lun," panggilnya, cewek itu menoleh sambil menaikan kedua alisnya "lo dipanggil pak Adam dikantor sekarang" lanjutnya
"Gue?," tanyanya memastikan "kenapa nggak KMnya aja" tawarnya
"Ya orang yang disuruhnya elo. Gimana sih"
"Iyadeh. Thanks ya" ujar Lunna. Cowok itu mengangguk lalu pergi kembali ke kelasnya.
Lunna melirik Kayla yang masih asik dengan mimpinya, cewek itu ingin meminta antar namun tidak enak jika harus membangunkannya. Lalu menoleh kesekeliling, mencari Siva dan didapatinya cewek itu tengah menyalin catatan kimia. Dengan terpaksa cewek itu harus datang ke kantor sendiri.
Lunna berjalan di koridor menuju tangga, begitu berbelok dari tangga langkah nya langsung terhenti begitu dilihatnya Deffa bersama teman-temanya dari arah berlawanan tengah berjalan menuju lapangan olahraga, cewek itu mengernyit mengingat hari ini adalah bagian jam olahraga kelas sebelas-Ipa5. Lunna terpaku melihat Deffa yang tengah tertawa karena bercanda dengan teman-temannya. Cewek itu langsung mempercepat langkahnya begitu kelas Deffa telah berada di lapangan olahraga. Cewek itu tidak bisa tidak melirik, sampai ketika kedua mata itu bertumbukan membuat Lunna terkesiap namun tidak bisa berpaling, dan mata Deffa lah yang mengakhiri kontak mata itu. Hanya sesaat, sukses membuat hati Lunna mencelos.'Sabarr Lun, sabar' batinynya menjerit.
Lunna mencoba memfokuskan jalannya menuju kedalam kantor, cewek itu kembali mangatur nafasnya begitu akan menghampiri pak Adam.
"Permisi pak, bapak manggil Lunna?" tanya Lunna begitu mencium tangannya.
"Iya Lun. Hari ini bapak tidak bisa masuk dulu, karena ada kepentingan mendadak didinas. Untuk itu tolong kamu beritahukan di kelas kerjakan fisika latihan 4 di buku paket, nanti kita bahas minggu depan" perintah pak Adam. Lunna mengangguk mengerti.
"Oh, oke deh pak. Siap, cuma itu aja pak?"
"Iya. Yasudah kamu boleh kembali" ujar pak Adam. Lunna kembali mengangguk dan mencium punggung tangan pak Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold As You!
RomanceSebuah cerita manis tentang keberanian seorang gadis cheerful untuk mendekati salah satu cowok yang dijuluki "manusia es" disekolahnya. Akankah perjuangannya mampu membuat hati cowok itu luluh? atau malah Tuhan akan gantikan hati lain untuk datang d...