Nineten

135 9 6
                                    

Sebelumnya mau ngucapin, minal aidzin yaa. Maaf banget kalau masih banyak kesalahan dalam penulisan, maklum masih awam. Hehe:*

•••

Setelah kejadian tadi, Lunna memutuskan untuk masuk kedalam kelas saat bel jam istirahat berbunyi. Cewek itu tidak ingin masuk kedalam kelas dengan keadaan mata merah dan sedikit sembab, karena bukan tidak mungkin akan jadi pertanyaan yang pastinya malas untuk dijawab oleh Lunna一

Setelah mendapat pesan dari Kayla yang menanyakan keberadaannya. Lunna langsung mencuci wajahnya dan menatap dirinya dicermin, terlihat lebih baik meskipun dalamnya masih berantakan. Lunna kini tengah berjalan menuju tangga dengan wajah tertutunduk, belum sempat sampai menuju tangga langkahnya langsung terhenti begitu matanya melihat ada sepasang sepatu milik seseorang yang berdiri tepat dihadapannya, Lunna mendongkak dengan ogah-ogahan一 Fikto dan Candra terpana melihat wajah Lunna yang pucat, apalagi terlihat seperti habis menangis,

"Lo kenapa Lun?" tanya Fikto,

Lunna menghela nafasnya diam-diam, matanya mengerjap untuk menghindari tatapan Fikto. Baru akan membuka mulutnya untuk menjawab, pandangannya tidak sengaja melihat kebelakang punggung Candra一disana ada Dita yang tengah berdiri sambil menatap kearahnya dengan kedua tangan terlipat didada,

"Eh, malah ngelamun" sahut Candra, yang membuat Lunna kembali menatap keduanya,

"Eumm, nggak apa-apa kok. Saya permisi dulu"

Lunna menerobos sisi kanan Fikto dan menjauh, keduanya menoleh dan menatap punggung Lunna dengan kening mengkerut apalagi Fikto yang terlihat begitu heran dengan sikap Lunna barusan,

"Aduh, mulai gerah nih disini" sahut Candra yang kini membuka sebagian kancing kemejanya,

"Aneh banget" gumam Fikto tanpa mendengar ucapan Candra barusan.

Fikto masih menatap kepergian Lunna yang kini sudah hilang diujung tangga, dua alisnya tertaut bingung lalu pandangannya menoleh kearah Candra,

"Lo barusan liat mata dia kan?" tanya Fikto, dan dibalas anggukan oleh Candra "kayak abis nangis"

Belum sempat Candra menjawab, terdengar satu teriakan yang begitu membahana memanggil nama mereka dari belakang. Disana Dimas tengah berlari pontang-panting menghampiri keduanya,

"FIK,CAN!! TOLONGIN GUA WOYYY!" teriaknya masih sambil berlarian

Dimas langsung berlindung dibalik punggung keduanya, membuat Fikto berdecak kesal melihatnya,

"Apaan sih lo, Mas"

"Tolongin gue Fik, gue mau diperkosa sama si ikan duyung"

"Abis berbuat apa lo?" tanya Candra, "sini diri didepan, enak aja lo mau ngumpet hadepin tu cewek"

Dimas langsung ditarik oleh Candra untuk berdiri ditengah-tengah lalu menatap kedepan sambil mengerucutkan bibirnya,

"DIMASSSS!!! KURANG AJAR LO YA, DIMANA LO?! AWAS KALAU KETEMU" bentak Mora-siswi kelas XII ips2 yang memang terkenal dengan tubuh tambunnya itu-

Fikto, Candra dan Dimas langsung menatap lurus kearah Mora yang baru saja belok dari arah koridor. Mora berdiri dengan tangan kirinya bertengger dipinggang dan tangan kanannya yang tengah memegang sapu bergagang panjang dengan wajah yang terlihat kesal,

"Gue rasa, bukan dia yang mau merkosa lo! Jangan-jangan lo abis grepein dia ya? Kelewatan lo mas, gue tau dia montok tapi jangan dia juga dong!" omel Fikto

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang