Six

97 9 3
                                    

Happy reading guys!!

•••

Di halaman belakang rumahnya, sambil memainkan gitarnya Fikto masih memikirkan sosok perempuan yang tempo hari menabraknya.

"Keliatannya sih emang beda" gumamnya sambil memetik senar gitarnya.

Satu senyuman muncul sudut bibirnya begitu pikirannya teringat akan kejadian tempo hari itu.

•••

Keesokan paginya ketika baru saja memasuki gerbang, lewat sudut ekor mata dilihatnya Deffa tengah memarkirkan motornya ditempat biasa. Lunna memperlambat jalannya dan terus melirik kearahnya diam-diam.

Ditempat lain yaitu area parkir mobil matanya menangkap sosok perempuan yang baru saja memasuki gerbang, tanpa sadar seculas senyum manis tercetak dibibirnya. Niatnya untuk menghampiri seketika langsung dia urungkan karena situasi yang tidak memungkinkan, mengingat ini masih pagi dan pastinya semua angkatan masih hilir mudik baru memasuki gerbang sekolah. Juga untuk mengantisipasi dampak buruk yang akan diterimanya jika cowok itu menghampirinya sekarang.

Lunna menyusuri koridor utama lantai satu menuju tangga kelas sepuluh dengan langkah santai, dilihatnya Deffa sudah hilang diujung tangga menuju kelas sebelas. Senyum simpul tercetak dibibirnya, mengingat kejadian kemarin yang membuatnya kadang tersenyum sendiri.

"Kok lo nggak pake baju olahraga sih Lun?" tanya Icha begitu Lunna baru saja memasuki kelas.

"Loh kan jam ketiga olahraganya. Kok dipake sekarang?" tanya Lunna balik karena bingung, cewek itu mengernyitkan dahinya begitu melihat teman-temannya memakai baju olahraga.

"Dih, lupa apa gimana nih? Minggu kemaren kan jadwalnya baru lagi? Buruan gih sana ganti Lun!" perintah Icha. Lunna menepuk jidatnya pelan.

"Iya gue lupa! Yaudah thanks ya" jawabnya, Icha mengangguk lalu keluar kelas.

•••

Di jam pertama hari ini bagian kelas X-4 dan kelas XI ipa 2 yang jadwalnya mengisi lapangan untuk berolahraga. Karena kebetulan sekolah juga menyediakan fasilitas lapangan upacara dan olahraga untuk Futsal, Volley dan juga Basket. Untuk materi kelas sepuluh hari ini adalah Basket, setelah melakukan pemanasan yang dipandu oleh Dian sang ketua kelas. Dilanjut mereka mendengarkan interupsi yang disampaikan oleh Pak Samsuri.

"Materi yang akan bapak berikan hari ini adalah permainan basket. Setiap regu yang memenangkan permainan dengan mencetak point akan bapak beri nilai 87, dan bagi siswa yang kalah 80. Untuk itu putra dan putri langsung memecah diri menjadi dua kelompok. Dan permainan akan dimulai oleh regu putri terlebih dahulu" ucap pak Samsuri yang perintahnya langsung dituruti oleh mereka.

Lunna Kayla dan Siva masuk ke tim Diana,Ayu,Tiara yang mana mereka adalah anak dari tim basket SMA Trailangga. Setelah menentukan posisi masing-masing peluit langsung dibunyikan dan permainan dimulai.

Begitu bola dilambungkan keatas Tiara langsung merebut bola dan mendribble nya matanya fokus dan menajam. Tiba-tiba saja bola tersebut teralihkan begitu dirampas oleh Vina.

"Shit lo ah!" umpatnya kesal.

Dari gedung kelasnya yang berada di lantai dua, Fikto memperhatikan permainan basket yang tengah berlangsung dibawah lapangan. Matanya memicing begitu melihat Lunna diantara sekelompok manusia yang tengah bertanding itu. Kebetulan yang pas karena kelasnya tengah kosong dijam pertama.

Fikto bersama teman-temannya yang menonton diatas juga sebagian anak laki-laki disamping lapangan yang tengah menunggu giliran bermain tertawa keras begitu dilihatnya permainan basket itu menjadi rusuh karena pengambilan bola yang secara paksa dengan adegan menarik baju mendorong bahkan mendekap bola erat-erat, ditambah dengan tawaan dari para pemain juga yang membuat permainan jadi heboh.

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang