Five

98 9 1
                                    

Bel masuk baru saja berbunyi sepuluh menit yang lalu. Aktifitas kegiatan dikelas X4 sangat heboh karena tengah menyelesaikan rangkuman sejarah yang harus dikumpulkan saat ini juga.

"Lun, lun. Lo udah?" tanya Gani sambil berteriak. Lunna menoleh melihatnya yang tengah berkutat dengan bukunya.

"Iya. Kenapa emang?"

"Wihh, nggak solid nih. Bantuin dong yang gue kerjain nih" pinta Gani, membuat Lunna memutar bola matanya.

"Ogah banget. Kerjain sendiri aja"

Mendengar jawaban Lunna, Gani mengerucutkan bibirnya. Reza yang melihat itu langsung ikut angkat bicara pada Gani.

"Udah si lo Gan, gangguin mulu cewek gue" protes Reza. Lunna langsung mendelik kearah suara yang dikenalnya.

Reza ikut menoleh dan mengedipkan satu matanya begitu bertatapan dengan Lunna. Sontak membuat sebagian isi kelas langsung mensoraki mereka berdua.

"Ciee.. Lun dibilang ceweknya tuh ciee" teriak Surya yang menjadi provokator utamanya. Cowok itu langsung terdiam begitu diberi tatapan tajam Lunna.

"Apa-apaan lo Za, Lunna nggak doyan cowok macem elu. Yah yang kayak gue ginilah ya" ucap Bayu.

Dikelas, Reza dan Bayu memang dikenal tengah mendekati Lunna. Namun itu sama sekali tidak Lunna tanggapi meskipun mereka memiliki tampang yang dibilang sangat oke, tapi cewek itu hanya menganggap keduanya hanya sebatas teman sekelas. Pilihan Lunna hanya satu, hanya Deffa.

"Berisik banget lo pada, kerjain aja buruan. Dikasi waktu lima menit lagi buat selesein ini" teriak Kayla jengkel menunggu tugas mereka selesai.

Semuanya langsung sibuk berkutat dengan catatanya, dengan cara menulis gaspol tanpa ampun.

"Woyy tipex Icha manaa??" teriak Icha sambil memindai isi kelas.

"Ini ada di gue. Nih tangkep" perintah Bimo yang langsung melemparnya asal.

TUK!!

"Adaw!!" ringis Lunna begitu tipex itu mendarat tepat disisi pelipis kirinya.

Sebagian yang mendengar itu langsung menoleh dan menutup mulutnya apalagi Bimo yang menjadi tersangka utamanya karena melempar asal.

"Lun? Lo gapapa?" tanya Siva sambil merangkul bahu Lunna.

"Hayo loh Mo. Elo sih lemparnya asal, jadinya kena Lunna" ucap Icha

"Lun maaf yaaa. Gue nggak sengaja sori deh yaaa Lun" Bimo menghampiri Lunna sambil menangkup kedua tangannya didada.

"Iya-iya gapapa. Nggak sampe berdarah ini kok"

"Tapi Lun, sampe merah tuh pelipis lo. Lagian lo ada-ada aja si Mo, liat-liat makannya!" omel Bayu.

"Gapapa, ntar juga baik sendiri kok Bay. Udah gapapa Mo, lo lanjut aja"

"Lun maaf ya ga sengaja, hehe maaf yaa cantik" puji Bimo tulus.

"Awas lo sekali lagi kayak gitu, gue kempesin nanti" ancam Kayla sambil berkacak pinggang.

•••

Istirahat pertama Lunna, Kayla dan Siva tengah berada didepan ruang kelasnya, ketiganya tengah melihat kearah lapangan olahraga yang ada di bawah.

"Pelipis lo biru tuh Lun, masih sakit?" tanya Kayla. Lunna menyentuh pelipisnya pelan lalu meringis.

"Cuma sedikit, ntar diobatin lagi" ucap Lunna sekenannya.

"Emang kurang ajar tuh si Bimo. Awas aja kalau sampe kejadian lagi"

"Kantin yuu, haus nih pengen minum" ajak Siva, yang langsung diangguki oleh Kayla.

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang