Sixteen

97 9 0
                                    

Sepulang sekolah ini Fedril menunggu didekat tangga kelas sepuluh. Begitu melihat ketiganya tengah menuruni tangga, cowok itu langsung berdiri dengan menyenderkan sisi badannya pada tembok.

"Kay, ada Kak Fedril tuh" ucap Siva.

Kayla tersenyum malu membuat Lunna menyenggol sisi badan dengan lengannya.

"Ciee, gausah blushing gitu kali mbak" goda Lunna.

Ketiganya kini berhadapan dengan Fedril, cowok itu tersenyum geli melihat Kayla yang juga menatapnya kikuk.

"Ada apa Kak?" tanya Kayla.

"Oh engga, cuma pengen liat lo aja. Jarang ketemu soalnya" goda Fedril dan sukses membuat Kayla tersipu malu.

"Apaan sih Kak, norak deh" ucap Kayla masih dengan senyumnya.

"Kok norak, gue kan jujur Kay. Oh ya kalau boleh minta izin nih gue mau ngomong bentar sama Lunna boleh? Ini soal Deffa" ucap Fedril yang membuat tawa Lunna terhenti

Kayla mengangguk dan menatap Lunna dengan tatapan menyuruhnya untuk mengikuti Fedril dan menjauh dari keduanya.

"Gapapa nih, gak marah kan?" tanya Lunna serba salah

"Lebay banget. Nggak kok Lunna sayang, udah sana cepet!" Kayla mendorong tubuh Lunna untuk menjauh sedangkan Kayla dan Siva menunggunya didekat tangga一

"Ada yang mau gue tanyain sama lo Lun" ucap Fedril, wajahnya kini berubah menjadi serius

Lunna mengangguk, membuat Fedril menghela nafasnya.

"Sebenernya lo suka sama Deffa itu beneran atau cuma main-main?"

Lunna merasa terenyak mendengar pertanyaan Fedril sekaligus bingung.

"Iya. Aku emang bener suka sama Kak Deffa, tapi maaf aku gabisa jelasin apa alesannya karna hati yang nilai sendiri" jelas Lunna. Fedril mengangguk mengerti.

"Lo yakin sama apa yang lo bilang? Bukan karena dia populer kan?" selidik Fedril. Lunna menganga kaget mendengarnya

"Nggak sama sekali Kak! Saya suka dan sayang sama Kak Deffa itu murni, bukan karena dia populer atau apa"

"Mau sampe kapan lo bertahan?" tanya Fedril yang membuat Lunna ingin sekali menangis dan menjerit dihadapannya langsung.

"Sebisa yang saya mampu! Tapi kalau perasaan ini bener-bener nggak dihargain, bukan gamungkin saya milih mundur kalau diri saya sendiri sudah lelah dan memilih untuk nggak bertahan lagi" jawab Lunna bergetar.

"Gue terima semua jawaban lo Lun, gue harap lo bisa buktiin semua omongan lo ini didepan Deffa. Satu lagi, kok sekarang lo keliatan deket ya sama Kak Fikto?" tanya Fedril lagi.

"Saya hanya menganggap Kak Fikto itu sebagai Kakak saya sendiri nggak lebih Kak. Kami juga nggak ada hubungan apa-apa kok"

Fedril mengangguk lalu menghela nafasnya. Membuat Lunna menundukan kepalanya.

"Yaudah kalau gitu gue makasih banget lo udah mau jawab pertanyaan gue. Sori gue balik duluan ya sampein ke Kayla sama Siva, terutama sama Kayla. Kalian hati-hati pulangnya"ujarnya lalu pergi setelah menepuk pundak Lunna pelan.

Lunna mendongkak dan menghembuskan nafasnya kasar. 'Ada apa lagi ini?' batinnya

•••

Sabtu pagi ini, sekolah mengadakan senam pagi bersama. Tidak ada jam pelajaran disepanjang hari sabtu ini, yang ada hanya kegiatan olahraga sampai pukul 12:00 nanti一setelah selesai senam, Lunna meminta Kayla untuk mengantarnya ke toilet. Keduanya lalu berjalan meninggalkan area lapangan.

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang