Nine

85 7 2
                                    

Hy.
Hppy reading

•••

Hari ini Lunna datang lebih siang, limabelas menit menjelang bel masuk bunyi. Entah karena kebetulan atau memang Tuhan telah mengatur semua ini, matanya tidak sengaja melihat Deffa yang ada didepannya. Senyumnya mengembang, namun belum ada satu menit senyum itu tiba-tiba menghilang, digantikan oleh keterkejutan begitu Lunna melihat kejadian menyakitkan itu tepat didepan matanya sendiri.

"Selamat pagi Deffa ganteng" sapa gadis cantik itu yang berhasil menghentikan langkahnya.

"Ya. Pagi Kak" jawabnya singkat namun terdengar sopan karena memang lawan bicaranya ini adalah seniornya.

"Ih, dibilangin jangan manggil Kakak. Berasa tua banget nih gue" ujarnya dengan nada genitnya.

"Hmm, maaf" ucap Deffa sekenannya

"Bareng yuk, kebetulan kan arah gedung kelas kita sama. Kali-kali gue jalan sama Most Wantednya Trailangga" cewek itu tiba-tiba merangkul tangan Deffa lalu menariknya untuk pergi.

Nadia Putrianto, siswi kelas duabelas Ips1 ini adalah ketua dance SMA Trailangga. Cewek ini bisa dibilang fanatiknya Deffa banget, dari semua angkatan kelas dua belas yang suka sama Deffa cuma dia yang begitu terobsesi cowok macam Deffa ini. Menurutnya Deffa adalah tipekal cowok yang maskulin banget, inceran para warga SMA Trailangga nomor ketiga setelah Fikto, dan yang pasti karena ganteng juga. Makannya itu Nadia ingin memiliki Deffa selain karena ganteng juga karena reputasinya disekolah ini.

Lunna membelalakan matanya melihat kejadian barusan, cewek itu terlonjak begitu mendengar suara bel bunyi masuk berdering sangat nyaring, seperti menyadarkannya pada realita yang sebenarnya.
Belum sempat kejadian kemarin terlupakan kini ditambah kejadian barusan yang membuat hatinya semakin tersayat pisau dengan sadis.

"Talunna?! Kamu dengar apa yang saya sampaikan barusan?" tanya Pak Didi.

Lunna tersadar karena Kayla menyikut lengannya dan menoleh kearah pak Didi yang tengah menatapnya.

"Ah..Eeumm, i-iya pak saya dengar" jawabnya terbata

"Kalau gitu coba tolong jelaskan apa yang barusan saya sampaikan dengan jelas Lunna!" perintah pak Didi

Lunna menelan ludahnya, lalu menjelaskan sebagian ucapan pak Didi yang didengarnya, hanya sedikit dan itu membuat guru berkharisma berusia tiga puluh satu tahun itu geleng-geleng kepala.

"Maaf pak, Lunna tuh lagi sakit soalnya. Jadinya nggak fokus gitu pak" ujar Bayu ditempat duduknya dekat tembok

Semua sontak menoleh kearah Bayu yang ikut angkat bicara. Batinnya memberontak untuk membantu Lunna supaya cewek itu tidak dihukum hanya karena tidak mendengarkan materi dari pak Didi.

"Bener kan yang gue, Bilang" ucapnya lagi sambil menekankan kata bilang yang membuat Kayla sadar situasi.

"Iya bener pak, mukanya aja pucet tuh liat pak" bela Kayla sambil menunjuk wajah Lunna.

Untungnya saja pak Didi memang guru paling pengertian sepanjang sejarah. Meskipun beliau tahu, anak muridnya ini tengah berkelit.

"Lun. Lain kali kalau memang sakit jangan dipaksakan sekolah, atau mungkin kamu bisa beristirahat diUKS jangan dipaksakan" ujar pak Didi.

"Iya pak, Lunna minta maaf yaa. Maaf banget pak" jawab Lunna tak enak hati.

"Iya kali ini saya maafkan. Yasudah sekarang kita lanjutkan kembali" pak Didi tersenyum membalas Lunna, lalu memerintahkan semuanya untuk kembali kemata pelajarannya.

Setelah jam pelajaran pertama berakhir, Kayla langsung memberondongi Lunna dengan berbagai macam pertanyaan yang malah membuatnya makin suntuk.

"Lo kenapa sih Lun? Ada apa?" tanya Kayla. Lunna hanya menggeleng kecil lalu tersenyum.

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang