Twenty Two

59 2 0
                                    

Happy reading.

Malam ini Lunna tengah mematut dirinya dicermin, tinggal satu ritual polesan cantik yang belum dia lakukan yaitu memakai lipice-nya. Setelah memakainya cewek itu kemudian tersenyum manis dan mengedipkan kedua matanya genit, cukup simple tapi menarik karena hari ini Lunna memakai dress hitam dan membiarkan rambutnya terurai tanpa berniat untuk ditata sedemikian rupanya.

 Setelah memakainya cewek itu kemudian tersenyum manis dan mengedipkan kedua matanya genit, cukup simple tapi menarik karena hari ini Lunna memakai dress hitam dan membiarkan rambutnya terurai tanpa berniat untuk ditata sedemikian rupanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lun, udah selesai belum? Cepetan!" ucap Aimar yang baru saja mengetuk pintu kamarnya sekilas.

Tanpa pikir panjang Lunna langsung menyambar tas kecilnya dan berjalan menuju pintu sambil memakai parfumenya一setelah menuruni tangga dilihatnya Aimar yang memakai setelan kemeja putih lengkap dengan jas yang dipakainya. Terlihat lebih sedikit menawan dari penampilan biasanya,

"Ganteng ga?" tanya Aimar tanpa basa basi sambil menujukan beberapa gaya yang membuat Lunna terkekeh geli melihatnya.

"Top deh" jawabnya sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.

"Mau kemana nih, udah rapih aja. Udah ganteng cantik, wangi lagi" ucap ibunya begitu menghampiri mereka berdua diruang tamu

"Biasa bu, anak muda" kekeh Aimar "udah telat juga nih takut kemaleman pulangnya, kami pergi dulu ya bu"

"Iya. Jaga adik kamu baik-baik ya Mar, jangan dinakalin dan jangan terlalu larut pulangnya!"

"Oke siap bu bos! Salam buat Ayah ya bu dahh" ucap Aimar lalu mencium pipi kanan ibunya itu dan berjalan keluar

"Lunna pergi dulu ya bu, daahh" kecupnya lagi kali ini disebelah kiri kemudian menyusul Aimar yang sudah mendahuluinya

••••

Aimar baru saja menepikan mobilnya di parkiran kampusnya, detik itu juga ponsel Lunna bergetar ada pesan WhatsApp masuk.

From : Kak Fikto
Hi Lunna, i hope you are willing to keep their promises to come later saturday😊

Lunna tersenyum sungging membaca pesan dari Fikto, lalu tanpa buang waktu cewek itu kemudian membalas pesanya dengan gerakan cepat一Fikto yang baru saja menyelipkan sebatang rokok kebibirnya langsung kembali mengurungkan niatnya begitu melihat ponselnya yang berkedip,

From : Lunna
Yes. Would i promise to come if there is no obstacle 😊

Cowok itu kemudian kembali mengetik sambil tersenyum menggelikan. Padahal sebelumnya dia tidak pernah seperti ini jika tengah berkomunikasi dengan perempuan tapi kali ini beda Fikto malah terlihat seperti abg yang baru saja dilanda kasmaran padahal mengingat umurnya yang sudah menginjak remaja akhir. Lunna memang sepertinya memberikan efek yang berbeda pada Fikto. Seperdetik kemudian Fikto masih memandangi kolom chat itu berharap dua tanda centang itu segera berubah menjadi biru一namun sepertinya dugaanya kali ini meleset karena delapan menit kemudian pesan itu masih belum terbaca oleh Lunna.  Fikto kembali menulis sederet pesan untuk Lunna lalu menyimpan ponselnya dinakas cowok itu kemudian berjalan keluar kamar untuk makan malam bersama orangtuanya一

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang