Twenty Three

22 5 0
                                    

"Gue..."

Fedril makin membulatkan matanya gemas karena Deffa masih menggantungkan ucapanya,

"Gue," ucap Deffa lagi "gue mau ke kantin dulu, lo kalau masih mau disini silahkan. Gue duluan" lanjutnya lalu bangkit dan berjalan menuju pintu

"Deff, gue tau lo cuma menghindar dari pertanyaan gue kan?" jawab Fedril begitu Deffa baru meraih knop pintu "Kalau lo suka, jujur aja gausah bohongin diri sendiri"

Deffa tidak menghiraukan ucapan Fedril, cowok itu malah kembali melanjutkan jalanya meninggalkan karibnya didalam yang tengah geleng-geleng kepala melihat tingkahnya一

Lunna kini tengah berjalan dikoridor lantai dasar dengan diapit kedua sahabatnya, Kayla dan Siva dengan masing-masing tangan memegang botol minuman,

"Lo percaya ga? Kalau donat-donat unyu yang tadi dikasih Kak Fikto ke Lunna tuh buatan dari hotel bintang lima kelas atas" ucap Kayla

"Ya percaya banget lah, secara gila tu donat lembut banget dilidah. Top begete deh" seru Siva sambil mengacungkan dua jempolnya,

"Menurut lo gimana Lun?" tanya Kayla gantian, baru saja Lunna siap membuka mulutnya untuk menjawab tiba-tiba saja langsung diurungkanya begitu kedua matanya bertemu dengan kedua mata milik Deffa

Tatapan itu tetap sama, namun kali ini sarat akan penyesalan. Keduanya berhenti sejenak begitu berpapasan, Deffa masih belum bisa mengalihkan pandanganya sampai seketika Kayla menarik tangan kanan Lunna dan kembali berjalan untuk segera menaiki tangga dan hilang disana. Deffa menghela nafas dan menggeleng pelan, memaklumi apa yang dilakukan oleh Kayla一

"Mutados banget si tu orang mukanya, nggak ada basa-basinya buat minta maaf gitu sama lo" ujar Kayla sambil geleng-geleng kepala,

"Tapi Kay, gue rasa sih tadi kayaknya dia mau ngomong sesuatu cuma kayaknya dia bingung deh mau nyampeinya gimana" sahut Siva sambil melirik Kayla hati-hati

"Halah, dia kan cowok masa iya nggak berani buat minta maaf. Itu mah bukan nggak berani kali yaa tapi emang nggak ngerasa pernah buat salah kali ke elo" bantah Kayla sambil melirik Lunna,

Cewek itu masih tetap diam seribu bahasa, malah bisa jadi Lunna tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Siva dan Kayla otaknya dibuat berpikir keras dengan berbagai dugaan yang muncul dikepalanya一tiba-tiba ponsel Kayla bergetar, ada pesan masuk dari Fedril

"Bisa temuin gue di taman? Sekarang."

Kayla mengernyitkan dahinya bingung, begitu membaca pesan dari Fedril. Cewek itu kemudian mengalihkan pandanganya ke Lunna dan Siva,
"Gue mau ke koprasi dulu bentar, lupa beli pena" ujarnya lalu berajalan keluar kelas.

Begitu sampai di taman dekat samping perpustakaan, Kayla sudah mendapati Fedril tengah berdiri disamping pohon mangga
"Ada apa Kak?" tanya Kayla

"Ada yang mau gue omongin, tapi ini menyangkut Deffa sama Lunna"

Begitu mendengar nama Deffa, raut wajah Kayla langsung berubah jadi sensi "Mau apalagi sih dia, belum cukup gitu sama apa yang-"

"Kay, gue cuma mau minta kerjasama buat bikin mereka baikan. Deffa bener-bener ngerasa bersalah banget sama Lunna, makanya itu dia mau minta maaf dan cuma elo sama Siva yang bisa bantu buat bujukin Lunna biar mau ketemu sama Deffa" potong Fedril pelan, Kayla menghela nafasnya jengah

"Kalau dia cowok, dia minta maaf aja sendiri. Ngapain harus dibantu, gue bisa aja bujuk Lunna buat maafin dia tapi nggak segampang itu Kak, dia juga harus bisa usaha dulu biar bisa ngerasain gimana rasanya berjuang!"

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang