Ten

95 9 1
                                    

Enjoywiththestory💘

•••

Kayla dan Lunna kini sudah ada diresto PizzaHut, memesan satu loyang berukuran sedang dengan taburan cheese yang menggiurkan. Pikirannya sudah kembali tenang, setelah selesai dari sini Lunna mengajak Kayla untuk ke toko buku. Meskipun Kayla memang tidak begitu menyukai area toko buku namun hari ini dia buat pengecualian hanya untuk membuat Lunna senang.

"Ada kabar nggak dari Siva. Dia lagi apa gitu?" tanya Lunna sambil memotong makanannya.

"Gaada, bm gue juga belom diread sama dia daritadi" Kayla menjawab sambil mengecek ponselnya.

Keduanya larut dalam keterdiaman, sibuk dengan kenikmatan yang dirasakan karena makanan yang didepannya ini. Sampai seketika mata Kayla melihat seseorang yang tak asing lagi, matanya memicing begitu melihat cowok itu memasuki area resto.

"Lun, itu Kak Fikto kan ya? Bener nggak sih itu dia" tanya Kayla sambil mengguncang lengan Lunna.

Cewek itu menoleh, dan tanpa disengaja juga ketika Fikto mengedarkan pandangannya matanya menangkap sosok yang sangat tidak asing bagi penglihatannya. Cowok itu memicingkan matanya lalu sejurus kemudian dia tersenyum lalu menghampiri Lunna dan Kayla.

"Eh Lun, dia kesini" ucap Kayla masih dengan menatap Fikto "eh gila, ganteng banget. Maskulin lagi" lanjutnya lagi setengah berbisik.

Lunna hanya memberi tatapan tajamnya pada Kayla, membuat cewek itu langsung terdiam dan menegakan kembali badannya kesandaran kursi.

"Ehem, hai" sapa cowok itu, Lunna mendongkak mendapati Fikto telah ada disampingnya. "Sori gue boleh ikut duduk disini nggak?" lanjutnya.

Kayla yang merespon duluan dengan menganggukan kepalanya, masih terpaku dengan gaya Fikto yang bisa dibilang sebagai obat cuci mata. Cowok ini memakai kaos hitam dengan berbalut jaket berwarna biru donker, rambut model Skin dengan poni gibasnya yang selalu tersisir rapih kesamping kini sengaja dia tata keatas membentuk jambul. Membuat penampilannya seketika berbeda dari biasanya.

Merasa mendapat persetujuan dari sang pemilik, Fikto duduk disamping Kayla dan menghadap kearah Lunna.

"Kebetulan banget ketemu disini. Kalian berdua aja?" tanya Fikto.

"Eh, iya Kak" jawab Lunna kikuk.

"Temen lo yang satu lagi mana? Nggak ikut?"

"Iya, dia ada halangan gitu jadi nggak ikut join" jawabnya lagi yang membuat Fikto hanya memagut-magutkan kepalanya mengerti.

Ketiganya larut dalam pembicaraan yang menarik mulai dari musik,hobi,film bahkan pelajaran yang ada disekolah.

"Boleh lo catet nomor ponsel lo Lun" tanya Fikto yang tedengar begitu kontradiktif.

Namun sepertinya lebih menjurus sebgai bentuk pernyataan.

"Hah?" Lunna mendongkak kaget ketika tengah mengaduk-aduk minumannya.

Fikto mengulurkan ponselnya kearah Lunna sambil menaikan satu alisnya, Kayla yang ada disebelahnya menganga kaget dan menatap keduanya bergantian.

•••

Pagi itu didalam kelasnya Kayla sudah heboh sendiri dengan Siva yang setia mendengarkan ceritanya. Lunna hanya sesekali memberi peringatan supaya suara Kayla dipelankan.

"..gue kaget banget waktu Kak Fikto tiba-tiba minta Lunna catet nomor dia diponselnya. Dan begonya orang ini," tunjuk Kayla kearah Lunna membuatnya kaget dan mengerucutkan bibirnya "dia malah cengo aja coba, lama banget ngambil ponselnya padahal tu cowok udah nyodor-nyodorin ke Lunna" Kayla geleng-geleng kepala.

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang