Eighteen

135 6 2
                                    

"Nice to meet you, Lunna!" sapanya.

Lunna mengangkat kedua alisnya kaget kalau cewek ini kenal dengannya. Cewek itu menatap Lunna kemudian menarik senyum disudut bibirnya.

"Siapa Lun??" bisik Siva, Lunna menggeleng pelan.

Cewek itu melangkah mendekati Lunna dan kedua sahabatnya, rasa tegang menyelimuti Lunna Siva dan Kayla namun ketiganya tetap memilih diam tidak bergerak mundur ataupun maju dan tiba-tiba cewek itu mengulurkan tangan kanannya kearah Lunna.

"Kenalin, gue Stella" ucapnya, yang membuat Lunna kaget tapi hanya sesaat,

Lunna meraih uluran tangan itu dengan perasaan yang dibuatnya sesantai mungkin,

"Lunna, Kak"

Stella tersenyum simpul menatap Lunna, kedua matanya langsung tertuju pada Kayla dan Siva yang membuat keduanya langsung tersenyum mengangguk,
"Ada yang mau gue tanyain sama lo. Boleh?" tanya Stella

"Boleh Kak, tanya aja"

"Lo ada hubungan apa sama Fikto? Kalian berdua pacaran, atau lo yang naksir sama dia,"

Lunna mengernyitkan dahinya bingung, ini jelas bukan seperti pertanyaan melainkan sebuah pernyataan,

"Saya nggak ada hubungan apa-apa ko sama Kak Fikto, kami berdua cuma temenan aja"

"Jangan bohong! Lo jawab jujur aja, kalau seandainya lo bohong tau sendiri nanti akibatnya" ancam Stella

"Bener, kalau Kakak nggak percaya silahkan tanya langsung sama orangnya. Kami nggak ada hubungan apa-apa" Lunna menghela nafasnya diam-diam, cewek jadi tahu kalau Stella juga sama terobsesinya pada Fikto,

"Oke. Kalau jawaban lo ini bohong, tanggung sendiri akibatnya nanti!" ancamnya lagi, sambil melipat kedua tangannya "dan satu lagi, gue harap lo nggak usah deketin Fikto lagi"

Stella langsung meninggalkan Lunna yang masih terpaku dengan ancamannya barusan. Ini untuk kedua kalinya Lunna mendapat ancaman dari orang-orang yang menyukai Fikto,

"Gue heran deh Lun, padahal kan yang deketin tuh Kak Fikto. Bukan lo" ucap Kayla,

"Yaudah biarin aja, suka-suka mereka mau kayak gimana juga"

"Tapi Lun, suka-suka lo juga 'kan mau deket sama siapa juga. Apa hak mereka larang lo kayak gitu?"

"Ya terus gue harus kayak gimana? Kay, meskipun mereka ngancem gue kayak tadi gue nggak bakal tanggepin. Gue enjoy sama Kak Fikto, kita nggak ada hubungan apa-apa dan nggak ada kaitannya gue harus jauhin Kak Fikto"

"Gue rasa kayaknya Kak Fikto suka sama lo deh Lun" sahut Siva

"Ini lagi lebih ngaco. Kita berdua itu cuma temen biasa aja kok, kalaupun emang bener dia suka gue mau denger langsung dari orangnya"

"Terserah lo aja deh Lun, yang jelas lo kudu hati-hati" ucap Kayla lagi

"Hati-hati doang nih? Nggak mau nolongin gitu" tanya Lunna sambil memutar kedua bola matanya, jengah.

×××

Malam harinya, Lunna tengah asik mengerjakan tugas diLaptopnya tanpa sengaja Lunna menoleh kearah lemari buku mini yang ada disebelah meja belajarnya, senyumnya terukir begitu melihat nama 'Aldeffa Drisky' yang Lunna buat dan sengaja ditempelkan disamping lemari. Otaknya kembali dibuat berfikir soal kejadian saat istirahat disekolah siang tadi,

"Kayaknya gue harus tanyain sama dia langsung deh. Kenapa dia jutek banget dari biasanya ya? Aneh" ucapnya lalu menumpukan dagunya dikedua telapak tangannya "bodo amat deh mau dijawab atau engga juga, yang penting gue udah nanya"

Cold As You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang