Nabilah pov.
Semakin dekat hari bahagia itu ternyata tidak mudah melewatinya,karna semakin banyak juga masalah yang harus aku dan alan hadapi.
Kondisi tubuh yang memang sama-sama terlalu lelah membuat kita sering terlibat percekcokan hingga saling cuek untuk waktu yang tidak bisa di tentukan.
Seperti saat ini,di lantai kamar dan di tempat tidur Ku sudah di penuhi oleh sampah tissue bekas ku menggelap air mata dan inggus.ya aku menangis,aku menangis karna baru saja aku bertengkar dengan alan karna dengan se enak jidatnya ia membatalkan janji denganku untuk pergi ke rumah mas raka untuk membicarakan konsep prewed yang kita mau.
Aku memang tidak tau pasti alasan apa yang membuatnya membatalkan janji itu namun ini bukanlah kebiasaannya.
Tok,,tok,,tok.
Aku segera menghapus air mataku saat suara ketukan pintu menyadarkan lamunan ku.
''masuk.'' triakku mempersilahkan seseorang di balik pintu untuk memasuki kamar dengan suara serak.
Setelah pintu terdorong baru lah aku bisa melihat dengan jelas siapa yang kini menatapku penuh kasih sayang,yaitu bunda ku tercinta.
''sayang kamu kenapa lagi hmm.??'' tanya bunda duduk di sampingku lalu mengelus rambutku lembut.
Aku memeluk tubuhnya dari samping dan menyandarkan kepalaku di bahu nya.
''alan ngeselin bund,masa dia mentingin urusan lain dari pada persiapan pernikahan kita.'' adu ku ke bunda,ku dengar kekehan kecil yang keluar dari bibir bunda.
''sayang,,bentar lagi kan kamu sah jadi nyonya hartanto jadi kamu harus bisa mengerti sifat suami kamu,siapa tau alan punya alasan yang memang ngk bisa di tinggalin.''jawab bunda menasehati ku.
''udah ahh ngk usah sedih-sedih lagi,lebih baik kamu nikmati waktu kamu sebagai seorang gadis sebelum resmi menjadi istri aLan.'' perintah bunda yang segera aku setujui dengan anggukan semangat.
---
Keheningan masih menyelimuti 2 orang yang duduk berhadapan,pandangan gadis itu tak luput dari wajah pria yang ada di hadapannya,sementara tatapan lelaki itu berkeliaran kesana kemari salah tingkah.
''khem.'' alan mengeluarkan suaranya karna merasa tidak nyaman dengan keadaan yang awrkwrk.
''TN,alan hartanto.'' ucap Gadis itu menyebutkan nama lengkap alan.
''apa sebelumnya kita pernah kenal??.'' tanya alan heran saat merasakan tatapan yang berbeda dari gadis itu.
''andela yuwono,apakah kau mengingat nama itu??'' tanpa menjawab pertanyaan dari alan kini sebaliknya ia memberikan pria jangkung itu pertanyaan, alan terlihat sedikit berfikir.
''ya nama itu tidak asing di telingaku tapi,,aku tidak mengingat apapun tentang nama itu.'' jawab alan menatap gadis itu lebih tajam seakan mencoba mengembalikan semua dimensi yang pernah terlewati dulu.
''kalau aku boleh jujur,aku adalah seseorang yang pernah berarti di hidupmu dulu,dan kita pernah bahagia bersama.'' alan mengerutkan alisnya kurang paham akan maksud gadis itu.
''dulu,kita pernah berjanji untuk bertemu kembali di sebuah tempat yang hanya kamu dan aku yang tau,dan di tempat itu juga kamu sering nyanyiin aku sebuah lagu yang kita sama-sama sukai.'' gadis itu diam sejenak lalu melirik tangan alan yang berada di atas meja untuk di raih nya,alan tersentak kaget dan ingin melepaskan genggaman itu namun..
''kamu juga pernah bilang klau kamu mencintai ku dan suatu saat akan kembali untuk melamar ku.'' seketika mata alan membulat dengan sempurna.
''ngk,itu ngak mungkin,,aku hanya pernah mendengar namamu,,bukan menjalani masa lalu denganmu.'' dengan kekeh alan menepis kenyataan yang memang ia sendiri belum pernah merasakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Dad (season 2)
FanfictionIni adalah lanjutan cerita dari story yang pernah saya buat,tapi beda konflik klau season 1 lebih fokus dengan petualangan farish mencari istri di season 2 ini hampir seluruhnya adalah tentang kisah nabilah.