peluang

336 23 3
                                    

Alan pov.

Dengan langkah panjang aku memasuki restoran dimana aku membuat janji dengan perempuan yang mengaku tau akan masa laluku.

Sebenarnya klau boleh jujur aku sudah tidak tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan masa lalu ku sendiri,tapi entah kenapa pengakuan gadis itu membuat aku penasaran ingin mendengarkan kelanjutan cerita yang ia tahu tentang diriku,tapi disisi lain aku juga takut klau nabilah mengetahui peketemuanku dengan gadis itu.

Dari jauh aku sudah bisa melihat dia sedang duduk sendirian,dengan satu gelas milk tea yang menemani nya. Dengan langkah pelan dan pasti aku mendekatinya.

''alan.'' panggil nya saat aku sudah berada di depan mejanya.

Aku duduk dihadapannya dan menatap dia aneh.

''ada apa lagi?''tanyaku malas.

''Lan,aku tau mungkin kamu sudah tidak akan percaya lagi denganku tapi aku mohon dengarkan aku sekali ini saja.'' aku menatap nya tajam.

''aku akan dengarkan ceritamu tentang ku,tapi jangan pernah berharap aku akan percaya dengan semua cerita itu.'' kulihat dia mengangguk.

''ok,terserah kamu mau percaya atau engak,yang penting aku sudah menceritakan ini padamu.'' kulihat dia menarik nafas dan memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya memulai cerita itu.

''dulu,kita adalah temen satu kelas,mulai dari kelas 3 Sd Kita selalu sama-sama,saat itu aku tidak punya satu temanpun,mereka menjauhiku karna aku gadis penyakitan yang lemah, kamu bilang mau berteman denganku karna mau menjagaku dari mereka yang selalu mengejekku,sampai kita SMP kamu tetap selalu ada untukku setiap saat dan setiap waktu,dan dulu kamu pernah bilang sama aku. 'ndel klau nanti kita jauh tanpa niat saling meninggalkan aku mau kita saling mencari dan mengingatkan klau kita harus bersama,karna kebersamaan yang kita lewati selama ini membuat aku yakin klau kita diciptakan untuk saling menjaga dan melengkapi' itulah kata-kata yang selalu aku ingat darimu Lan,makanya saat aku lihat kamu saat itu aku semakin yakin klau tuhan tidak akan memisahkan kita dengan waktu yang lama,karna memang kita saling membutuhkan.'' tutur nya panjang lebar,otakku menerawang jauh mencoba meresapi semua cerita dan kejadian yang gadis itu ucapkan,tapi nihil,karna tidak satupun memory itu menghampiri ingatanku.

''jantung lemah yang dulu aku derita kini sudah kronis Lan,dan aku ngk tau sampai kapan bisa bertahan dengan jantung yang seperti ini.'' tambahnya dengan nada sedih,apa benar yang ia katakan,klau memang iya berarti dia membutuhkan perhatian lebih??.

''Lan,'' aku tersentak saat kurasakan dia menggenggam tanganku yang berada di atas meja.

Aku memandAng sekitar karna takut nabilah melihatku seperti tempo hari dan mencoba melepaskan tapi dia menggenggam nya semakin erat.

''please,aku butuh kamu lan,aku hanya butuh kamu untuk menemaniku sisa umurku,aq ngk butuh siapapun,please.'' mohon nya masih menggenggam tanganku,aku menatap nya ragu.

''maaf gue ngk bisa,'' tolakku menepis tangannya,kulihat dia menunduk dan menangis.

''aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku bersama orang yang aku cintai,hiks,,,aku ingin merasakan kebahagian yang tidak pernah berpihak padaku,tapi kalau kamu ngak mau mungkin memang aku harus menderita sampai aku mati.'' ucapnya sambil terisak,aku diam dan binggung harus berbuat apa.

''klau gitu maaf udah pernah menganggumu,mungkin ini pertemuan kita yang terakhir,selamat tinggal.'' sambungnya lalu berdiri,dan entah kenapa tanganku terulur untuk menahan pergelangannya.

''tunggu.''dia berhenti dan melihatku yang hanya meliriknya dengan ujung mataku.

''gue anterin pulang.'' ucapku menawarkan,aku ngk mungkin membiarkan dia pulang dengan keadaan seperti ini,selain dia perempuan keadaan tubuhnya pun kulihat sangat lemah.

Me And My Dad (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang