Nabilah pov.
''gue mau ngomong sesuatu,,!'' ucapnya lalu menoleh ke arahku dan menatap mataku tajam,pandangannya seakan mengunci tatapanku lalu dia semakin mendekat dan mendekat hingga jarak di antara kita semakin menipis sampai akhirnya.
''mata kak ayu indah ya,'' seketika akupun salah tingkah di buatnya.
''eh,,em hehehe makasih.'' duh bego bego kenapa loe mikir nya kejauhan sih bil duhh bisa turun pamor loe kalau kaya gini,hufft.
''eh kak,,kakak pernah ngak suka sama seseorang??'' tanya nya padaku,aku menaikan sebelah alisku yang punya pertanda berarti gagal fokus.
''aku sekarang lagi suka sama seseorang,tapi aku ngak tau orang itu suka apa ngak sama aku.'' ucapnya panjang lebar dengan pandangan lurus ke depan.
Akupun hanya diam karna aku tau masih ada lanjutan dari kata-katanya barusan.
''dia terlalu tinggi buat aku gapai,dan aku terlalu takut di tolak jika aku berbicara jujur,menurut kakak aku harus gimana,??'' dia melanjutkan ucapannya dengan di akhiri sebuah pertanyaan untukku.
Apa yang harus aku katakan sedangkan aku sendiri aja sekarang sedang mengalami kejadian yang sama dan sadisnya aku juga belum menemukan jalan keluarnya.
''yah gimana ya kita kan beda aku cewek dan kamu cowok, kalau aku pribadi sih klau aku ngalamin kayak gitu aku akan terus berusaha menunjukkan yang terbaik di hadapannya,aku akan terus berjuang untuk bisa membuatnya melihat ke arahku,dan yang pasti yakinkan dia klau aku memang pantas untuknya.'' ucapku sok bijak. Kulihat dia tersenyum tipis dan kembali melihat kedepan.
''apa kamu sudah lama menyukainya?'' tanyaku penasaran,ya siapa tau orang yang ia suka itu gue wkwkwk.
''bukan lama lagi kak,tapi bertahun-tahun.'' hm hilang sudah harapanku mendengar jawabannya tadi udah meruntuhkan percaya diriku dan mau tidak mau aku harus terima kenyataan klau cewek itu bukan aku.
''kita sudah berteman dari kecil,dia selalu ada saat aku butuh dan sebaliknya aku juga setia menemaninya dalam keadaan apapun tapi rasa itu muncul saat aku merasakan klau aku memang tidak bisa jauh darinya.
Ternyata seperti ini rasanya patah hati sesak dan sakit,mungkin dia bukan di takdirkan untuk ku jadi aku harus ikhlas menerima kenyataan ini.
Setelah senja telah meredup dan hari juga mulai gelap aku mengajak julian segera pulang karna aku juga tidak mau di omelin sama daddy klau pulang terlalu malam.
''makasih ya julian untuk hari ini udah ngajak aku liat sunset yang keren.'' ucapku setelah mobil julian berhenti di depan gerbang rumahku.
''harus nya aku yang makasih sama kakak,karna kakak sudah mau dengerin curhatan aku.'' jawabnya sambil tersenyum lucu.
''ya udah aku turun ya.'' pamit Ku ke julian dan dia hanya menjawab dengan mengangguk.
Setelah aku turun dan mobil julian juga sudah menghilang dari pandanganku akupun melangkah memasuki pekarangan rumahku.
Langkah ku terhenti saat aku melihat seorang yang sedang berdiri menatap langit dengan tangan yang di masukan dalam saku celana nya.
''alan.'' panggil ku pelan saat aku yakin klau dia alan.
Dia menoleh sejenak lalu kembali menatap langit,aku menghampirinya dan mengikuti arah kemana matanya memandang dan ternyata dia lagi liat bintang.
''loe ngapain disini malam-malam.'' tanyaku lagi.
''nikmati suasana malam.'' jawabnya singkat.
Entah kenapa aku sangat menyukai karakter suara alan yang berat tapi terdengar merdu dan berkarisma sayang aja pemiliknya pelit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Dad (season 2)
Fiksi PenggemarIni adalah lanjutan cerita dari story yang pernah saya buat,tapi beda konflik klau season 1 lebih fokus dengan petualangan farish mencari istri di season 2 ini hampir seluruhnya adalah tentang kisah nabilah.