Nabilah pov.
Tak mudah untukku selama ini menjalani kehidupan untuk sampai dititik terbaik yang semua orang impikan.
Banyak air mata penyesalan dan tawa kebahagiaan menghiasi perjalanan hidupku selama ini. Kasih sayang yang datang dan pergi seolah menjadi pelajaran bahwa perjuangan itu belum Lha usai .
Banyak rasa takut yang aku rasakan saat aku ingin melangkah pada rute ke kehidupan yang baru , bimbang dan bahagia itu kini selalu berputar dalam otakku.
Karna hari itu akan segera tiba, hari dimana seseorang yang selama ini menjadi pelengkap hidupku akan segera mengucapkan ikrar janjinya di depan penghulu,janji untuk menjaga ku,menyayangiku dan mencintaiku selalu.
Entah aku harus bahagia karna dia akan jadi milikku selamanya atau harus sedih karna pasti aku harus jauh dengan Daddy bunda dan juga adik"ku.
Cklek
Suara pintu yang terbuka seketika membuatku sadar dari lamunan dan menghapus jejak air mata yang entah kapan mulai turun dipipiku,kulihat daddy yang sudah memakai jas berwarna abu-abu dengan penampilan yang membuatnya terlihat semakin muda kini berjalan menghampiriku dan aku pun tersenyum sambil berdiri dari kursi rias yang sedari tadi kududuki.
"Gimana sayang udah siap.?"tanya daddy dengan tangan membingkai wajahku,aku menunduk saat merasa kalau air mata ini ingin menetes lagi.
Sungguh aku tak bisa pungkiri kalau aku sangat sulit mengungkapkan perasaan ini,jujur aku berat bila harus jauh dengan daddy orang yang menjadi saksi hidupku selama ini.
Karna Bagaimanapun juga dia lah satu-satunya orang yang selalu sabar menghadapi semua sifatku,dia juga yang mengajarkan ku tentang banyak hal semenjak aku lahir kedunia hingga sekarang.
"Litle princess daddy kok nangis.?" Tanya daddy mengangkat wajahku, dihapusnya secara perlahan air mataku dengan ibu jarinya.
Aku menghambur dalam pelukan hangatnya yang selama ini jadi tempat favorit ku.
"Ini air mata bahagia daddy,ayu tau mungkin setelah ini ayu akan jarang melakukan ini lagi,tapi klau suatu saat ayu merindukan daddy apakah ayu boleh mencari daddy?" Kudengar daddy tertawa lirih lalu mengelus puncak kepalaku.
"Tentu sayang,kapanpun ayu butuh daddy atau bunda kita siap untuk menyambutmu." Jawab daddy penuh keyakinan.
"Udah ahh masa calon pengantin nangis,ntar ngk cantik lagi dong." Daddy melepaskan pelukan kita dan menghapus air mataku penuh kasih sayang.
" daddy, terima kasih untuk semua kesabaran daddy selama ini,mungkin klau bukan daddy jadi ayahku ayu ngk tau hidup ayu akan seperti apa." Ucap ku tulus,daddy membingkai wajahku dengan tangannya .
"Justru daddy yang harus bersyukur karna sudah memiliki seorang putri yang kuat tegar dan selalu membuat daddy belajar banyak hal tentang kehidupan , karna kamu yang membuat daddy percaya klau perjuangan itu tidak akan pernah sia-sia." Sekali lagi aku memeluk nya erat.
Betapa bersyukur nya aku memiliki seorang ayah yang tak pernah lelah menghadapi hidup,dia bisa bertahan dalam beratnya cobaan seorang diri menjaga dan membesrkanku tanpa orang tua dan seorang Pendamping.
Setelah usai dengan sedikit kesedihan melepaskan semua keraguan aku dan daddy kini berjalan menuruni tangga untuk menuju ke tempat dimana Alan sudah menungguku dengan gagahnya.
Senyum bahagia mulai aku pancarkan saat aku menatap pria yang aku cintai kini memandang ku berbinar,kegugupan yang tadi aku rasakan kini semakin besar saat aku merasakan semua mata kini tertuju padaku dan daddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Dad (season 2)
FanfictionIni adalah lanjutan cerita dari story yang pernah saya buat,tapi beda konflik klau season 1 lebih fokus dengan petualangan farish mencari istri di season 2 ini hampir seluruhnya adalah tentang kisah nabilah.