2nd POLE~~||~~
Inara menyusun berkas-berkasnya dengan rapi karena akan diberikan kepada Bu Aminah. Gadis itu bersama teman-temannya di ekskul paskibra baru saja menjuarai lomba tata upacara bendera tingkat provinsi. Suatu prestasi yang tidak disangkanya, walaupun ia hanya ditempatkan di posisi pagar.
"Wuidih, banyak banget kertasnya." Gala masuk ke kelas Inara. Setiap jam istirahat, lelaki itu sering mengunjungi Inara dan Sabrina.
"Rekap prestasi, Gal," ucap Inara dengan tangan yang masih gesit menyusun berkasnya.
"Na, I'm coming!" seru Sabrina begitu ia masuk ke dalam kelas. Hanya ada mereka bertiga di kelas itu. "Kantin sesak banget. Tapi, bukan Sabrina namanya kalo nggak bisa dapetin jus mangga!" gadis itu meletakkan segelas jus mangga di hadapan Inara.
"Waa, makasih, Sab. Lo baik banget."
"Iya dong. Belum selesai juga, Na?"
Inara menggeleng. Gala hanya memperhatikan aktivitas Inara tanpa berniat untuk membantu, begitu halnya Sabrina yang mengambil tempat duduk di sebelah Inara.
"Eh ya, kalian masih inget Blackpole nggak?" Sabrina membuka suara seraya memakan kue bolu yang dibelinya di kantin.
Gala mengangguk, sedangkan Inara menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Sabrina.
"Sst, nggak boleh disebut-sebut. Tabu," ucap gadis itu.
"Alah, cuma kita bertiga doang di kelas ini." Sabrina mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Memang, nama Blackpole tidak boleh disebut-sebut, karena tidak ada yang tahu keanggotaan Blackpole. Bisa saja teman baikmu adalah salah satu di antara mereka. Blackpole adalah komunitas terlarang dan keanggotaannya dirahasiakan.
"Gue punya gosip hot. Tapi jangan kasih tahu siapa-siapa! Gue tau dari anak cheers."
"Semoga kali ini gosip lo terupdate ya, Sab. Nggak hoax atau basi."
"Ini nggak basi, Gal. Belum banyak yang tahu. Katanya sih, Rahagi itu anggota Blackpole." Sabrina berbisik di kalimat terakhir yang diucapkannya.
Inara membulatkan matanya.
Gala mengangguk. "Gue udah menduga sih. Nggak heran."
"Ada yang lebih parah lagi! Dia calon ketua Blackpole angkatan kita."
"Wuidih." Gala menatap Inara. "Kalo gitu, dia nggak mungkin jadi ketua Baseball."
Inara menatap Gala kemudian menepuk pundaknya. "Lo masih ada kesempatan, Gal. Fighting, Oppa!" Inara menirukan gaya artis Korea yang sering ditonton kakak perempuannya.
"Mangat, Bruh!" Sabrina mengepalkan tangannya di udara.
"Eh, gue ke ruangan Bu Aminah dulu. Kalian baik-baik di sini. Jangan berantem." Inara mengusap rambut Gala dan Sabrina layaknya anak kecil.
"Gue ikut, Na. Males berduaan sama Sabrina ntar gue sendiri yang manusia." Gala bangkit dari tempat duduknya.
"Maksud lo gue setan gitu?!" Sabrina menyusul Gala dan Inara, kemudian menarik rambut Gala walaupun harus melompat terlebih dahulu.
"Aduduh sakit, Bego. Rambut gue berantakan."
"Jahat."
"Kalian berisik. Gue sendiri aja, ya! Nggak lama kok." Inara berjalan cepat meninggalkan mereka berdua.
# # #
Inara masuk ke dalam ruangan Bu Aminah dengan perlahan. Entah kenapa, aura yang dirasakannya begitu mencekam. Di ruangan itu, seorang siswa sedang disidang oleh Bu Aminah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antipole
Novela Juvenil•Completed• Kita ada di kutub yang berbeda. Sekolah yang terkenal disiplin dan memiliki segudang prestasi bukan tidak mungkin memiliki murid yang nakal dan pembangkang. Luarnya memang begitu, tetapi dalamnya siapa yang tahu? Inara tidak terl...