19th Pole & QnA

30K 3.6K 314
                                    

           

           

19th POLE

~~||~~

"Tuh, kan. Telat!"

Inara mencak-mencak. Ia anti sekali dengan hal semacam ini.

"Gue yang udah sering telat biasa aja," ucap Rahagi bukannya menenangkan Inara, tetapi malah membuat gadis itu semakin berapi-api.

"Gue malu. Malu sama jabatan gue di OSIS. Ya Allah, Ya Rabb." gadis itu menutup wajahnya. "Ketua bidang kedisiplinan, terlambat?" tanya Inara retoris pada dirinya sendiri.

"Kalo gitu, mau manjat pohon yang di belakang sekolah?" tanya Rahagi. "Cuma itu satu-satunya cara buat masuk tapi nggak ketahuan dan nggak kena hukuman."

Inara memutar bola matanya. "Ketahuan nggak, sakit iya."

"Mau nggak?" tawar Rahagi lagi.

Tiba-tiba, Inara melihat siswa-siswi keluar dari kelas dengan membawa tasnya.

"Lah? Kok pada pulang?"

"Loh? Neng Inara kok di sini?" tanya Pak Jarwo selaku satpam sekolah.

Inara sibuk memikirkan jawaban yang tepat.

"Itu kok pada pulang, Pak?" tanya Rahagi, berusaha mengalihkan perhatian Pak Jarwo dari Inara.

"Guru ada rapat jadi siswa dipulangkan," jawab Pak Jarwo. Ekspresinya langsung berubah ketika melihat Rahagi. Ia memang terkenal nakal dan sering terlambat.

"Wih, tumben-tumbenan," komentar Inara takjub. "Kalo gitu, makasih ya, Pak!"

Pak Jarwo tersenyum kemudian membuka pagar agar siswa-siswi bisa keluar.

"Untung terlambat, kan. Jadi nggak bolak-balik keluar masuk kelas."

"Ya, Ragi. Ya." Inara memutar bola mata.

"Eh, Inara!" Sabrina memanggilnya dari kejauhan. "Ngapain lo?"

"Tadi gue telat. Untung orang pada pulang."

"Udah bisa telat juga sekarang."

"Tuh, gara-gara dedemit!" Inara melihat ke arah Rahagi dengan kesal. Lelaki itu hanya menatapnya datar. "Sekarang lo mau ke mana?"

"Pergi sama Gala. Beli kado buat...," ucapan Sabrina terhenti. Matanya sempat melebar, sebelum akhirnya kembali normal.

"Buat?" tanya Inara.

"Buat kakaknya!" jawab Sabrina terlalu bersemangat. "Kan lusa kakaknya ulang tahun." Sabrina tersenyum.

"Oh." Inara mengangguk. Tak lama kemudian, Gala berhenti tepat di samping mereka.

"Na," sapanya kepada Inara setelah menaikkan kaca helmnya.

"Hati-hati lo bawa Yang Mulia Ratu," ucap Inara tepat ketika Sabrina akan naik ke motor Gala.

"Aman!" Gala tersenyum.

"Udah, Gal!" Sabrina menepuk pundak Gala begitu ia sudah menemukan posisi duduk yang pewe.

"Gue duluan, Na!"

Inara mengangguk sambil tersenyum.

"Dah, Naa!" seru Sabrina. Sesaat setelah motor Gala melaju, Rahagi langsung menghampiri Inara.

"Lo mau pulang?" tanya Rahagi.

"Hm." Inara tampak berpikir. Sedetik kemudian, matanya berbinar. "Eh, nonton yuk!" ajaknya.

AntipoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang