Selesai pertemuan raja dan ratu nampak berjalan bersama, raja nampak hanya terdiam wajahnya terlihat kesal sejak tadi, ratu yang menyadari jika sang suami tengah " moody" langsung menegurnya
" apa ada yang anda pikirkan, jeonha ?" tanya hwa young lembut
" tidak ada " jawab raja singkat
Tapi mendengar dari jawaban sang suami hwa young sudah tahu jika ada yang menganggu pikirannya
" jeonha " hwa young berhenti dan menatap sang suami " katakan pada hamba, apa yang sedang anda pikiran ?"
Huhh... raja menghembuskan nafas
" hah.. kenapa kau selalu membuatku kesal, kenapa kau selalu lebih cakap di banding aku, aehh benar – benar kau itu menyebalkan " raja menjentikkan jarinya kekening hwa young, membuat hwa young terkejut
" jeonha " hwa young memegangi keningnya
" sebaiknya mulai sekarang kau di rumah saja, belajar memasak di istanamu, urusan istana.. biar aku saja, bagaimanapun aku adalah raja, kau selalu seperti itu " raja kesal
Hwa young malah tersenyum mendengar omelan raja
" jeonha... apa anda takut jika hamba lebih dominan daripada anda ? apa anda takut kepopuleran anda meredup karena hamba ?" hwa young mengoda suaminya tersebut
" kau ini... ya.. rakyat menyukai rajanya yang tampan daripada ratunya yang begitu jahat, aku hanya tidak ingin... kubu noron membuatmu menjadi alat politik bagi mereka, berapa kali mereka meminta untuk bertemu denganmu dan membahas masalah ini, aku tidak mengkuatirkan tahtaku tapi aku mengkuatirkan mu "
" jeonha anda tenang saja... hamba akan selalu mendukung anda dan berada di sisi anda, hamba tidak peduli dengan omongan mereka, hamba hanya mendengarkan ucapan anda, karena hamba adalah pengemar anda "
Raja tersenyum besar kepala mendengar penuturan istri tercintanya tersebut, kemudian mendekatkan mulutnya ketelinga ratu
" haruskah.. kita berduaan saja malam ini ?" bisik raja
Hwa young nampak menjauhkan telinganya " tidak bisa yang mulia... pangeran yi yang sudah meminta hamba untuk menemaninya malam ini "
" aehh.. yi yang..yi yang.. yi yang.. aku selalu kalah cepat dengan anak itu, huuuhh " raja mendengus
Hwa young tersenyum dan memukul pelan dada raja " jeonha.. anda tetap yang terlucu menurut hamba " hwa young mencubit kedua pipi raja kemudian
Membuat para dayang dan kasim memalingkan wajah mereka dan menahan tawa
" ya.. ya... hentikan.. hentikan.. kau membuatku malu lagi di hadapan mereka " kata raja seraya menepuk – nepuk lengan hwa young
Dayang jo dan kasim han nampak berpandangan lalu tersenyum bersama melihat keakraban mereka
****
Malam harinya di istananya hwa young nampak menjahit sebuah baju untuk si kecil Yi Yang, dengan telaten ia menjahit polanya, membuat pola naga dari benang emas
" mama... baju itu terlihat bagus " puji dayang jo
" benarkah ? ini untuk Yi Yang, dia akan berulang tahun sebentar lagi, aku juga membuatkan untuk Yi Yoon karena mereka akan berulang tahun di hari yang sama "
Dayang jo tersenyum, dan membereskan sisa benang yang berserakan
Hwa young tiba – tiba terdiam dan memegangi dadanya, raut wajahnya terlihat seperti tengah kesakitan
" mama..apa anda baik – baik saja ?" tanya dayang jo cemas
" dadaku terasa seperti terbakar, sangat sakit "
" mama.. anda sudah mengalami hal seperti ini berhari – hari.. tidak kah yang mulia harus mengetahuinya "
Ratu menggeleng pelan " raja memiliki banyak masalah yang harus di pikirkannya, ini hanya masalah kecil aku tidak ingin menyulitkannya "
" mama ...." dayang jo nampak cemas
Hwa young menatap dayang jo lembut, berusaha menenangkan dayang yang kini terlihat menua dan keriput tersebut
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen :The Memories Of Happinesss [ TAMAT ]
Historical FictionIni adalah sequel dari The Queen : the women Who Hold the fire The memories of happiness berkisah tentang kehidupan ratu dan raja setelah kejadian pemberontakan [ baca The Queen : The Women Who Hold the fire ] raja dan ratu di karunia 2 orang putra...