Di balai istana raja nampak mengundang seorang pelukis untuk melukis, lukisan keluarganya raja bermaksud memberikan lukisan tersebut sebagai ulang tahun untuk hwa young nantinya
" apa sudah datang ?" tanya raja
" yee jeonha... " kasim han membawa seorang pelukis yang tersohor di joseon untuk melukis lukisan mereka nantinya
" baguslah... kasim han apa kau sudah memberi tahu mereka bahwa akan ada yang akan melukis mereka nanti ?"
" yee jeonha... hamba sudah mengabarkan pada dayang jo "
" baguslah " raja terlihat senang " ayoo... tunggu apa lagi "
Raja nampak berdiri dan berjalan dengan langkah riang, kebahagian yang ia rasakan sekarang ini begitu membuatnya terus tersenyum sepanjang waktu
Ratu dan para pangeran nampak telah menunggu di paviliun barat
" Raja tiba " kasim han mengabarkan
Yi Yang yang melihat sang ayah datang langsung berhambur memeluknya
" aigooo... pangeran Yi Yang sarapan apa hari ini.. kenapa kau terasa sangat berat "
Yi Yang tersenyum " abba – mama ... hamba ingin gula – gula lagi "
" tidak bisa... sekarang kita harus di lukis dulu setelah itu membeli gula – gula "
Wajah cemberut Yi Yang kini berubah ceria, raja kemudian menghampiri hwa young dan pangeran mahkota Yi Yoon
" apa ini.. kenapa kau berdandan secantik ini hari ini " raja terdengar kesal
" jeonha.. apa maksud anda , hamba..." hwa young nampak memegangi wajahnya
" ini tidak adil... harusnya hanya aku yang melihatmu secantik ini, kau cantik sekali " raja mengoda hwa young yang kini tersipu malu
" jeonha.. hentikan " hwa young tersenyum malu seraya mencubit perut raja
" aaa... yaa.. yaa... hentikan.. anak – anak disini.. hwa young – a ..."
Kedua pangeran nampak tersenyum melihat hal itu,
Raja, Ratu dan kedua pengeran nampak duduk dengan rapi dan wajah mereka terlihat berseri dan senang, di depan pelukis nampak membuat sketsa mereka
Melihat hal itu dayang jo nampak menitikkan airmata dan menyekanya dengan sapu tangan
" kenapa kau menangis jo sanggong ?" bisik kasim han
" tuan... entah kenapa takdir itu sangat tidak adil... mereka terlihat bahagia, dewa benar – benar kejam "
" jo sanggong apa yang kau katakan ? kau harusnya senang dengan kebahagian mereka "
Dayang jo mengangguk seraya menyeka airmatanya
" ibu.. apa aku bisa bergerak sekarang... ?" suara mungil Yi Yang nampak memecah keheningan
" apa pangeran Yi yang pegal ?" tanya hwa young
" pelukis ... apa masih lama ?" tanya raja
" sebentar lagi jeonha "
" Yi Yang tahan sebentar lagi.. eemm " hwa young nampak mencubit pipi gembul putranya
Yi Yang mengangguk dengan berat hati,
" tenanglah.. setelah ini hyung akan memberimu gula – gula " bisik Yoon
Dan sekali lagi wajah cemberut Yi Yang berganti ceriaberkat ucapan sang kakak
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen :The Memories Of Happinesss [ TAMAT ]
Historical FictionIni adalah sequel dari The Queen : the women Who Hold the fire The memories of happiness berkisah tentang kehidupan ratu dan raja setelah kejadian pemberontakan [ baca The Queen : The Women Who Hold the fire ] raja dan ratu di karunia 2 orang putra...