Keputusan belum juga di buat, raja masih terus berusaha mempertahankan sang permaisuri di istana, raja bahkan menekan para tabibnya untuk mencari obat guna penyembuhan sang permaisuri
" jadi... keputusan belum juga di buat ?" tanya hwa young yang sesekali terlihat terbatuk
"yee mama... "
" hah.. jeonha pasti merasa berat... aku merasa menjadi bebannya " kata hwa young sambil tersenyum
Hwa young juga menyadari bahwa raja mungkin akan mempertahankannya karena terbawa perasaan tapi seorang raja tidak boleh terbawa emosi dalam memutuskan sebuah hal penting, hwa young akhirnya menulis sebuah surat yang akan diberikan kepada sang suami
***
Dayang jo bergegas membawa surat tersebut ke kediaman sang raja
" berikan ini pada yang mulia " kata dayang jo kepada kasim han
Kasim han menerima surat tersebut sambil mengangguk, dayang jo kemudian pergi
Raja membaca surat dari hwa young
" yang mulia raja lee sun, lee sun – gun.. hah.. bukankah dulu aku sering memanggil anda dengan lee sun – gun dan bukannya seja jeonha... dan panggilan itu membuat anda kesal karena anda mengira hamba tidak menghormati kedudukan anda, anda selalu berkata pada hamba bahwa anda adalah pangeran mahkota yang berkuasa " raja nampak tersenyum membaca surat yang di tulis hwa young tersebut
" jeonha... tahukan anda kenapa hamba selalu memanggil anda dengan sebutan seperti itu dan membuat anda kesal, hamba merasa kesepian jeonha.. anda selalu mengomel dan berteriak ketika hamba menjahili anda saat kecil itu membuat saya terhibur... anda adalah seseorang yang selalu ada di hati hamba dimanapun anda berada... tempat anda di hati hamba tidak akan tergantikan " di sini lee sun mulai menitikkan airmata
" jeonha... hamba mencintai anda lebih dari hamba mencintai diri hamba sendiri... hamba sangat senang ketika anda tersenyum di depan hamba, apakah anda masih ingat betapa jantung saya berdebar kencang ketika anda mengendong hamba, itu adalah pertama kalinya anda menyentuh hamba begitu dekat, hamba bahkan tidak bisa tidur malam itu..."
" bodoh.. kau pikir aku juga bisa tidur nyenyak malam itu " gumamnya
" jeonha... ingatkah anda ketika pangeran yi yang lahir.. hamba begitu menderita saat melahirkan dan anda memutuskan untuk masuk ke dalam ruang persalinan dan menemani hamba, memegang tangan hamba dan selalu berada di sisi hamba " raja tak sanggup lagi membacanya, airmatanya tumpah mengingat betapa ia mencintai hwa young
" jeonha.. hamba begitu bahagia mengingat saat – saat kita bersama selama ini, tapi jeonha... setiap manusia mempunyai batas waktu untuk bersama, tapi jangan kuatir jeonha.. hamba akan selalu mengingat anda di hati hamba sampai kapanpun, hanya jeonha.. jeonha seorang yang bisa membuat hamba begitu bahagia, begitu sedih dan begitu terpukul.. jeonha... mohon untuk tidak menyakiti diri anda.. mohon jeonha kuat sebagai raja negeri ini, hamba... akan selalu mendukung jeonha.. hamba.. akan selalu berada di sisi jeonha.. sampai kapanpun.. selamanya... mencintaimu..."
Lee sun menutup surat dari hwa young, ia menangis terisak sambl memegangi dadanya yang terasa sesak, gadis yang di cintainya itu begitu membuatnya sedih, sejak dulu hwa younglah yang harus menderita, membuatnya bahagia sebentar dan akhirnya harus melepasnya kembali
Lee sun begitu terluka, ia menangis meratapi nasibmereka yang begitu menyedihkan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen :The Memories Of Happinesss [ TAMAT ]
Fiction HistoriqueIni adalah sequel dari The Queen : the women Who Hold the fire The memories of happiness berkisah tentang kehidupan ratu dan raja setelah kejadian pemberontakan [ baca The Queen : The Women Who Hold the fire ] raja dan ratu di karunia 2 orang putra...