Raja berdiri di depan kamar hwa young, dayang jo mencegah raja untuk masuk
" apa yang kau lakukan kenapa aku tidak boleh melihat ratuku ?"
" jeonha.. ini perintah jungjeon – mama, beliau meminta siapapun tidak boleh masuk " dayang jo nampak serba salah
Mendengar keributan di luar hwa young terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya lemah kemudian duduk dari tidurnya, ia terdengar terbatuk sejenak sebelum berucap
" jeonha apa itu anda ?" suara hwa young terdengar lemah
" jungjeon apa – apaan ini... kenapa kau mencegah kami untuk masuk ?!" raja melancarkan protes
" jeonha.. ini demi kebaikan semua orang "
" apa ? kebaikan ? hwa young – a... apa kau sudah menyerah dengan hidupmu ??!! hah.. dimana hwa young yang ku kenal dulu... yang tak takut pada apapun... apa kau melemah sekarang dan menyerah pada hidupmu !!!!" raja nampak kesal
" jeonha "
" baiklah... aku berusaha untuk menyembuhkanmu dan kau malah menyerah dengan pasrah pada penyakitmu... lakukan saja.. kau memang tidak pernah menghargaiku... lakukan saja semaunya !!!"
Raja pergi dengan perasaan kesal, ia kesal karena hwa young terdengar begitu pasrah dengan nasib yang menghampirinya sekarang
" jeonha..." hwa young tidak bisa berbuat apa – apa, ia tak ingin melakukan ini tapi ia harus melakukannya demi semua orang yang di cintainya
****
Yi Yoon berdiri di luar kediaman sang ibu memandang ke arah kamar ibunya dengan pandangan sedih
" Hyung... Bisakah kita bermain sekarang ?!" Tanya Yi yang
Yoon menoleh dan memandang sang adik
" Yoon adalah kakak dan kakak... Harus melindungi adiknya " yoon teringat ucapan sang ibu sebelum sang ibu mengisolasi dirinya sendiri
" Haajaa.. Kita bermain petak umpet " kata yoon seraya mengandeng tangan adiknya
Yi Yang nampak senang dan berlari dengan riang
" 1.. 2...3... " Yi Yang nampak mulai menghitung " hyung bersembunyilah aku akan menghitung"
" Ooo.. Hitunglah lagi !!!" Teriak yoon
Mereka bermain di dekat istana sang ibu, mereka berkata sekeras mungkin agar ibu mereka bisa mendengar suara mereka dan tak merasa kesepian dan benar saja hwa young nampak tersenyum sekaligus sedih mendengar mereka bermain di luar sana
Ia sangat merindukan kedua putranya tersebut, ia sangat merindukan pelukan kedua putranya tersebut, sangat rindu hingga membuat dadanya terasa sesak ketika memikirkannya dan airmatanya menitik
***
Memasuki istana seorang wanita paruh baya nampak berjalan bersama seorang gadis kecil
Cring... Cring.. Criinggg... Gadis kecil itu nampak memegang tongkat, di ujung tongkat nampak tergantung 2 buah lonceng perak dengan pita merah, lonceng itu berbunyi ketika ia menghentakkan tongkatnya ketanah, gadis kecil itu menggunakan tongkatnya sebagai ganti penglihatannya yang gelap
" Da seom - a.. Tunggulah disini.. Ibu tidak akan lama " wanita itu nampak menuntun gadis kecil itu untuk berdiri di dekat poho
wanita itu ji hyun kemudian melangkah menuju kediaman yang nampak tak asing lagi, kediaman indah sang ratu
Ji hyun memang selalu datang untuk melihat perkembangan penyakit ratu dan kali ini ia membawa serta sang putri sulung, Kang Da seom
Gadis kecil itu nampak diam di tempatnya, ia tak bisa melihat hanya bisa mendengar suara , suara sang pangeran tengah mencari kakaknya yang bersembunyi
" Hyung ...!!! Kau dimana ?!" Teriaknya kebinggungan
Gadis itu tersenyum mendengar suara yi yang, Sreekk sreekk tak jauh darinya ia mendengar suara daun bergesek, da seom nampak menoleh
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen :The Memories Of Happinesss [ TAMAT ]
Historical FictionIni adalah sequel dari The Queen : the women Who Hold the fire The memories of happiness berkisah tentang kehidupan ratu dan raja setelah kejadian pemberontakan [ baca The Queen : The Women Who Hold the fire ] raja dan ratu di karunia 2 orang putra...