Di kediamannya pangeran mahkota tampak masih terus membaca, di sampingnya sang adik nampak tertidur pulas, Yi Yang memang lebih sering tidur di kamar sang kakak daripada di kediamannya sendiri
" penyakit paru – paru...." ia bergumam di tengah temaramnya lilin yang masih berpendar, di depannya sebuah buku tebal terbuka, tangannya nampak mengamati satu persatu kalimat yang tertulis di dalamnya
" air... aku minta air " Yi Yang menggeliat dan membuka matanya
" kau mau air ?" yi yoon menoleh pada sang adik
Yi Yang bangun dan mengucek – ucek matanya sambil mengangguk, yoon meraih teko berisi air dan menuangkannya kemudian menyerahkan pada sang adik
Setelah meminumnya Yi Yang menyerahkan cangkirnya pada yoon
" hyung kau sedang apa ?" tanya yi yang penasaran
" membaca ... tidurlah lagi, hari masih sangat malam"
Yi Yang nampak hendak berbaring tapi kemudian Yoon ingat sesuatu dan mengajak Yang berbicara
" aa.. Yi Yang – gun .. kau ingat gadis yang kau ajak bicara tadi siang?" tanya yoon
Yi Yang mengangguk seraya membenarkan letak selimutnya dan berbaring
" apa yang di katakannya ? apa dia mengatakan tempat persembunyianku ?"
Entah kenapa Yoon jadi tertarik dengan gadis itu, mungkin karena ia merasa bersalah telah menuduhnya
" dia.. aku bertanya kenapa bola matanya berwarna abu – abu dan kakak itu menjawab ia tidak bisa melihat itulah kenapa warna matanya abu – abu dan aku berkata kembali aaa.. itu sebabnya kakak membawa tongkat ini.. lalu tiba – tiba aku mendengar suara berisik dari semak – semak dan akhirnya menemukan kakak " Yi Yang menceritakan sambil mengingat – ingat , Yi Yang nampak menguap sesekali
" aa... jadi begitu... jadi dia..." Yoon nampak memandang adiknya yang sudah memejamkan matanya kembali " aahh dasar.... " Yoon terlihat menghembuskan nafasnya kemudian memikirkan da seom, ia benar – benar merasa bersalah karena menuduh gadis buta itu dengan kasar
***
Menjelang tengah malam kini giliran raja yang berkunjung ke istana ratu
" Jungjeon apa kau sudah tidur ?!" Tanya raja
" Belum yang mulia " hwa young nampak duduk setelah berbaring di atas tempat tidurnya ketika raja datang
" Baguslah... Kemarilah.. Aku sangat merindukanmu " raja nampak duduk bersila di depan kamar hwa young
Hwa young menarik kasurnya ke dekat pintu, tubuhnya terlihat begitu kurus dan wajahnya semakin hari semakin pucat karena penyakit yang mengerogotinya
Di luar kasim han juga tengah mempersiapkan tempat tidur untuk raja
" Berbaringlah... Aku juga akan berbaring" kata raja
Hwa young nampak berbaring, menghadap kearah pintu, airmatanya menetes, emosinya berkecamuk setiap kali mendengar suara raja di dekatnya, suara orang yang di cintainya tersebut membuatnya sakit
" Hwa young - a... Apa hari ini kau merasa bahagia ?!" Raja nampak berbaring menghadap pintu
" Yee jeonha.. Hamba sangat bahagia "
" Baguslah... Hari ini juga sangat melelahkan, kau tau... Para pejabat terus mangkir dari laporan pajak, aehh jika kau ada disana sekali melihat mereka maka mereka akan lari pontang - panting.. Wuzz wuzz.. Seperti melihat hantu" raja nampak berusaha mencairkan suasana dengan kekehannya agar ia tak terdengar begitu sedih dan terluka
Hwa young terdengar tertawa renyah di sana, ia juga berusaha memaksakan tawanya
" Jeonha.. Apa hamba memang semenakutkan itu ?"
" Tentu... Tapi.. Bagiku kau begitu cantik dan mempesona, walaupun dulu kau sering mengancamku aehh, mengingat masalalu membuatku merinding "
Hwa young tersenyum, ia kemudian menutup mulutnya agar batuknya tak terdengar, tapi raja sepertinya mendengarnya
" Hwa young - a "
" Yee jeonha "
" Apa kau minum semua obat yang kuberikan hari ini ?!"
" Yee jeonha "
" Kau juga tidak memakan apa yang di larang bukan "
" Yee jeonha "
" Lalu... Kau juga istirahat dengan cukup bukan "
" yee jeonha "
" dan kau... masih mencintaiku bukan..?"
" Yee jeonha..." Suara hwa young terdengar parau, ia menutup mulutnya untuk menutupi isaknya
" kalo begitu kau akan sembuh... Aku adalah seorang raja jika aku mengatakan kau akan sembuh... Maka kau akan sembuh.. Kau percaya padaku kan ? Suamimu yang tampan ini... Tidak akan membiarkanmu menderita " airmata lee sun menetes, ia berusaha menepis semua diaknosa yang di berikan tabib bahwa tak ada yang bisa menyembuhkan hwa young,
Kasim han dan dayang jo juga nampak menitikkan airmata, kedua insan ini baru sebentar merengkuh kebahagian setelah ketegangan yang begitu lama dan kini keadaan begitu kejam pada mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen :The Memories Of Happinesss [ TAMAT ]
Historical FictionIni adalah sequel dari The Queen : the women Who Hold the fire The memories of happiness berkisah tentang kehidupan ratu dan raja setelah kejadian pemberontakan [ baca The Queen : The Women Who Hold the fire ] raja dan ratu di karunia 2 orang putra...