Da seom nampak tersenyum namun ada hal yang menganjal di balik senyumnya sementara yoo jung nampak tersipu malu kemudian menatap yi yang yang berdiri di samping da seom
" anda... pasti pangeran yi yang bukan "
" yee... kau.. siapa ?"
" nama hamba choi yoo jung mama – nim dan dia... "
" saya kang da seom nona " da seom mengenalkan diri
" kang da seom... oogg.. matamu ?"
" hamba buta nona... jadi warna mata hamba terlihat berbeda "
" aaa... " yoo jung mengerti sekarang
" yaa... jangan merasa rendah diri begitu.. memangnya kenapa jika kau tidak bisa melihat " kata yoon
" benar... itu tidak menjadi masalah " kata yoo jung menimpali
" tapi... sedang apa kau di istana ?" tanya yoon pada yoo jung
" itu... karena ..." yoo jung binggung harus menjawab apa, ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia ke istana untuk mengamati yoon yang akan menjadi suaminya kelak
" da seom – a... " suara sang ayah nampak mengalihkan perhatian mereka
" itu ayahku.. jeonha.. mama – nim.. sepertinya hamba harus pulang sekarang " kata da seom
" kau pulang ? baiklah... akan ku antar " kata yoon
" eemm..." da seom mengangguk
Yoon memegang tangan da seom dan menuntutnya menemui ayah da seom, yoo jung melihat hal itu, ia merasa pangeran mahkota begitu perhatian pada da seom
" kakakku bilang, dia akan menikahi nui [ kakak perempuan ] saat dewasa nanti, da seom nui.. dan aku.. aku juga akan menikahi nui... agar kami bertiga bisa bermain petak umpet bersama " yi yang sepertinya tak mengerti dengan apa yang di ucapkannya, yang ia tahu adalah bisa bermain dengan da seom dan yoon terus
Tapi ucapan Yi Yang tersebut sukses membuat yoo jung terkejut, ia memandang ke arah da seom dan yoon yang nampak berjalan bersama sambil sesekali terlihat tertawa renyah
****
Malampun datang, da seom nampak keluar dari kamarnya, ia nampak meraba jalannya dan menghentak – hentakkan tongkatnya hingga menimbulkan suara gemerincing sang ibu yang berada di kamarnya memang mendengar suara gemerincing lonceng da seom tapi ia tak bisa melihatnya karena tengah menidurkan adik da seom yang berusia 4 tahun
Da seom nampak berdiri di halaman dan menatap langit, ia ternyata mempercayai cerita karangan dari yoon tentang dewi bulan pembawa keberuntungan
" dewi.. cepatlah datang.. aku ingin melihat seja jeonha walau hanya sebentar " gumamnya seraya merapatkan kedua tangannya
Lama da seom berdiri di sana ia nampak sesekali mengusir nyamuk yang mendenggung di telingannya tak itu saja.. kakinya juga sudah mulai pegal berdiri dan sesekali da seom terlihat berjongkok
" da seom – a ... sedang apa kau disana larut malam begini ?" tanya sang ibu
" eommoni..." da seom mencari – cari suara sang ibu
" kenapa kau berdiri di bawah pohon seperti itu ?"
" heee ? di bawah pohon ? " da seom mendongakkan kepalanya ke atas " aa... jadi.. aku.. di bawah pohon ? ahh itulah kenapa dewi tidak turun... cahaya pasti tertutup pohon " gumamnya
" da seom "
" nae.. eommoni "
Da seom berbalik dan menghampiri suara sang ibu, ia menceritakan tentang kisah dewi bulan sang ibu malah tertawa terkekeh mendengar penuturan sang putri
" da seom – a.. itu hanya karangan putra mahkota saja... "
" apa ?!" da seom kini nampak malu " jadi.. dia mempermainkanku ?"
" da seom – a .. jaga ucapanmu, bagaimana kau bisa berkata seperti itu"
Da seom nampak merenggut, ia berdiri di sana memandang langit yang ternyata yang di pandangnya adalah dedaunan di pohon, berdiri begitu lama hingga nyamuk menghinggapinya dan ternyata itu semua hanya akal – akalan pangeran mahkota saja
" jahat " gumamnya begitu da seom berada di kamarnya
Ia menatap langit – langit " tapi.. kenapa aku ingin sekali melihat bagaimana putra mahkota itu ?" da seom memegangi dadanya " seja jeonha... seperti apa dia "
Da seom memang tak pernah mengeluh tentang keterbatasannya sebelumnya ia juga tak punya keinginan untuk melihat dunia ini agar kedua orang tuanya tidak sedih tapi kini entah kenapa ia ingin sekali melihat wajah putra mahkota, yang selalu menceritakan banyak hal yang tak bisa di lihatnya, seperti warna baju yang di pakai da seom atau warna sepatu yang di berikan yoon untuk da seom, da seom... ingin sekali melihat semua itu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen :The Memories Of Happinesss [ TAMAT ]
Historical FictionIni adalah sequel dari The Queen : the women Who Hold the fire The memories of happiness berkisah tentang kehidupan ratu dan raja setelah kejadian pemberontakan [ baca The Queen : The Women Who Hold the fire ] raja dan ratu di karunia 2 orang putra...