Keesokan harinya, di balai istana raja nampak membolak – balik dokumennya, wajahnya terlihat binggung
" jeonha... sebaiknya anda meminta stempel itu pada permaisuri " kata kasim han
" apa aku harus memintanya ?" raja menatap kasim han penuh keraguan
" yee jeonha.. anda harus memintanya "
" ahh tidak.. dia akan menyemburku dengan api jika tahu aku meminta stempel untuk urusan seperti ini.. tidak... tidak...kau saja.. kau saja yang meminta kasim han " raja menyodorkan proposal tersebut
" jeonha " kasim han nampak takut
Raja selama ini memang mempercayakan stempel istana pada hwa young, lebih tepatnya hwa young yang memintanya karena raja di nilai terlalu gegabah dalam mengambil keputusan, dan selalu berakhir dengan kekesalan hwa young, hwa young bijak dalam mempergunakannya, ia akan menolak semua dokumen yang berhubungan dengan hal yang " sia – sia " menurutnya
" jeonha " kasim han nampak memandang sang raja dengan raut wajah cemas
Raja mengerakkan dagunya mengisyaratkan sang kasim untuk segera masuk ke dalam istana ratu
" lakukan " raja mendorong kasim han agar masuk, raja seperti mendorong kasim han kemulut harimau demi mendapatkan cap stempel guna membuat acara pesta ulang tahun yang mewah di istana untuk kedua putranya
Raja nampak menunggu dengan cemas
" jeonha... kenapa anda tidak masuk dan memintanya sendiri " suara tegas hwa young membuat raja menelan ludahnya
"aa.. aku juga ingin masuk.. sepatuku.. sepatuku tadi sangat sulit di lepas " raja mencari alasan " aehh.. benar – benar "
Raja masuk menemui hwa young dan melihat kasim han nampak duduk di pojok ruangan dengan ekspresi wajah ketakutan
" jeonha.. sudah hamba katakan .."
" arasso.. arassoo... aehh.. proposal itu sebaiknya di batalkan saja.. aku juga tidak ingin membuat pesta sebegitu meriah melihat rakyat masih banyak yang kelaparan di luar sana.. itu.. hanya proposal iseng saja " raja tak berani menatap sang istri
Hwa young tersenyum " jeonha... hamba sudah punya rencana untuk nanti malam, sesuatu yang sederhana tapi sangat berkesan "
" sebenarnya.. aku juga memikirkan hal itu " raja nampak tertawa terkekeh menutupi rasa malunya
" tapi jeonha ..." hwa young tiba – tiba mengubah intonasi suaranya jadi lebih dalam " bagaimana bisa anda mengundang para penari dan hiburan seperti ini keistana, berapa umur pangeran anda pikir ,apakah para gisaeng itu pantas untuk ulang tahun pangeran yang masih kecil? ahh.. apa ini akal – akalan yang mulia untuk mencari selir ? begitu ?"
Raja nampak menelan ludah mendengar omelan hwa young " dia akan menyemburkan api " gumamnya seraya memalingkan wajahnya
Raja memang terkesan seperti takut pada hwa young tapi tidak seperti itu, raja hanya menghargai apa yang di pikirkan hwa young, istana begitu luas butuh banyak pemikiran untuk membuatnya maju dan perkembangan, hanya kebetulan hwa young bisa lebih menonjol darinya
Dan para pejabat sudah berpikir bahwa raja " takut " pada sang istri dan selalu tak berkutik di depan istrinya
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen :The Memories Of Happinesss [ TAMAT ]
Historical FictionIni adalah sequel dari The Queen : the women Who Hold the fire The memories of happiness berkisah tentang kehidupan ratu dan raja setelah kejadian pemberontakan [ baca The Queen : The Women Who Hold the fire ] raja dan ratu di karunia 2 orang putra...