#7

3.4K 169 3
                                    


***

"GIAAA!" 

Gia mengentikan langkahnya dan langsung menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya.

Terlihat dari kejauhan kedua orang sahabatnya berlari kecil menghampirinya.

"Dari mana aja sih?" tanya Aca yang beriringan dengan nafas tak beraturannya.

"Di LINE gak dibales. Ditelfon gak diangkat," sambar Sasa yang juga tak mau kalah.

Gia hanya menatap kedua sahabatnya tanpa seuntaian kata terlontar. Dan, berbalik badan melanjutkan langkahnya.

"Ih, Gia. Malah dicuekin," gerutu Aca.

Gia masih sibuk men-scroll timeline instagramnya tanpa memperdulikan kedua sahabatnya yang menggerutu dibelakangnya.

"Gi!" pekik Sasa.

"Apa?"

"Lu darimana aja?"

"Khayangan. Biasa Bidadari baru keluar rumah."

Sontak, Sasa menoyor kepala Gia. "Bidadari? Bidadari gak ada yang jomblo."

Gia tertawa kecil. "Sempak, lu."

"Serius. Lu darimana?"

"Jalan sama Putra."

-

"Hahaha. Gia?" Putra tertawa saat Ryan terus mengejeknya dengan nama anak gadis itu.

Ryan mengerutkan dahinya melihat reaksi Putra.

"Dia mah temen gue."

"Temen?" Ryan mencondongkan sedikit tubuhnya. "Friendzone maksud lo?" lanjutnya.

Putra nyaris tersedak es kopi yang ia minum. "Hahahaha," tawanya meledak.

"Bukan. Dia emang Cuma temen gue, Yan. Lo fikir?"

Ryan menggaruk kepalanya bingung. "Kalian bukan.." ia menggantungnya kalimatnya seraya menautkan kedua jari telunjuknya satu sama lain.

"Pacaran?"

Putra tertawa. Membenahi posisi duduknya menghadap ke arah Ryan yang menatapnya bingung.

"Tapi, Tra. Gue yakin dia ada rasa sama lo. Soalnya, mana mau dia lo ajak jalan kayak semalem kalo gak ada rasa apa-apa sama lo."

"Nggak. Dia Cuma temen."

-

"Kita Cuma temen." Gia menggigit bibir bawahnya, meyakinkan kebenaran apa yang baru ia ucap barusan.

"Temen rasa pacaran maksud lo?" cecar Aca.

"Nggak, kita –"

"Gue gak ngerti deh sama Putra. Dia kalo bete, nyarinya elo. Tapi, hubungan kalian pun gak jelas apa."

"Kita nggak –"

"Hubungan kalian itu abu-abu. Gak jelas. Burem. Siluet. Gak napak. Ngawang."

"Enak ya jadi cowok. Bisa nebar banyak harapan ke banyak cewek tanpa kepastian. Udahannya, ditinggalin gitu aja tanpa penjelasan."

Gia hanya mampu terdiam. menelan ludan kering dari banyaknya nasihat yang kedua sahabatnya ucapkan.

Andai memperjelas status hubungan itu semudah mengatakan sayang. Batinnya.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang