#25

2.3K 133 4
                                    

***

Sasa duduk di bangku taman hotel tempatnya menginap. Sesekali, matanya memancarkan aura sendu. Namun, ia tetap berusaha untuk tersenyum.

Ia membuka lockscreen layar ponsel pintarnya. Membuka buku kontak, dan mencari nama Rangga.

Kemudian, meng-klik pilihan blokir.

Lalu, diletakkan kembali ponselnya diatas meja.

Tak lama kemudian, Gia datang dengan pakaian piyama-nya.

"Lo ngapain disini? Gak ada makanan, gak ada minuman. Lo gak lagi berkhayal yang nggak-nggak 'kan?" tanya Gia asal. Gia menarik bangku kosong yang ada disamping Sasa.

"Kalo lo jadi gue, apa yang bakal lo lakuin?" Sasa mulai angkat bicara.

"Gue? Gue bakal lari ketepi tebing terus terjun ke bawah."

Seketika, mata Sasa pun mendelik. "Serius?"

Namun, seketika jua, Gia terkekeh, "Ya nggaklah, Sa. Lo fikir gue mau mati konyol Cuma gara-gara cinta?"

"Emang bener kata Mama Ratna, lo tuh pea," ujar Sasa sambil menoyor kepala sahabatnya.

"Lah, jangan salahin gue lah kalo pea. Salahin Mama gue, dia ngidam apa dulu." Gia masih saja terkekeh dengan jawaban asalnya.

"Aca mana?"

"Masih tidur noh."

"Kebo ya emang lo berdua."

Gia tertawa. "Bodo."

"Ryan apa kabar? Dia gak nelfon lo?"

Pertanyaan Sasa barusan seolah membuat Gia langsung teringat isi pesan singkat yang Ryan kirimkan semalam.

Gia menjawab dengan mengangkat kedua bahunya.

"Kalian kenapa?"

"Dia lagi jagain Mamahnya di rumah sakit."

"Mamahnya sakit? Sakit apa?"

Gia terhenyak sebentar. Kemudian ia mulai bersuara dengan sedikit berbisik, "Anda penasaran? Sama, saya juga. Jangan kemana-mana setelah pesan-pesan berikut."

Beriringan dengan itu, sebuah toyoran berhasil Gia dapatkan. Juga, gelak tawa kedua sahabat itu.

-

DING.

LINE.

Ryan ; comehome, soon. I miss you! 

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang