#15

2.4K 145 5
                                    

***

Gia mulai mengeringkan rambutnya yang basah. Ia juga sudah mengganti bajunya.

Sedangkan, Ratna, sibuk menyiapkan teh hangat di meja tamu.

"Pacarnya Gia?" celetuk Ratna, yang langsung dibalas dengan sebuah senyuman khas dari laki-laki itu.

"MAMAAAA, mulai deh," sambar Gia.

"Ya kali aja gitu, Gi."

Gia mulai menuruni anak tangga rumahnya. Ia duduk disamping Ratna yang masih menyunggingkan senyum meledeknya.

"Maafin ya, Mama gue emang gitu."

"Ih, Gia. Apasih.."

"Pssst, Mama. Jangan rese ah."

Ryan tertawa melihat keakraban anak dan orang tuanya ini. Terpampang jelas dengan perlahan garis sendu dimata gadis itu mulai menghilang.

"Tante, lucu juga, ya.. Anaknya pasti jauh lebih lucu."

Kini, Gia yang mulai mendelik ke arah Ryan. "Iyalah.."

"Anak Tante yang paling bontot maksudnya," ledek Ryan.

"Terus maksud lo, gue gak lucu?"

"Lucu sih.. Pada masanya dulu. Sekarang mah udah kadaluarsa."

Tawa pun meledak di ruangan tamu yang penuh dengan nuansa kehangatan itu. Saling melengkapi satu dan yang lainnya. Bercanda bahagia.

Kadang, kita tidak perlu punya ikatan darah untuk menganggap orang lain seperti keluarga.

"Ya Allah, mantu.. Sering-sering ya main kesini."

"Maaaa!"

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang