#14

2.5K 138 1
                                    


***

Hari ini, entah mengapa cuaca tidak seindah biasanya. Hujan yang turun begitu lebatnya membuat Gia enggan beranjak pulang. Ia lebih memilih untuk menikmati rintikkan air hujan bercampur rindu yang ia rasakan saat itu. 

Genangan airmatanya kembali bergulir.

Bersamaan dengan kenangan. Tiba-tiba, pandangannya menangkap sosok bayangan orang yang begitu ia kenali.

Gia berlari keluar mobil, menghampiri bayangan laki-laki yang sedang berdiri beberapa meter darinya.

"Putra," gumamnya.

Gia mengembangkan senyum disudut bibirnya. Ia berlari ke arah laki-laki itu.

Tak lama, langkahnya terhenti. Senyumnya menghilang. Ia diam terpaku, saat kedua matanya melihat sosok perempuan lain dalam rengkuhan laki-laki itu.

Hatinya bak mencelos dari tempatnya.

Dadanya terasa sesak.

Kakinya terasa lemas. Seolah bobot tubuh gadis itu bertambah berat sekian ton.

Setelah laki-laki bernama Putra itu berlalu. Gia tertunduk. Kedua lututnya menyentuh jalanan yang basah. Airmatanya mengalir dengan deras.

Rasa sakitnya kini bertambah berkali-kali lipat dari biasanya.

Gia menyentuh bagian dada kirinya. Jantungnya terasa berdetak amat cepat. Juga, ada rasa nyeri yang ia rasa dibagian itu.

Hatinya.

Tidak berdarah memang. Tapi, sakitnya luar biasa.

Tujuh menit berlalu. Tiba-tiba, ia merasakan air hujan tidak lagi menyentuh tubuhnya. Gia mendongakkan kepalanya keatas. Sebuah payung sudah berada diatas kepalanya.

Gia terkejut.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang