#18

2.4K 145 2
                                    

                  

***

"Sayang, kamu gak kuliah?" tanya Ratna pada anak gadisnya yang sudah berpakaian rapi dengan kaus oblong & jaket, dan sneakers adidasnya.

Gia melemparkan senyumnya. "Kesiangan, Ma."

"Terus sekarang mau kemana? Nge-date?"

Gia mendelik. "Main aja."

"Oh, kirain mau ngedate. Ya gak mungkin juga sih, ya. Kamu 'kan jomblo."

Gia melongo. "MAMAAAA!"

Tak lama kemudian, sebuah mobil sedan hitam sudah ada di depan rumah Gia.

"Ma, Gia jalan, yaaa," teriak Gia sambil berjalan menuju pintu.

"Pacar bukan? Kalo bukan kamu tembak aja duluan biar jadi pacar, yaaaa," balas Ratna. Membuat Gia menggelengkan kepalanya.

"I LOVE YOU, MA."

"I love you, too. Salam buat calon mantu, Gi."

-

"Kita mau kemana?"

"Terserah deh gue ngikut aja."

"Mau nonton?"

"Nggak, ah."

"Yaudah, makan?"

"Nggak, ah."

"Tadi katanya terserah."

"Hehehe."

"Jadinya, mau kemana?"

"Terserah, gue ngikut aja."

"The power of wanita yang selalu bilang terserah."

-

Gia berjalan menyusuri lorong tempat pusat perbelanjaan itu. Matanya berpendar, mencari-cari barang yang ia kira dibutuhkan untuk perjalanan liburannya.

Sampai matanya menangkap sebuah vas bunga berisikan setangkai bunga mawar putih.

Gia terdiam.

Jantungnya berdegub kencang.

Memori ingatannya kembali memutar kejadian beberapa hari lalu. Tepat saat orang yang selama ini ia harapkan menghancurkan perasaannya.

Setitik airmata jatuh dari mata indahnya. Namun, buru-buru Gia hapus karena tepukan bahu Ryan mengejutkannya.

"I think, you should to bring this." Ryan menunjukkan sebuah gelang cantik berbahan titanium pada Gia.

"Untuk?" Gia menatap Ryan bingung.

"To remember me. Just in case, kalo-kalo nanti lo disana kangen gue," jawab anak laki-laki itu santai.

Gia tersenyum.

"Kalo kangen tinggal bilang, Gi."

"And, then?"

"..."

"You'll be there?"

"Hmm.."

"Beneran? Kalo gue kangen lo, lo bakal langsung dateng kesana?"

"Iya.." Ryan menggantungkan ucapannya, membuat Gia harus lebih lama menatap laki-laki itu dengan tatapan bingungnya,"Ya kali, Gi.. Jakarta – Bali kan jauh. Dikata naik bus doang nyampe kali." Ryan berlari meninggalkan Gia, tak lupa ia mengacak-acak rambut gadis itu sebelum akhirnya lari menjauh.

Gia hanya mendengus kesal, sambil merapikan kembali tatanan rambutnya yang mulai berantakan. "You'll missed me, then."

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang