#9

2.9K 146 1
                                    

***

Sepanjang perjalanan, Putra dengan santainya menggenggam tangan Gia. Berjalan melalui banyak orang yang berlalu lalang. Yang perempuan, hanya diam sambil terus mengatur ritme jantungnya yang menjadi tak karuan, kala tangan laki-laki itu menyentuh tangan sang gadis.

"Lo sukanya apa sih, Gi?" tanya Putra tiba-tiba.

Gia mendadak keringat dingin.

"Suka?"

"Iya, benda apa yang paling lo suka."

Gia memutarkan kepalanya, seolah mencari jawaban, padahal ia hanya memalingkan wajahnya agar tidak terlihat konyol saat ini.

Gue sukanya elo, bego. Eloooo. Batinnya.

"Bunga, maybe.." jawabnya asal.

Putra memutar badannya, melihat sekeliling. "Tuh ada toko bunga."

Langkah kakinya dengan pasti menuju ke arah toko bunga yang berada tak jauh dari tempat ia dan Gia berdiri. Masih dengan menggenggam tangan Gia, tentunya.

Karena langkah Putra yang begitu cepat, Gia harus sedikit kesulitan untuk menyamakan langkahnya.

KRING.

Bel pintu di toko bunga pun berbunyi kala dua pasang kaki anak remaja itu melangkah masuk.

Putra mulai sibuk memilih.

Dan, Gia. Tetap mengekorinya dari belakang sambil tak henti-hentinya tersenyum.

"Lo suka bunga apa?" tanya Putra mengejutkan.

"Hah? Hm, mawar.." Gia menjawab dengan sedikit ragu.

Sejatinya, ia tak suka bunga. Jenis apapun. Menurutnya, bunga bukan simbol tanda cinta. Apalah arti bunga kalau nyatanya hanya akan layu termakan waktu. Baginya, ada hal lain yang lebih berharga dari sekedar bunga.

Kehadirannya.

"Mawarnya putih apa merah, Gi?"

"Putih aja, Tra.."

"Setangkai apa se-bucket?"

"Bawel deh lo. Lo mau beliin guenya seberapa banyak emang?" tanya Gia yang mulai kesal.

Putra terdiam melihat Gia yang mulai kesal. Lalu, ia melanjutkan pencariannya untuk memilih bunga yang menurutnya bagus.

Akhirnya, ia membeli setangkai bunga mawar putih dan se-bucket bunga mawar putih.

-

Detik demi detik berlalu.

Gia hanya menatap hampa bunga-bunga yang ada dihadapannya. Tidak tau harus berkata apa.

DING.

LINE.

Ryan ; lo dimana, Nyet?

Putra mulai sibuk membalaskan pesan singkat dari sahabatnya itu.

Putra ; mo'ol..

Ryan ; sama?

Putra ; Gia.

Ryan ; lo bukannya ada janji? Kok sama Gia?

Putra ; iya, dia nemenin gue.

-

DING.

LINE.

Ryan ; Gi?

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang