~Jika aku jodohmu aku akan tetap milikmu~
Hope you enjoy this part guys :)
***
Kenny menutup pintu kamar rawat Miranda. Pikirannya memutar perkataan Miranda tadi.
"Gue sekarat, dan----" Miranda menarik nafas kemudian mengeluarkannya. "Hidup gue udah gak lama lagi Ken... gue divonis cuman bisa bertahan selama sebulan." Kenny menutup mulutnya dengan tanganya.
"Mir."
"Dan sebelum gue bener-bener pergi," Miranda menatap Kenny lekat-lekat. "Gue boleh minta satu hal ke lo?"
Kenny menatap Miranda teduh. "Apa?"
Miranda menatap Kenny. "Gue mau minta izin sama lo."
"Izin apa?"
"Lo tahu gue sayang banget sama tunangan lo. Gue tahu ini pasti sulit buat lo." Miranda menghela nafas. "Gue mohon Ken. Izinin gue buat milikin Dhika di sisa hidup gue."
Kenny menelan salivanya susah payah. Permintaan Miranda jauh melampaui ekspetasinya.
"Gue mohon Ken. Cuman sebulan." Miranda menatap Kenny penuh permohonan.
"Ap--- apa yang ha-- harus gue lakuin?"
"Jauhin Dhika Ken." Wajah Kenny pucat mendengar lontaran kata yang meluncur mulus dari bibir ranum Miranda.
"Gue tahu gue jahat kalo misahin kalian." Mata Miranda mulai berkaca-kaca. "Tapi gue mohon Ken. Cuman sebulan dan setelah itu lo gak bakal liat gue lagi."
"Mir lo kok ngomongnya gitu." Kenny memaksakan seulas senyum. "Lo pasti bisa bertahan."
"Gue kena acute lymphocytic leukemia Ken." Miranda tersenyum miris.
Kenny mematung. Pikirannya terus memutar apa yang harus dia lakukan. Menerima atau menolak.
"Ken."
"Gue bakal jauhin Dhika," ucap Kenny menahan air matanya.
Kenny tersenyum. "Lo cuman mau ngomong gitu kan? Gue pulang ya." Kenny berjalan ke arah pintu. Langkah Kenny terhenti saat Miranda memanggilnya.
"Makasih," ucap Miranda. Kenny memutar tubuhnya agar dapat melihat Miranda.
Kenny tersenyum. "Ken, gue mohon jangan ada yang tahu soal ini."
Kenny menarik nafas panjang kemudian mengeluarkannya perlahan. "Gak akan ada yang tahu soal ini Mir."
Kenny melangkahkan kakinya menjauh dari gedung rumah sakit.
Di bawah rintikan hujan yang terus membasahi bumi dan juga dirinya. Dia menangis.
Kenapa jatuh cinta itu sakit. Kenny memegang dadanya yang terasa nyeri.
Mengapa menjauh dari Dhika terasa sulit baginya. Dahulu dia sangat ingin jauh dari lelaki itu, tetapi sekarang memikirkannya saja membuat air matanya tak henti menetes.
"Gue benci sama lo Farhandhika Lionar," kalimat itu tergiang di otaknya. Kalimat yang dulu ia katakan kepada Dhika dengan penuh rasa kebencian.
Tapi sekarang mengucapkan kalimat itu sulit baginya.
"Gue yakin suatu saat lo bakal bisa nerima gue, dan gue yakin suatu saat gue ama lo akan hidup bahagia." Kenny terseyum miris saat satu persatu kenangannya dengan Dhika muncul memenuhi otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE'S LIKE RAINBOW✔
Genç Kurgu~"senyummu indah, seindah pelangi yang muncul di kala hujan reda"~ Kenny Aurora Hermansyah dan Farhandhika Lionar, dua insan yang memiliki pemikiran, sifat, yang berbanding terbalik. Saat mereka mulai mengenal lebih dalam, banyak hal yang tak pernah...