-01-
Pagi yang cerah. Matahari sudah tak malu lagi menampakkan wujudnya. Terlihat dari jendela burung-burung yang bercicitan di dahan pohon.
"Naruto," panggil suara bariton itu dengan lembut.
"Hmm..."
Padahal sosok bersurai raven itu telah membuka tirai di jendelanya agar cahaya matahari bisa masuk dan membangunkan sosok pria yang sedang bergumul dengan bantal itu. Sayangnya pria yang dipanggil Naruto itu malah menarik selimutnya sampai menutupi kepala dan tidak berniat untuk bangun.
"Hei Naruto bukankah kau yang memintaku untuk membangunkanmu sekarang?" Sasuke membelai rambut pirang si pemuda manis itu.
"Uuhhh... iya, iya aku bangun." Naruto duduk dan menyingkirkan selimut itu dari tubuhnya sambil mengucek matanya.
"Mandilah dobe. Aku sudah menyiapkan sarapan di bawah," ucapnya.
Naruto pun turun dari tempat tidurnya. Namun baru tiga langkah ia berhenti dengan wajah yang memerah. Ia menatap Sasuke yang memperhatikannya dengan tatapan jahil.
"Perlu bantuan dobe sayang?" tanyanya dengan nada yang terdengar menyebalkan di telinga Naruto.
"Tidak perlu, sayang." Naruto menekankan kata sayang dengan senyum yang dibuat-buat dan kembali berjalan ke kamar mandi tanpa memperdulikan sosok yang menertawainya itu.
Naruto akhirnya mandi dan membersihkan dirinya yang lengket. Setelah selesai membersihkan diri di kamar mandi ia pun berpakaian dan langsung turun kebawah untuk sarapan bersama.
"Mama, ohayou," sapa bocah bersurai hitam yang kini sedang menikmati sarapannya.
"Ohayou Menma. Wahh kelihatannya enak." Naruto menarik kursi dihadapan anak itu dengan mata berbinar melihat sarapan yang dibuat oleh Sasuke.
"Bukan kelihatannya tapi ini memang enak, mama." Menma memutar bola matanya.
"Hahaha iya, iya. Lho papamu kemana Menma?" tanya Naruto sebelum menyuapi makanan itu ke dalam mulutnya.
Sebelum Menma menjawab, sosok yang dicari Naruto muncul dengan setelan kemeja yang sudah rapih.
"Kau sudah ingin pergi, Sasuke?"
"Iya. Kurasa aku akan pulang larut malam karena hari ini rumah sakit sedang kekurangan dokter," ucapnya sambil memeriksa isi tas yang akan di bawanya.
Naruto mengangguk mengerti "Hmm... baiklah."
"Aku berangkat dulu, Naruto." Sasuke menghampiri Naruto yang masih duduk di meja makan lalu mengecup bibirnya sekilas. Tak lupa ia kecup kening bocah bersurai hitam yang juga berada disana "Papa pergi dulu. Jagan nakal ya, Menma," ucapnya sambil mengacak surai bocah itu.
"Hati-hati dijalan, papa."
"Jangan lupa makan ya, teme."
Setelah kepergian Sasuke, Naruto dan Menma melanjutkan makannya dengan diselingi obrolan ringan mengenai sekolah Menma.
"Uwaaa sudah jam segini. Ayo cepat Menma nanti kau terlambat." Naruto segera bangun dan membereskan meja makan lalu mengambil kunci mobilnya.
Menma mengekori Naruto keluar rumah lalu mereka masuk ke dalam mobil hitam milik Naruto. Pria bersurai pirang itu langsung menancap gasnya untuk cepat sampai ke sekolah Menma.
"Yap, kita sudah sampai." Naruto melepas setbeltnya lalu mengecup kedua pipi Menma.
"Mama.. tahun depan aku sudah mau masuk SMA, jangan perlakukan aku seperti anak kecil lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Devil
Fanfiction《Sudah Dibukukan》 Uzumaki Naruto memiliki kehidupan yang bahagia. Memiliki hubungan khusus dengan Uchiha Sasuke yang berprofesi sebagai seorang dokter. Mereka saling mencintai satu sama lain. Namun di dalam kebahagian itu terdapat suatu rahasia. Ap...