-11-

5K 628 36
                                    

-11-

Sasuke masih terdiam di tempatnya kemudian ia menggertakkan giginya dengan emosi.

"...jangan coba-coba mendekatiku kalau kau tak ingin mati di tanganku!"

Terngiang ucapan Naruto yang tak disangka oleh Sasuke beberapa saat lalu.

"Sial!!"

Si bungsu Uchiha itu mengacak rambutnya dengan kasar. Ia tak tahu kenapa dirinya membeku di tempat seperti orang bodoh saat Naruto mengucapkan itu dan bahkan melewatinya sambil tersenyum. Sasuke mengangkat kedua tangannya yang nampak gemetar. Apa dirinya takut dengan Naruto saat ini? Dan apakah Naruto yang tadi adalah Naruto yang selama ini dikenalnya?

Sasuke tertawa. Entah apa yang ia tertawakan. Sasuke pun tak sengaja menangkap pantulan dirinya pada sebuah cermin yang ada di kamar itu. Wajahnya terlihat sangat frustasi.

"Jadi... selama ini aku tidak mengenal dirimu yang sebenarnya, huh?"

.

.

.

Complete mission.

Naruto memberikan pesan pada Karin. Tak lama wanita itu pun membalas pesannya dengan sebuah emoticon. Naruto pun memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku celananya. Ia menghela nafas kemudian membuka pintu rumahnya. Masih terlihat lampu dari dalam yang masih hidup, sepertinya Menma belum tidur.

"Tadaima."

"Okaeri, mama." Menma duduk di sofa dan terlihat sibuk membaca buku.

"Belum tidur, Menma?" tanya Naruto sambil berjalan ke arah dapur untuk mengambil minuman.

"Sebentar lagi." Jawab Menma dengan santai.

Naruto kembali dengan membawa minuman kaleng di tangannya. Ia pun duduk di dekat Menma.

"Bagaimana misinya?" tanya Menma tak lama kemudian.

"Berjalan dengan baik." Naruto tersenyum.

Menma yang melihat senyuman Naruto pun merasa ada yang salah. Tapi apa? Apa mungkin karena Naruto masih memaksakan diri untuk tertawa? Uzumaki sudah diajarkan untuk menutupi perasaannya agar mereka dapat bekerja secara professional. Jadi bukan hal yang aneh jika Naruto tersenyum seperti sekarang ini padahal ia dalam masa patah hati.

"Nee... besok..." Naruto kebingungan melanjutkan kalimatnya.

"Kita pindah ke rumah utama, kan?"

Naruto sedikit terkejut Menma sudah mengetahui apa yang ingin disampikannya. Tapi bagaimana dia tahu?

"Karin-san yang mengatakannya padaku," ucapnya seperti tahu apa yang dipikirkan oleh Naruto.

"Eh? Aku kan belum bertanya..."

Menma menaikkan bahunya lalu menghela nafas. "Pertanyaanmu terpampang jelas di wajahmu itu, mama." Ucapnya seraya menutup buku yang ia baca.

Naruto tertawa hambar mendengar ucapan Menma.

"Aku sudah membereskan semua barang-barangku. Tinggal barang-barang mama yang belum karena aku tidak tahu yang mana yang harus dibawa dan yang harus ditinggalkan." Ucap Menma lagi.

Naruto mengangguk dan berucap, "Baiklah aku akan membereskan semua milikku agar besok pagi kita langsung pergi ke rumah utama."

Naruto pun langsung berjalan ke kamarnya untuk prepare.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang