-26-
Shapphire itu memperlihatkan biru indahnya. Mengerjap berkali-kali dan memperhatikan seseorang di sampingnya. Pria bersurai raven itu nampak memejamkan mata dengan wajah damai bagaikan seorang bocah.
Naruto terseyum kecil. Ia mengulurkan tangannya untuk membelai rambut hitam pria tersebut. Ia merasa sudah sangat lama tak melakukan hal manis seperti ini. Tiba-tiba ia teringat dengan ponselnya. Naruto benar-benar melupakan benda kecil itu. Bagaimana jika ada hal penting? Naruto pun mengehela napas saat ia mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas.
"Menma?" Naruto mengerutkan dahinya saat melihat banyaknya panggilan tak terjawab serta pesan yang ditinggalkan dari putra angkatnya tersebut.
Naruto pun berinisiatif untuk menelpon balik Menma. Suara sambungan telepon yang pertanda terhubung mulai terdengar.
"Mama di mana?"
"Menma, setidaknya kau harus mengucapkan selamat pagi padaku," ucap Naruto dengan santai.
"Mama, kau membuatku khawatir. Aku hampir jantungan saat mama tidak mengangkat atau pun membalas pesanku."
Naruto tertawa dan Menma pun bisa mendengar itu dari seberang sana.
"Jadi ada apa, Menma? Apa ada sesuatu yang serius? Tumben sekali kau seperti ini," ujar Naruto sembari memainkan rambut hitam Sasuke yang masih tertidur.
"Sebenarnya aku ingin mengajak mama ke Pulau Bulan Sabit. Tapi sebelum itu aku harus menyelesaikan misiku karena ini adalah salah satu bayaran dari misi tersebut. Apa mama mau ikut? Ah, tidak. Mama harus ikut."
"Tentu saja aku akan ikut kalau Menma yang mengundangku."
"Baiklah. Aku akan menyelesaikan misiku dengan cepat. Ah, mama sekarang ada di mana? Kenapa tidak pulang?"
"Eh? Aku..." Naruto menatap Sasuke yang ternyata sudah bangun dari tidurnya. Ia mencium tangan Naruto dan menatap lembut orang yang dicintainya tersebut.
"Mama?"
"Hm... Iya, Menma. Aku sedang ada misi di luar." Bohong. Tentu saja Naruto tidak akan mengatakan jika ia sedang berada di hotel dengan Sasuke. Ia sangat tahu kalau Menma masih belum mau menerima Sasuke.
"Begitukah? Baiklah. Sampai jumpa, mama."
TUUTT
Telepon pun ditutup oleh Menma.
"Sedang menjalankan misi, huh?" Nada bicara Sasuke seolah meledek Naruto yang terang-terangan berbohong di depannya.
Naruto tidak merespon. Ia hanya menghela napas kemudian berbaring dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Sasuke yang melihat itu pun tertawa pelan. Tingkah Naruto saat ini seperti seorang anak kecil yang sedang kesal akan suatu hal.
"Nee, Naruto..." Sasuke mencoba menarik selimut berwarna cream tersebut, namun Naruto malah semakin erat memegangi selimut lembut itu.
"Naruto," panggilnya lagi. Sasuke pun menyerah untuk menarik selimut tersebut. Ia akhirnya memeluk tubuh Naruto yang terbungkus oleh benda hangat yang pria itu pertahankan. "Apa kau menyesal telah memaafkanku?" tanyanya kemudian.
Surai pirang itu menyumbul dengan gerakan malu-malu dari ujung selimut. Ia menatap Sasuke dalam kemudian menggeleng.
CUP
Sasuke tersenyum lembut pada Naruto setelah dikecupnya kening tan pria tersebut. "Terima kasih. Apa sekarang kita sudah resmi kembali menjadi sepasang kekasih lagi?" tanyanya yang membuat wajah Naruto memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Devil
Fanfiction《Sudah Dibukukan》 Uzumaki Naruto memiliki kehidupan yang bahagia. Memiliki hubungan khusus dengan Uchiha Sasuke yang berprofesi sebagai seorang dokter. Mereka saling mencintai satu sama lain. Namun di dalam kebahagian itu terdapat suatu rahasia. Ap...