-03-

9.1K 803 41
                                    

-03-

Naruto memandangi jemarinya sambil membayangkankan sesuatu.. Ia tersenyum saat mengingat bagaimana cincin silver itu disematkan pada jari manisnya tersebut.

"Jangan senyum-senyum sendiri seperti orang gila, dobe," ledek si raven yang baru saja keluar dari kamar mandi. Terlihat tetesan air yang terjatuh dari surai hitam itu.

"Kemarikan handukmu itu! Kau itu harus mengeringkannya dengan benar, teme." Naruto langsung menarik handuk dari leher Sasuke dan langsung menggosoknya pada rambut yang masih basah itu.

"Naruto."

"Hm?"

"Aku mencintaimu."

Naruto bersemu merah mendengar pernyataan Sasuke. Naruto jadi salah tingkah dan ia mengedarkan pandangannya kemana saja asal tidak pada orang di depannya.

"Ke... kenapa tiba-tiba..."

BUGHH

Sasuke menjatuhkan tubuhnya sambil memeluk si pirang ke tempatnya tidur.

"Hei! Sasu... ke?"

"Malam ini... boleh, kan?" Sasuke menopang tubuhnya dengan kedua tangan sambil menatap bola mata shapphire itu.

Naruto bukan pemuda polos yang tidak mengerti ucapan Sasuke. Apalagi mata itu menatapnya dengan penuh arti. Tentu saja ia tahu apa yang Sasuke maksud.

"Bo... bodoh! Kenapa kau tanya, teme? Biasanya kau kan langsung... ngghh!"

Bibir Naruto sudah dibungkam terlebih dulu oleh si raven. Sasuke mengulum bibir ranum itu dan ia memasukkan lidahnya ke dalam mulut Naruto untuk mengajaknya bermain. Naruto pun dengan senang hati membalasnya.

"Mmnhh..." pagutan singkat itu terhenti. Sasuke melepaskan ciumannya dan menatap Naruto tepat pada sapphire itu.

"Ya kau benar juga. Tapi setidaknya malam ini spesial, kan? Jadi aku harus bertanya terlebih dahulu. Jadi, apa yang kau inginkan, my prince?" Sasuke tersenyum dengan tatapan jahilnya.

Naruto yang sedikit terpancing oleh gairah pun tidak mau kalah. Ia mengalungkan tangannya pada si reven lalu tersenyum.

"Bagaimana jika kukatakan aku menginginkan dirimu?"

Sasuke tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai.

"As you wish my prince."

.

.

.

"Ngh..."

Tangan Naruto meraba kasur di sampingnya. Kosong. Ia pun membuka mata dan mencari keberadaan si raven dan ternyata memang tidak ada. Mata shapphirenya menemukan sebuah memo yang terletak di meja kecil di samping tempat tidur.

Maaf aku tidak membangunkanmu. Ada pasien yang sedang kritis dan dirumah sakit sedang tidak ada dokter.

Jangan marah ya, Naruto sayang.

Melihat catatan itu pun Naruto langsung turun dari kasur dan ternyata hari sudah siang. Setelah membersihkan dirinya alias mandi, Naruto langsung menuruni tangga. Kemudian ia dikejutkan oleh Menma yang menabraknya dengan sengaja ke pelukan Naruto.

"Mama, lihat! Aku memenangkan ini untukmu."

Naruto membelalakkan matanya ketika melihat mendali yang diperlihatkan oleh Menma.

"Kau... kau menang kejuaraan karate tingkat nasional? Dan akan lanjut ke tingkat internasional?"

Bocah itu tersenyum dan mengangguk secara bersamaan.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang