-10-

5.4K 678 63
                                    

-10-

Naruto memejamkan matanya. Ia perlu istirahat untuk meringankan rasa sakit di perutnya. Ia sudah meminum obat beberapa saat yang lalu. Sudah lebih baik dari sebelumnya.

Aku ingin bersamamu selamanya Sasuke.

Apa yang kau katakan? Hal itu sudah pasti kan?

Naruto membuka kembali matanya saat ia mengingat hari ulang tahunnya waktu itu. Ia sadar jika hari ini pasti akan datang. Hari di mana Sasuke meninggalkannya. Padahal ia berharap bisa bersama dengan si bungsu Uchiha itu lebih lama lagi.

BRAAKK

Wanita berkacamata mendobrak pintu kamar Naruto dengan tidak santainya. Ia menemukan pemuda bersurai pirang yang berbaring di kasur dan menatapnya datar.

"Kenapa kau bisa masuk ke sini, Karin?"

"Huh? Tentu saja mudah." Wanita itu masuk dan kini ia duduk di tepi kasur milik Naruto.

"Ah.. aku lupa. Menjebol pintu rumah adalah hal yang mudah dilakukan." Gumam Naruto sambil menatap langit-langit kamarnya.

Karin merogoh sakunya dan mengambil permen di sana. Ia tawarkan pada Naruto permen itu, namun ditolak Naruto dengan gelengannya. Karin pun membuka bunkus permen itu lalu mengemutnya.

"Jadi... mau apa kau ke sini?"

"Aku hanya ingin mengunjungimu.." ucapnya sambil tersenyum. ".. dan menyampaikan sebuah misi untukmu. Tidak mungkin kuberikan yang semacam ini pada Menma kan?" Karin mengeluarkan sebuah kertas kecil yang terlipat dan meletakkannya di atas kasur.

"Kurasa aku akan kembali ke rumah utama," ucap Naruto tiba-tiba.

"Terserah kau saja. Itu kan rumahmu juga. Kembalilah kapan pun kau mau."

Naruto masih tak bergerak. Ia memilih diam menatap langit-langit kamarnya. Karin yang menyadari hal itu pun berdiri dan meninggalkan kamar Naruto. Ia ingin membiarkan Naruto sendiri karena sepertinya itulah yang diinginkan si pirang.

Setelah Karin keluar beberapa saat lalu. Naruto mengambil kertas yang ditinggalkan oleh Karin. Ia pun membukanya dan melihat isinya. Bukan misi berat dan bukan misi pembunuhan. Hanya misi ringan yang menurut Naruto lumayan untuk mengisi waktunya.

"Nanti malam ya. Aku akan tidur sebentar kalau begitu."

.

.

.

"Ada angin apa kau ingin datang ke acara seperti itu, Sasuke?" Itachi menyilangkan kedua tangannya di dada sambil bersandar pada pintu kamar Sasuke yang terbuka.

Sasuke tak menggubris ucapan Itachi. Ia masih sibuk dengan dasi merahnya yang ia lilitkan pada kerah lehernya. Malam ini ia akan menghadiri pesta salah seorang teman lamanya di sebuah gedung yang telah disewa. Pesta itu diadakan karena temannya itu telah mendapatkan proyek besar dan Sasuke pun memilih hadir ke acara itu.

Itachi tersenyum dan berkata, "Disana banyak wanita cantik. Ah, lelaki manis juga banyak. Kau bisa mulai move on kalau kau mau."

"Bisa kau tinggalkan aku sendiri, aniki?" pinta Sasuke dengan nada dingin tanpa menatap kakaknya itu.

Itachi mengangkat bahunya dan pergi tanpa mengatakan apa pun lagi. Namun senyuman terlihat di wajah tampannya itu.

Sejak awal Sasuke sudah berencana untuk datang telat dari waktu mulai acara. Ia malas untuk datang awal pada acara pesta seperti itu. Kalau bukan karena teman pun Sasuke tidak akan datang.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang